Sudahkan anda berolah-raga? Jika
belum, cobalah anda berolah raga. Cukup hanya dengan “berjalan
kaki saja anda sudah dapat menjinakkan 9 penyakit.” Mau tahu
penyakit apa sajakah itu?
1. Menekan Risiko Serangan
Jantung.
Kita tahu otot
jantung membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroner
yang memberinya makan) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darah
tanpa henti. Untuk itu, otot jantung membutuhkan aliran darah yang
lebih deras dan lancar. Berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas aliran
darah ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen otot
jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup
berdegup. Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang
terlatih menguncup dan mengembang akan terbantu oleh mengejangnya
otot-otot tubuh yang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu
melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu !
Hasil akhirnya,
tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel
darah yang bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbatan pembuluh
juga berkurang. Lebih dari itu, kolesterol baik (HDL) yang bekerja
sebagai spons penyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan
berjalan kaki tergopoh-gopoh. Tidak banyak cara di luar obat yang dapat
meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki
tergopoh-gopoh tercatat mampu menurunkan risiko serangan jantung sampai
separuhnya.
2. Mencegah kena stroke.
Kendati manfaat berjalan kaki
tergopoh-gopoh mencegah kena stroke pengaruhnya belum
senyata terhadap serangan jantung koroner, beberapa studi menunjukkan
hasil yang menggembirakan. Tengok saja bukti alami nenek-moyang kita
yang lebih banyak melakukan kegiatan berjalan kaki setiap hari, kasus
stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang.
3.
Menstabilkan berat badan.
Ternyata dengan membiasakan berjalan kaki rutin, laju
metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah kalori terbuang oleh
aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori akan terbakar oleh
meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga kenaikan berat badan tidak
terjadi.
4. Menurunkan berat badan juga.
Ya, selain berat badan dipertahankan
stabil, mereka yang mulai kelebihan berat badan, bisa diturunkan dengan
melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu secara rutin.
Kelebihan gajih di bawah kulit akan dibakar bila rajin melakukan
kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu jam.
5. Mencegah kencing manis
(diabetes)
Ya, dengan
membiasakan berjalan cepat sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar
50 menit, ternyata dapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes
Tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk (National Institute
of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases). Sebagaimana kita tahu
bahwa kasus diabetes yang diatasi tanpa perlu minum obat, bisa
dilakukan dengan memilih gerak badan rutin berkala. Selama gula darah
bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan (brisk walking), obat
tidak diperlukan. Itu berarti bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama
manfaatnya dengan obat antidiabetes.
6.
Mencegah osteoporosis (keropos tulang).
Betul. Dengan gerak badan dan berjalan
cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkan
tulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium gerak badan diperlukan,
selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium dan
vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambat proses osteoporosis.
Tubuh juga membutuhkan gerak badan minimal 15 menit terpapar matahari
pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis. Mereka yang melakukan
gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, sampai usia 70
diperkirakan masih bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang.
7.
Meredakan encok lutut.
Lebih
sepertiga orang usia lanjut di Amerika mengalami encok lutut
(osteoarthiris). Dengan membiasakan diri berjalan kaki cepat atau
memilih berjalan di dalam kolam renang, keluhan nyeri encok lutut bisa
mereda. Untuk mereka yang mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki
perlu dilakukan berselang-seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk
memberi kesempatan agar sendi memulihkan diri. Satu hal yang perlu
diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki: jangan keliru memilih
sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin bertambahnya usia, ruang
sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis, dan cairan ruang
sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah seperti itu perlu dijaga
dan dilindungi agar tidak mengalami goncangan yang berat oleh beban
bobot tubuh, terlebih pada yang gemuk. Bila bantalan (sol) sepatu
olahraganya kurang empuk sepatu gagal berperan sebagai peredam goncangan
(shock absorber). Itu berarti sendi tetap mengalami beban goncangan
berat selama berjalan, apalagi bila berlari atau melompat. Hal ini yang
memperburuk kondisi sendi, lalu mencetuskan serangan nyeri sendi atau
menimbulkan penyakit sendi pada mereka yang berisiko terkena gangguan
sendi. Munculnya nyeri sendi sehabis melakukan kegiatan berjalan kaki,
bisa jadi lantaran keliru memilih jenis sepatu olahraga. Sepatu bermerek
menentukan kualitas bantalannya, selain kesesuaian anatomi kaki.
Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumah
sekalipun, bisa memperburuk kondisi sendi-sendi tungkai dan kaki, akibat
beban dan goncangan yang harus dipikul oleh sendi.
8.
Mengatasi Depresi.
Berjalan
kaki tergopoh-gopoh bisa menggantikan obat antidepresan yang harus
diminum rutin. Studi ihwal terbebas dari depresi dengan berjalan kaki
sudah dikerjakan lebih 10 tahun.
9.
Mencegah Kanker
Bila
kita rajin berjalan kaki, bisa mencegah kanker, setidaknya jenis kanker
usus besar (colorectal carcinoma). Kita tahu, bergerak badan ikut
melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib.
Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran
pencernaan. Studi lain juga menyebutkan peran berjalan kaki terhadap
kemungkinan penurunan risiko terkena kanker payudara.