Sabtu, 09 Maret 2013
GARAM DAN TERANG DUNIA
Dalam masyarakat kuno, Garam berfungsi untuk memurnikan, mengawetkan. Orang Yahudi mengenal 3 istilah yang berhubungan dengan garam. Yaitu :
1. Garam
TUHAN YESUS menjadi jaminan bagi kita, sehingga jaminan itu dapat membuat kita menjadi garam. Oleh karena itu, apabila kita ingin menjadi garam, maka kita jangan sampai terlepas dari pusat (Tuhan Yesus). Pada saat kita terlepas dari Tuhan Yesus, maka kehidupan kita akan menjadi sia-sia.
2. Meletakkan Garam di atas Meja
Di sini, garam berfungsi untuk mengingat kebaikan. Hal inilah yang merupakan simbol orang Yahudi. Jadi, menurut orang Yahudi garam berfungsi sebagai tanda kebaikan.
3. Garam selalu menjadi istilah
Misalnya, pembicaraan orang itu menggarami. Maksudnya, pembicaraan orang itu penuh berkat (menjadi berkat).
PERJANJIAN GARAM
Perjanjian garam adalah perjanjian yang awet / kekal / untuk selama-lamanya. Perjanjian ini diikuti dengan kesetiaan. Hal ini dikarenakan tanpa kesetiaan, maka kita tidak akan dapat menjadi garam.
Ayat - ayatnya :
Bilangan 18 : 19 ( perjanjian garam itu perjanjian untuk selama-lamanya )
Imamat 2 : 13 ( Bubuhi dengan kesetiaan )
Yehezkiel 43 : 24
Markus 9 : 50 (baca)
Apabila tidak ada kebaikan, kesetiaan, berkat, dll, maka garam itu akan menjadi tawar. Hal ini dikarenakan garam merupakan tanda kebaikan. Jadi, kalau tidak ada kebaikan, dll, maka garam menjadi tidak asin lagi ( tawar ).
Matius 5 : 13 – 16 (baca)
Penjelasan :
Ay. 13
“ Kamu adalah garam dunia....”
Kata ‘kamu’ di sini menunjukkan murid. Menurut Matius, kita harus menjadi garam dunia terlebih dahulu, baru kemudian kita bisa menjadi terang dunia. Maksudnya, kita harus menjadi tanda kebaikan di tengah dunia ini. Garam tidak dinikmati oleh garam, tetapi garam itu dinikmati di luar garam. Artinya, kebaikan kita tidak kita rasakan/nikmati sendiri, melainkan bisa dirasakan/dinikmati oleh orang lain.
Ay. 14
“ Kamu adalah terang dunia....”
Kata ‘terang dunia’ di sini menyampaikan bahwa kita harus menjadi terang yang bisa menerangi dunia ini. Oleh karena itu, kita tidak boleh terlepas dari Firman.
Ay. 15
Kata ‘gantang’ menunjukkan kolong, sedangkan ‘kaki dian’ mengacu pada Firman Tuhan.
Ay. 16
Maksudnya, supaya orang dapat mengarahkan pandangannya ke tempat yang terang. Maka dari itu, kita harus menjadi pusat, agar semua orang melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa yang di sorga. Dengan demikian, kita bisa menjadi garam dunia ( dilihat dari perbuatan kita yang baik saat di tengah dunia ) dan terang dunia ( terlihat pada saat kita menjadi pusat dan bisa menerangi dunia ini ).
TERANG
Ayat-ayatnya :
Efesus 5 : 8 ( Anak-anak terang berfungsi untuk menerangi )
Filipi 2 : 5 ( Bintang berarti terang )
Yohanes 8 : 12 ( Yesuslah terang dunia )
KESIMPULAN :
1.Kita harus menjadi garam dunia terlebih dahulu, baru kemudian kita bisa menjadi terang dunia. Artinya, pada saat semua orang bisa mengecap / merasakan / menikmati kebaikan kita, maka pada saat berikutnya kita bisa menerangi dunia ini. Jadi, kita harus jadi berkat bagi orang lain terlebih dahulu, baru kemudian kita bisa menjadi terang bagi dunia ini.
2.Dahulukan kebaikan, baru kemudian sampaikan berita. Contohnya, kalau kita baik, maka berita yang akan kita sampaikan juga baik. Maksudnya, apabila kita berbuat baik kepada semua orang, maka pada saat kita menyampaikan berita, semua orang akan mendengarkan kita.
3.Pada saat orang terpaut dengan TUHAN YESUS, maka orang itu pasti menjadi terang. Hal ini dikarenakan TUHAN YESUS adalah pusat terang ( Yoh 8 : 12 ).