Di Korea Utara masyarakat umum tidak akan merayakan Natal. Natal tidak tercantum dalam kalender-kalender yang dicetak oleh pemerintah. Namun orang-orang Kristen di Korea Selatan terus menerus berdoa dengan giat bagi terbukanya kesempatan untuk menyampaikan Firman Tuhan kepada sanak keluarga mereka di seberang perbatasan negara mereka.
Mereka juga memakai taktik yang kreatif untuk menjangkau orang-orang non-Kristen dan untuk menguatkan iman orang percaya yang harus memelihara hidup iman mereka secara sembunyi-sembunyi. Mereka melepaskan balon-balon bertuliskan ayat-ayat Alkitab. Mereka 'membuang' kantong-kantong plastik yang dipenuhi buku-buku Kristen di teluk dekat perbatasan. Mereka juga membawa Alkitab menyeberang perbatasan Cina-Korea dalam kegelapan malam. Para mitra dari Bible League menjalankan tugas mereka dengan hati-hati sekali.
Salah seorang dari mereka berkata, "Kami sudah menetapkan aturannya tanpa perlu lagi mengucapkan apapun. Saya bawa masuk Alkitab-Alkitabnya melewati perbatasan, dan beberapa orang yang sudah ditetapkan akan menyebarkannya kepada orang-orang Kristen yang membutuhkan. Tapi kita tidak boleh mengucapkan sepatah katapun mengenai hal ini. Ancaman hukuman sangat berat jika tertangkap." Kalau mereka tahu kenapa mereka tetap melakukannya? Karena banyak orang-orang Korea Utara yang saat ini sedang menanti-nantikan datangnya Alkitab mereka yang pertama.
Korea Utara adalah salah satu negara di dunia yang tetap berada dalam keadaan tertindas. Bagi orang-orang Kristen, setiap perayaan gereja harus dilangsungkan secara rahasia, biasanya dalam gereja rumah 'bawah tanah' yang kecil-kecil. Pemimpin partai komunis tidak mentoleransi kehadiran Tuhan.
Mereka menyerukan: "Manusia adalah tuan atas segalanya, manusialah yang memutuskan segala sesuatu." Di ibukota, Pyongyang, orang-orang Korea Utara tetap harus membungkuk kepada patung perunggu dari bekas pemimpin mereka, Kim Il Sung, yang telah meninggal 4 tahun yang lalu. Setiap warga negara, dari pegawai negeri sampai pekerja di sawah, memakai bros pin yang menggambarkan foto Kim Il Sung. Kerinduan akan Firman Tuhan sangat besar. Orang-orang percaya di Korea Utara tidak punya sumber penghiburan dan penguatan yang lain, karena negara diblokir dari semua pengaruh luar.