DAFTAR ISI
- APAKAH KASIH/CINTA ITU?
Ayat Hafalan- Kita Bisa Mempelajari tentang Kasih dari Alkitab
- Gambaran tentang Kasih
- Kasih Merupakan Suatu Proses
- PERNIKAHAN KRISTEN
Ayat Hafalan- Citra Allah
- Diciptakan untuk Tujuan yang Baik
- Mereka akan Menjadi Satu
- Apa yang Salah?
- Penebusan
DOA
A. APAKAH KASIH/CINTA ITU?
Ayat Hafalan:
"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang bergemerincing." 1Ko 13:1.
Manakah di antara pernyataan-pernyataan berikut ini
yang paling sesuai dengan pendapat Anda mengenai arti cinta?
- Rasa tertarik yang kuat akan seseorang.
- Sikap menyayangi dan penuh kelembutan.
- Kerinduan untuk bersama dengan seseorang.
- Sanjungan dan pemujaan terhadap seseorang.
- Nafsu birahi terhadap seseorang.
- Usaha untuk meraih sesuatu yang terbaik untuk seseorang.
- Perasaan senang jika Anda bersama seseorang, atau berpikir tentang orang itu.
Apakah definisi cinta di dalam kamus Anda? Sebagian
besar orang tidak memunyai pengertian yang cukup untuk mengerti arti
kata "cinta" yang sesungguhnya. Seringkali cinta hanya dianggap sebagai
rasa tertarik terhadap lawan jenis. Pendapat-pendapat tentang cinta di
atas banyak dipengaruhi oleh film, televisi, iklan, majalah, buku-buku,
atau komentar-komentar orang di sekitar kita. Sangat penting untuk kita
ketahui bahwa Allah adalah KASIH dan Ia menyampaikan kebenaran-Nya
tentang kasih melalui firman-Nya, yaitu Alkitab. Bacalah: 1 Yoh. 4:7-10,
16-21.
1. KITA BISA MEMPELAJARI TENTANG KASIH DARI
ALKITAB
Mungkin Anda tidak pernah berpikir seperti ini, namun
sesungguhnya seluruh Alkitab adalah sebuah kisah tentang kasih. Alkitab
adalah kisah tentang kasih Allah yang tidak pernah mengecewakan
terhadap umat manusia yang sulit dikasihi. Kasih Allah adalah kasih yang
nyata. Melalui seluruh halaman di Alkitab, kita mendapati bagaimana
Allah dekat, menjaga, merawat dan mengerjakan yang terbaik bagi mereka
yang dikasihi-Nya. Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: "Aku
mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan
kasih setia-Ku kepadamu." (Yer 31:3). Dalam Perjanjian Baru, kita
melihat gambaran kasih Allah yang luar biasa terhadap msnusia. Ini
adalah kasih yang tak terbatas. Kita melihat Allah di dalam Yesus
Kristus, Anak-Nya yang rela menjalani kematian untuk melakukan yang
terbaik bagi mereka yang dikasihi-Nya.
Jika kita mau menyimpulkan semuanya, kita bisa
mempelajari tentang kasih dengan melihat hubungan Allah dengan manusia,
bahwa kasih berarti selalu memberikan yang terbaik kepada orang yang
kita kasihi.
Bacalah Yoh. 3:16 dan Rom. 5:8.
2. GAMBARAN TENTANG KASIH
Kasih di dalam Alkitab bukanlah untuk mendapatkan
sebanyak mungkin dari orang lain, melainkan memberikan semua yang Anda
bisa berikan kepada orang lain. Kasih ini juga bukan untuk mendapatkan
pamrih dari pasangan Anda. Pernyataan yang paling lengkap tentang kasih
dalam Alkitab terdapat di 1 Kor. 13:4-8. Bacalah ayat-ayat tersebut,
renungkanlah tiap tindakan kasih tersebut, dan mulailah berpikir tentang
penerapannya dalam pernikahan.
- Kasih itu sabar. Kasih itu tidak mudah marah, tidak mudah menyerang, tidak mudah sakit hati. Kasih itu memampukan kita untuk bersabar terhadap yang kita kasihi jika kita merasa disalahi, dikritik, atau diabaikan. Kasih akan menunggu untuk melihat efek yang baik dari kesabaran tersebut.
- Kasih itu murah hati. Kemurahan menunjukkan suatu penghargaan. Kemurahan berarti ingin menolong, suatu suara yang merdu, suatu keinginan hati yang ingin selalu memberi.
- Kasih itu tidak cemburu. Kasih bukanlah suatu persaingan dengan orang yang kita kasihi, juga tidak berarti kita iri kalau dia mendapatkan lebih. Kasih bukanlah iri dengan talenta yang dimiliki orang yang kita kasihi, kecakapan memimpinnya, kemampuannya untuk bergaul dengan orang lain atau kemampuannya dalam mengerti firman Tuhan.
- Kasih itu tidak memegahkan diri. Kasih tidak berusaha untuk menonjolkan dan menyombongkan diri sendiri. Tidak juga menganggap diri lebih tinggi dari pasangan kita. Kasih tidak menyombongkan kekuatan sendiri dan juga tidak membesar-besarkan kelemahan-kelemahan dari orang yang kita kasihi.
- Kasih itu tidak sombong. Kasih tidak memunyai sifat menonjolkan diri dalam hati. Kasih tidak berarti mencari perhatian dari kerja keras yang sudah dilakukannya. Kasih itu tidak bersifat menekan, atau sok memerintah.
- Kasih tidak melakukan yang tidak sopan. Kasih tidak berbuat yang tidak sesuai etika, melainkan berbuat dengan kelembutan dan keramahan. Kasih itu menunjukkan rasa pengertian. Kasih itu tidak kasar atau menghina orang lain.
- Kasih itu tidak mencari keuntungan diri sendiri. Kasih itu tidak mengharapkan segala sesuatu dilaksanakan untuk menyenangkannya. Kasih tidak mementingkan segala selalu yang menjadi haknya. Kasih selalu mencari apa yang disenangi orang yang kita kasihi.
- Kasih itu tidak pemarah. Kasih itu tidak mudah tersinggung atau mudah mencari kesalahan. Kasih itu tidak mudah menjadi jengkel jika ada sesuatu yang salah. Kasih itu tidak mudah dikecewakan oleh perbuatan dari orang yang kita kasihi.
- Kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih itu tidak mudah berubah menjadi kepahitan. Tidak mudah mendendam. Kasih tidak menyimpan perasaan yang tidak enak karena perbuatan dari orang yang kita kasihi.
- Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Kasih tidak merasa senang dengan kamalangan yang menimpa orang yang kita kasihi. Kasih berarti tidak bersukacita jika bisa mengatakan, "Lihat, kamu juga tidak sempurna." Kasih memunyai sukacita batin di dalam kebenaran.
- Kasih menutupi segala sesuatu. Kasih menutupi kesalahan dari orang yang kita kasihi. Kasih tidak mencemooh seseorang yang kita kasihi dengan mengatakan kelemahan atau kegagalannya di muka umum.
- Kasih percaya segala sesuatu. Kasih mengatasi segala kecurigaan, kebimbangan atau ketidakpercayaan. Kasih memilih untuk percaya pada sesuatu yang terbaik dari orang yang kita kasihi dan menerima bahwa maksud dan motivasinya adalah murni.
- Kasih mengharapkan segala sesuatu. Kasih tidak membesar-besarkan masalah. Kasih tidak pernah menyerah, tidak pernah putus asa. Kasih selalu mengharapkan yang terbaik dari yang dikasihi.
- Kasih sabar menanggung segala sesuatu. Kasih berarti suatu komitmen. Kasih tetap tegar dalam menghadapi masalah. Kasih mampu bertahan dalam badai penderitaan dan kesukaran. Kasih tetap menjaga hati yang sukacita di dalam pencobaan dan masalah.
- Kasih tidak pernah berkesudahan. Kasih tidak pernah jatuh, tidak pernah berhenti, tidak pernah memilih perceraian sebagai penyelesaian masalah. Kasih selalu menjaga pernikahan supaya pernikahan tetap erat.
3. KASIH MERUPAKAN SUATU PROSES
Meskipun kadang-kadang orang berkata, "Kami sedang
jatuh cinta," tetapi mereka sesungguhnya sudah bertumbuh di dalamnya.
Kasih yang dewasa bertumbuh dari bagaimana cara mendapatkannya sampai
usaha untuk menjaganya dengan sukacita. Satu-satunya cara agar kita bisa
mengalami kasih yang dalam, setia dan bertumbuh dalam pernikahan adalah
dengan mengalami kasih Allah dalam hidup kita sendiri. Kasih Allah bagi
kita turun menjadi kasih di hati kita masing-masing. Renungkan hal ini,
ALLAH MENGASIHI ANDA!
Renungkanlah kasih-Nya, nikmati kasih-Nya, minumlah
sepuas-puasnya dari kasih-Nya, bersyukurlah kepada-Nya karena kasih-Nya.
Maka segera sesudah Anda melakukannya, Anda akan menyerahkan seluruh
hidup Anda kepada-Nya, membiarkan Dia memenuhi dan mengendalikan hidup
Anda melalui Roh Kudus-Nya, membiarkan Dia hidup dalam hidup Anda. Kasih
yang sejati akan mengalir melalui hidup Anda dan pasangan Anda.
Hasilnya adalah pribadi Anda yang baru, yang mengerti bagaimana
mengasihi dengan kepekaan yang paling tinggi dan mulia sesuai dengan
firman Tuhan. Kasih menghasilkan kasih. Allah ingin memakai kasih
semacam ini untuk mengubah pernikahan menjadi suatu hubungan yang indah
sesuai dengan rencana-Nya.
B. PERNIKAHAN KRISTEN
Ayat Hafalan:
"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." (Kej. 2:24)
Pernikahan adalah hubungan seumur hidup antara
seorang pria dan seorang wanita. Pernikahan ini memuaskan beberapa
kebutuhan. Menurut Anda manakah kebutuhan yang benar dalam pernikahan?
- kebutuhan akan mengasihi dan dikasihi,
- kebutuhan akan persahabatan yang dalam, untuk saling berbagi sebagai teman, dan untuk kebutuhan seks,
- kebutuhan untuk menghasilkan anak cucu,
- kebutuhan untuk lepas dari kesendirian.
Pernikahan seharusnya menjadi cerminan dari kasih
yang juga mencerminkan kasih Allah.
1. CITRA ALLAH
Untuk mengerti rencana Allah dalam pernikahan, kita
harus memulai dengan maksud Allah yang sesungguhnya terhadap umat
manusia seperti yang terdapat dalam Kej. 1 dan Kej. 2.
Allah menciptakan kita sesuai dengan citra-Nya,
berupa pria dan wanita. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas
seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka
Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka."
(Kej. 1:26-27).
Manusia adalah makhluk pribadi yang tidak seperti
ciptaan yang lain. Kita memunyai kemampuan yang unik untuk berhubungan
-- hubungan dengan Allah dan hubungan antara satu dengan yang lain.
Allah menghembuskan nafas kehidupan ke dalam manusia dan kita menjadi
makhluk hidup. "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah
manusia itu menjadi makhluk yang hidup." (Kej. 2:7). Sebagai manusia
kita memunyai kemampuan untuk mencerminkan citra Allah yang memiliki
sifat-sifat: berbelas kasihan, baik, sabar, mengasihi, berintelektual,
kreatif dan mengampuni.
Hubungan pernikahan adalah jenis hubungan yang paling
intim di antara semua jenis hubungan antar manusia. Pernikahan mencakup
suatu penyatuan yang misterius dari dua pribadi yang terpisah dengan
suatu cara yang khusus, sehingga mereka menjadi satu. Seorang suami dan
istri berhubungan satu dengan yang lain melalui pengalaman-pengalaman
yang lebih luas dan bermacam-macam jika dibandingkan dengan orang lain.
Hubungan ini menjadi istimewa karena terjadi dalam suatu batasan yang
terbentuk dari suatu ikatan janji seumur hidup antara satu dengan yang
lain. Pernikahan meliputi jangka waktu dari awal tahun kedewasaan, usia
menengah, usia tua dan kematian. Tidak ada hubungan lain yang berkembang
seperti ini yaitu hubungan yang penuh dengan kenangan. Hubungan dengan
teman dan rekan sekerja penting, namun tidak ada hubungan yang melebihi
hubungan pernikahan dalam hal keintiman.
2. DICIPTAKAN UNTUK TUJUAN YANG BAIK
Apakah pemikiran Allah untuk dunia yang Dia ciptakan?
"Allah melihat bahwa semuanya [yang telah diciptakan] itu baik." (Kej.
1:10). Juga bacalah Kej. 1:12, 18, 21, 25 dan Kej. 1:31, segala sesuatu
yang diciptakan Tuhan adalah baik! Namun kemudian kita membaca, "Tuhan
Allah berfirman, tidak baik..." Apa yang tidak baik? "Tidak baik kalau
manusia itu seorang diri saja" Kej. 2:18. Bahkan dengan seluruh dunia
binatang di sekitarnya, manusia masih tetap sendiri.
Kesendirian adalah keadaan dimana seseorang tidak
mendapat kesempatan untuk berbagi, mengerti, mencintai, memercayai
dengan seseorang kepada siapa dia bisa menikmatinya. Seperti itulah
keadaan manusia ketika Allah menciptakannya pertama kali. Meskipun Adam
terutama memerlukan Allah, namun Allah mengatakan bahwa dia juga
memerlukan seorang teman lain. Bacalah Kej. 2:18-24 untuk mempelajari
jawaban Tuhan atas kesendirian manusia.
Kata "penolong" berarti seorang pendukung, rekan
sekerja, atau pasangan. Kata ini tidak sama dengan pembantu atau seorang
yang lebih rendah, tapi berbicara tentang hubungan antar teman yang
setara. Kata "sepadan dengan dia" berarti "sama dengan dia." Ini adalah
semacam hubungan dengan teman yang intim yang dikatakan Allah tidak baik
bagi seseorang jika tidak memilikinya. Dalam pernikahan, si pria bisa
memunyai hubungan yang intim dengan pasangannya yang penuh citra dari
Allah Sang Pencipta seperti dia sendiri. Si pasangan ini akan memunyai
daya kreasi, kepribadian dan pemikiran-pemikiran yang setara dengan si
pria tersebut.
3. MEREKA AKAN MENJADI SATU
"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya
itu, tetapi mereka tidak merasa malu." (Kej. 2:24-25). Ayat-ayat ini
menekankan adanya ciri-ciri yang lengkap dari dua pribadi dalam suatu
pernikahan. Meninggalkan dan keterpisahan dengan ikatan yang lama adalah
penting dalam pernikahan. Dalam istilah meninggalkan, ada aspek sosial
dan hukum dari suatu pernikahan. Tapi, yang lebih penting, ada tindakan
meninggalkan secara emosi dan secara mental. Ikatan yang lama dengan
orang tua, saudara, dan teman tidak diabaikan, namun setelah pernikahan,
janji dan posisi kejiwaan dari seseorang berubah dan ditujukan kepada
ikatannya yang baru.
Terjemahan yang tepat dari bahasa Ibrani untuk
"memisahkan" (dalam bahasa Inggris = cleave) adalah menempel pada yang
lain, atau terikat pada seorang yang lain. Pernikahan tidak boleh
diartikan hanya sekedar selembar kertas yang ditandatangani oleh pendeta
atau petugas yang berwenang. Ini lebih dari sekedar dua orang yang
hidup di bawah satu atap atau tidur di atas tempat tidur yang sama.
Pernikahan harus berarti suatu perpaduan dari dua kepribadian yang
menjadi satu. Dan juga harus terikat dalam sebuah janji antara satu
dengan yang lain, suatu pengungkapan perasaan yang saling menguntungkan
dari dua emosi yang sudah ditetapkan oleh Allah. Tujuannya adalah
kesatuan, keintiman, dan adanya saling berbagi isi hati, perasaan, dan
rahasia pribadi antara satu dengan yang lain tanpa adanya halangan.
Persatuan dari dua jenis kelamin yang berbeda dan
menjadi satu daging semakin memperkuat cinta kasih dan membuatnya
bertumbuh. Persatuan itu juga mendorong cinta menjadi suatu kesetiaan
dan membuatnya bertahan lama. Tindakan dari mengasihi adalah bukan hanya
menerima, tapi juga memberikan rasa aman dalam pernikahan. Hubungan
pria dan wanita yang sudah menjadi "satu daging" adalah merupakan suatu
kesatuan manusia yang seimbang. Segala bentuk persatuan poligami,
pernikahan dengan lebih dari satu pasangan, atau homoseksual tidak bisa
menjadi satu daging seperti yang diciptakan Tuhan. "Tetapi mengingat
bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki memunyai isterinya sendiri
dan setiap perempuan memunyai suaminya sendiri." (1 Kor. 7:2)
4. APA YANG SALAH?
Dengan kembali pada Kej. 1 dan Kej. 2 dan melihat
kembali tujuan Tuhan dalam suatu pernikahan, kita pasti bertanya, "Apa
yang salah?" Dalam rancangan-Nya untuk umat manusia, Allah memberikan
kebebasan yang luas kepada manusia. Allah tidak ingin manusia menjadi
robot yang buta dan tanpa pikiran. Allah menghendaki mereka untuk
kreatif dan menggunakan pikiran mereka, membuat keputusan sebagai hak
mereka, namun tetap ada di dalam batasan umum dari rancangan-Nya.
Bacalah Kej. 1:28-31.
Kitab Kejadian menjelaskan hal ini dengan menunjukkan
bahwa Allah menawarkan semua pohon yang ada di taman, kecuali satu,
sebagai pilihan manusia. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada
manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan
bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah
engkau mati" (Kej. 2:16-17). Berbagai macam kegiatan terbuka bagi umat
manusia selama mereka tetap tinggal dalam maksud Allah yang mencerminkan
sifat sejati dari Allah. Maksud-maksud ini adalah untuk kebaikan dan
keuntungan umat manusia. Namun, mereka memilih jalan mereka sendiri
dengan menolak pimpinan dan persahabatan Allah. Inilah awal dari dosa.
Citra Allah dalam hidup mereka menjadi rusak, menimbulkan akibat yang
sangat terasa dalam semua hubungan.
Akibat-akibat ini dimulai dalam pernikahan. Setelah
jatuh dalam dosa pria dan wanita berhenti bersikap terbuka satu dengan
yang lain dan dengan Tuhan. "Maka terbukalah mata mereka berdua dan
mereka tahu, bahwa mereka telanjang ..., bersembunyilah manusia dan
isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman."
(Kej. 3:7-8). Mereka juga mendapati keirihatian di antara anak-anak
mereka. "Tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya.
Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram." (Kej. 4:5).
5. PENEBUSAN
Dosa manusia memerlukan penebusan untuk memulihkan
ciptaan dan hubungan yang sudah rusak. "Dia yang tidak mengenal dosa
telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah." (2 Kor. 5:21). Bacalah Rom. 5:6-15; 1 Kor.
15:45-50. Kristus datang untuk memulihkan keberadaan manusia yang telah
rusak ketika terpisah dari Allah. Hanya dengan mengijinkan Kristus
memulihkan kehidupan kita, maka citra Allah bisa terlihat kembali dalam
kehidupan manusia. Pemulihan citra akan menjadi sempurna ketika Kristus
datang kembali, namun dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa kita harus
memulainya dari sekarang, khususnya untuk suatu hubungan dalam
pernikahan. Orang-orang percaya mengharapkan pertolongan Allah yang
penuh dengan anugerah untuk memulihkan "kesatuan kasih" dalam kehidupan
pernikahan mereka.