DAFTAR ISI
- PEMILIHAN
Ayat Hafalan- Bagaimana Ishak Mendapatkan Seorang Istri
- Menghadapi Kesulitan-Kesulitan
- Menikmati Berkat-Berkat Allah
- Pertanyaan-Pertanyaan
- PASANGAN
Ayat Hafalan- Dalam Perjanjian
- Akibat Dosa
- Kedatangan Yesus
- Tanggung Jawab Timbal balik
- Sebuah Tim
- Pemberian Total
- Kepribadian yang Baru
DOA
A. PEMILIHAN
Ayat Hafalan:
"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?" (2 Kor. 6:14)
Bagaimana saya menemukan pasangan yang sesuai untuk
saya?
Bagaimana saya tahu jika saya sudah menemukan
pasangan yang sesuai?
Mencari kehendak Tuhan dalam mencari pasangan adalah
langkah pertama untuk membentuk suatu pernikahan yang berhasil. Pelajari
dan ikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan Alkitab. Petunjuk yang
paling penting terdapat dalam 1 Kor. 10:31. Aku menjawab: "Jika engkau
makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang
lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah". Paulus
mengharapkan kita untuk melakukan segala sesuatu dalam hidup ini demi
kemuliaan Tuhan. Tentu saja pernikahan juga seharusnya membawa kemuliaan
bagi Tuhan. Kita diberikan janji dalam Ams. 3:5-6, "Percayalah kepada
TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu
sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan
jalanmu." Kita harus memercayai Allah, mengenal Dia, memandang
kepada-Nya dan bukan kepada diri kita sendiri dalam mencari hikmat dan
pengertian. Maka Ia berjanji akan membuat jalan kita lurus dan
menunjukkan kepada kita jalan kebenaran.
Apakah bagian kita dalam memilih pasangan yang Allah
inginkan bagi kita? Kita perlu memerhatikan prinsip-prinsip yang akan
menolong kita memilih dengan bijaksana. Akankah Allah ingin kita memilih
pasangan yang tidak mengenal dan menghormati Dia? Perintah dalam
Perjanjian Baru adalah "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak
seimbang dengan orang-orang yang tak percaya." (2 Kor. 6:14). Sebagai
seorang Kristen, kita harus mengetahui tanpa ragu-ragu bahwa yang sesuai
dengan Allah haruslah seorang Kristen juga. Kej. 24 menceritakan suatu
cerita dalam memilih pasangan hidup. Kita bisa melihat cerita tersebut.
1. BAGAIMANA ISHAK MENDAPATKAN SEORANG ISTRI
Abraham sudah tua. Dia mengatakan kepada pembantu dan
kepala pelayannya, Eleazar, yang bertugas mengurusi semua miliknya,
untuk pergi ke negerinya dan memilih istri yang sesuai untuk Ishak. Dia
harus memilih wanita di antara bangsanya sendiri, yang adalah penyembah
Allah. Abraham berdoa supaya Eleazar mendapatkan petunjuk Tuhan.
Ketika Eleazar tiba di kota Nahor di Mesopotamia dia
segera berdoa kepada Allah seperti ini, "Tuhan, Allah tuanku Abraham,
buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih
setia-Mu kepada tuanku Abraham. Di sini aku berdiri di dekat mata air,
dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba
air. Kiranya terjadilah begini: anak gadis kepada siapa aku berkata:
Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab:
Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum - dialah kiranya yang
Kau tentukan bagi hamba-Mu, Ishak." (Kej. 24:12-14).
Sebelum dia selesai berdoa, Ribka datang dengan
buyung di atas bahunya. Eleazar berkata kepadanya, "Tolong beri aku
minum air sedikit." "Minumlah." Kata Ribka, "Dan aku akan memberi minum
unta-untamu juga."
Ketika Ribka sudah selesai, Eleazar memberikan
kepadanya sebuah cincin emas, "Siapa ayahmu?" tanya Eleazar. Kakeknya
adalah saudara Abraham! Eleazar sangat takjub dan bersyukur kepada
Tuhan. Dia berlutut saat itu juga dan menyembah Allah. Allah sudah
melakukan itu, persis seperti yang diinginkan Abraham, sama seperti yang
didoakan oleh hamba tersebut. Allah sudah mengijinkan Eleazar menemukan
istri yang sempurna bagi Ishak.
"Ini adalah dari Tuhan. Jadilah seperti yang
dikehendaki-Nya. Ribka, maukah engkau pergi beserta orang ini dan
menikah dengan Ishak?" Tanya ibu dan saudaranya. "Mau" jawabnya.
Eleazar, Ribka dan orang-orang yang beserta dengan dia berjalan pulang.
Ketika mereka sudah dekat, Ribka melihat seorang pria berjalan di padang
dan bertanya, "Siapakah orang itu?" Ya, pria tersebut adalah Ishak.
Cerita tersebut diakhiri dengan menceritakan bahwa Ishak mengambil Ribka
sebagai istrinya dan dia mengasihi istrinya tersebut.
Apakah Allah menghargai kepercayaan Abraham dan
Eleazar kepada-Nya?
2. MENGHADAPI KESULITAN-KESULITAN
Memilih pasangan hidup dapat membawa kita ke dalam
keadaan yang sulit. Renungkanlah kejadian-kejadian berikut ini dan
tulislah menurut Anda bagaimana seorang Kristen yang sedang mencari
kehendak Allah harus berbuat:
- Seseorang mencoba untuk memaksa Anda menikah sehubungan dengan penglihatan atau mimpi yang dia katakan berasal dari Tuhan.
- Seseorang mengatur sebuah pernikahan bagi Anda. Mungkin karena ketidakcocokan, waktu, atau situasi mengharuskan kita menikah dengan seseorang yang tidak sesuai dengan pilihan kita.
Ingatlah, bahwa orang Kristen harus lebih mentaati
Allah daripada manusia. Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab,
katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia."
(Kis 5:29). Ceritakan kepada orang-orang yang bersangkutan mengenai
perasaan Anda. Lakukan itu dengan seramah dan selembut mungkin. Mintalah
keberanian dan kekuatan dari Allah untuk menghadapi ketidaknyamanan
sekarang, daripada menyebabkan banyak orang tidak bahagia karena
terpaksa menerima suami atau istri yang tidak kita pilih.
3. MENIKMATI BERKAT-BERKAT ALLAH
"Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik,
diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN;
maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah
hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan ia akan bertindak."
(Maz. 37:3-5). Daud sang pemazmur, memberikan tiga tindakan yang akan
kita lakukan dalam berhubungan dengan Allah. Pelajarilah hal-hal
tersebut dan tulislah dibawah ini.
Salah satu hasil dari ketaatan ini adalah, "dan Dia
akan memberikan kepadamu kehendak hatimu." Rencana Allah untuk
pernikahan Anda adalah bagian dari rencana-Nya untuk hidup Anda.
Berusahalah untuk mengikuti kehendak-Nya setiap hari. Dia akan
menunjukkan kepada Anda kehendak-Nya untuk pernikahan Anda.
4. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Marilah kita melihat beberapa pertanyaan yang sering
ditanyakan orang tentang memilih pasangan hidup.
- Di mana saya akan bertemu dengan calon pasangan hidup saya? Anda mungkin bertemu dengannya di sekolah, di gereja, di pertemuan keluarga, atau di tempat yang lain. Tapi ingat, jangan mencari di tempat yang salah. Para pembimbing dan orang Kristen yang sudah dewasa dapat membantu dengan mengatur kegiatan-kegiatan dimana anak-anak muda bisa berkumpul bersama.
- Apa yang akan saya rasakan jika saya bertemu dengan pribadi yang khusus ini? Kita akan tertarik pada seluruh keberadaannya, penampilannya, kerohaniannya, sifat dan ketulusannya, kepandaiannya, dan banyak pengalaman atau karunia yang sudah Tuhan berikan, bahkan kelemahannya. Janganlah memilih pasangan hidup karena simpati, atau karena mengharapkan keuntungan atau materi, juga janganlah karena alasan atau motivasi yang salah. Dasar daripada pernikahan adalah komitmen, bukan hanya hidup bersama; meskipun demikian, jauh lebih mudah jika misalnya memunyai kesenangan yang sama dan secara alamiah dapat saling mendapatkan kebahagiaan dari pasangannya.
DIA MAMPU UNTUK MEMIMPIN ORANG-ORANG YANG BERKENAN
KEPADA-NYA
UNTUK BISA BERTEMU DI TEMPAT DAN WAKTU YANG TEPAT.
UNTUK BISA BERTEMU DI TEMPAT DAN WAKTU YANG TEPAT.
Pemilihan pasangan hidup menempati urutan kedua
setelah keputusan untuk menerima atau menolak Yesus. Tuhan akan memimpin
pengambilan keputusan yang berat ini jika kita mengikuti
prinsip-prinsip yang sudah diberikan-Nya kepada kita:
- Memilih seseorang yang juga seorang Kristen.
- Mengikuti pimpinan Tuhan daripada menerima pilihan orang lain.
Rencana Allah untuk memilih pasangan hidup merupakan
bagian rancangan-Nya bagi hidup kita secara keseluruhan.
B. PASANGAN
Ayat Hafalan:
"Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan. Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah." 1 Kor. 11:11-12
Allah memilih untuk menciptakan dua jenis kelamin.
Setiap pribadi menjadi sempurna di dalam Kristus. "Dan kamu telah
dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa."
(Kol 2:10). Allah menghendaki supaya pria dan wanita saling melengkapi
dalam pernikahan. Mereka dipersatukan bersama untuk membentuk suatu
kesatuan pernikahan. Setiap pribadi yang disatukan dalam pasangan akan
membawa masing-masing suatu nilai tambah, tindakan untuk memperkaya dan
memperbaiki.
1. DALAM PERJANJIAN
Pengajaran Alkitab mengenai pernikahan menyebutkan
bahwa pernikahan adalah berarti pasangan, suatu ikatan janji antara dua
orang. Ini adalah suatu persetujuan yang secara bebas dibuat ketika
seseorang memberikan dirinya kepada pasangannya. "Kekasihku kepunyaanku
dan aku kepunyaan dia." (Kid. 2:16). Tema yang dikidungkan di seluruh
Kidung Agung adalah suatu perasaan saling menyukai yang besar antara
suami istri. Sukacita, semangat dan kesukaan yang saling dibagikan
muncul dalam setiap paragraf. Dalam pernikahan, terjadi persatuan jiwa
dengan jiwa, tubuh dengan tubuh. Tidak ada pasangan yang bebas terhadap
yang lain. Mereka saling memerlukan. Namun demikian, dalam Tuhan tidak
ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan.
Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula
laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari
Allah. 1 Kor. 11:11-12. Tiap jenis kelamin memunyai penghargaan yang
sama dan memunyai nilai yang unik di hadapan Allah. "Dalam hal ini tidak
ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka,
tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di
dalam Kristus Yesus." (Gal. 3:28).
2. AKIBAT DOSA
Dosa mengakibatkan rusaknya rencana Allah. Laki-laki
dan perempuan melupakan bahwa hubungan antara pasangan adalah setara.
Suami mulai menjadi pasangan yang berkuasa, dan penghormatan sang istri
tidak lagi ditunjukkan.
3. KEDATANGAN YESUS
Tuhan Yesus membawa rencana yang baru. Ini
betul-betul mengembalikan rencana Allah yang sebenarnya. Paulus
menyatakan. "Tidak ada lagi Yahudi atau Yunani, budak atau orang
merdeka, pria atau wanita, karena kamu semua adalah satu di dalam
Kristus." (Gal. 3:28). Petrus memerintahkan sang suami untuk menghormati
istrinya sebagai kawan ahli waris dari Kerajaan Allah (1 Pet. 3:7).
Dalam kekristenan, penghargaan wanita yang terlupakan diterangi kembali
dan nilai-nilai mereka dinyatakan. Kristus mengembalikan kepada
laki-laki suatu karunia yang berharga yaitu memimpin sang istri sebagai
pasangan yang penuh. Istri bukan hanya penolong bagi suaminya dalam
kehidupan sekarang ini, namun juga merupakan kawan ahli waris bersamanya
dari hidup yang kekal.
4. TANGGUNG JAWAB TIMBAL BALIK
Dalam kekristenan sang suami dan istri masing-masing
memunyai hak untuk mendapatkan kesetiaan yang penuh dari pasangannya.
"Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah
kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan
dihakimi Allah." (Ibr. 13:4). Beberapa kelompok masyarakat hanya
mengharapkan kesetiaan pihak istri, namun standar Tuhan adalah kesetiaan
oleh kedua pihak. Suami dan istri dipanggil untuk saling mengasihi.
"Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya." (Ef. 5:25). "Dan dengan
demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan
anak-anaknya..." (Tit. 2:4). "...Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada
yang lain di dalam takut akan Kristus." Ef. 5:21 menyatakan tanggung
jawab dari sikap saling taat. Yaitu tiap pihak secara sukarela dan
mengasihi mau taat terhadap yang lain. Ketaatan yang bersifat timbal
balik ini memberikan kepada suatu keluarga dasar yang kuat.
5. SEBUAH TIM
Sebuah pernikahan dimana tiap pihak mengenal nilai
dan penghargaan dari pasangannya akan menghasilkan hubungan yang paling
indah. Tiap pihak dapat menggunakan sumber, hikmat, atau pertolongan
dari pasangannya. Pasangan yang bisa saling menikmati satu dengan yang
lain sebagai teman dapat menemukan kesukaan yang besar dalam kebersamaan
mereka. Waktu untuk berdoa, berbicara dan membaca bersama akan
memperkaya hidup mereka. Pergi ke berbagai tempat bersama dan saling
berbagi pengalaman akan memberikan kepada mereka suatu ikatan yang kuat.
Hal-hal yang sederhana dalam hidup akan membawa arti yang dalam ketika
dibagikan kepada yang lain. Rencana Allah untuk Adam dan Hawa
bersama-sama untuk "Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi
dan taklukkanlah itu" dan bersama-sama memerintah atasnya (Kej. 1:28).
"Salam kepadamu dari jemaat-jemaat di Asia Kecil.
Akwila, Priska dan jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah
salam kepadamu." (1 Kor. 16:19). Juga bacalah Kis. 18:1-4 dan Rom.
16:3-5. Ayat-ayat ini memberikan contoh-contoh yang baik tentang
hubungan pernikahan. Priskila dan Akwila disatukan dalam kasih dan dalam
pelayanan mereka terhadap Tuhan. Mereka juga bekerja bahu membahu
sebagai pembuat tenda. Mereka juga pasangan dalam mengajar firman Tuhan.
6. PEMBERIAN TOTAL
Paulus melihat adanya kesetaraan antara hubungan
suami istri. Bacalah 1 Kor. 7:3-5. Apakah suami istri diharapkan
memunyai keinginan seks? Apakah tubuh masing-masing merupakan milik
pasangannya? Saat Anda membaca ayat-ayat tersebut, apakah Anda
memerhatikan bahwa Paulus menekankan akan adanya saling memberi antara
suami istri? Bacalah Ef. 5 untuk mempelajari cara yang baru bagaimana
seharusnya sepasang suami dan istri berhubungan. Ketakutan ataupun
tugas-tugas yang menjengkelkan janganlah menjadi motivasi untuk istri.
Melainkan, dia memberikan dirinya sendiri "seperti kepada Tuhan." Hal
itu berarti memberi tanggapan dengan kasih, sukacita, dan kesenangan
hati. Dapatkah sang suami menyayangi istrinya? Dalam hubungan yang baik,
tiap pihak terus-menerus memberi dan menerima kasih seperti kasih
Kristus. Ini merupakan pengalaman bertumbuh bersama. Kasih Kristus
adalah kasih yang tanpa syarat; kasih tersebut menerima, memerhatikan,
mengampuni dan mengasihi, bahkan ketika orang lain sepertinya sudah
tidak mungkin dikasihi.
7. KEPRIBADIAN YANG BARU
Pernikahan atau hubungan suami istri menciptakan
pribadi ketiga yang muncul dari persatuan tersebut. Jika dahulu mereka
berpikir "aku" dan "milikku," pasangan suami istri sekarang berpikir
"kami" dan "milik kami." Mereka mulai mengembangkan suatu kosa kata dan
rencana yang bersifat kerjasama. Jika yang satu merasa pedih, maka
keduanya merasa terluka, jika yang seorang bersukacita, maka keduanya
akan bahagia. Tidak ada hubungan antara manusia yang lain yang demikian
rumit namun saling menguntungkan.