DAFTAR ISI
- ORANG TUA DALAM RUMAH TANGGA KRISTEN
Ayat Hafalan- Karunia Tuhan
- Rencana Untuk Mereka
- Mengajar Mereka
- Merawat dan Memelihara Mereka
- Mengasuh Mereka
- Membimbing Mereka
- Bersaksi bagi Mereka
- Mengasihi Mereka
- ANAK-ANAK DALAM KELUARGA KRISTEN
- Ketaatan
- Kasih Allah Kepada Anak-Anak
- Allah Ada di Atas Para Orang tua
- Ketika Anak-Anak Menjadi Dewasa
DOA
A. ORANG TUA DALAM RUMAH TANGGA KRISTEN
Ayat Hafalan:
"Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitlah amarah di hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." Ef. 6:4.
1. KARUNIA TUHAN
Anak-anak yang diberikan kepada suami dan istri
merupakan karunia Tuhan. Ketika Esau bertanya kepada Yakub tentang
orang-orang yang bersama-sama dengan dia, Yakub berkata bahwa mereka
adalah "Anak-anak yang telah dikaruniakan Allah kepada hambamu ini."
Kej. 33:5. Beberapa tahun kemudian, ketika Yusuf ada di Mesir, dia
menunjukkan dua anaknya kepada Yakub yang sudah tua dan berkata, "Inilah
anak-anakku yang telah diberikan Allah kepadaku di sini." Kej. 48:9.
Pemazmur menulis,"Sesungguhnya anak-anak lelaki
adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu
upah." Maz. 127:3. Dalam Perjanjian Lama, orang-orang umumnya hanya
berbicara tentang anak-anak lelaki. Mereka kadang-kadang melupakan nilai
dari anak-anak perempuan. Kristus datang ke dunia dalam bentuk manusia
untuk memulihkan umat manusia ke dalam rencana Allah yang mula-mula.
Sungguh dalam Kristus "tidak ada laki-laki atau perempuan" Gal. 3:28.
Karunia Allah adalah anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan.
Renungkan kembali tentang rencana Allah yang indah
dalam pernikahan antara seorang pria dan wanita yang saling mengasihi
dan menghormati Tuhan. Ingatlah kembali bahwa anak-anak adalah merupakan
karunia Tuhan. Tuhan memberikan karunia berupa anak-anak di dalam
beberapa rumah tangga; di beberapa rumah tangga yang lain yang juga
dikasihi-Nya, Dia memberikan karunia yang lain. Kita akan mempelajari
lebih banyak tentang rumah tangga tanpa anak dalam pelajaran berikutnya.
Sekarang marilah kita mempelajari tanggung jawab dari orang tua
terhadap anak-anak sebagai karunia yang indah.
2. RENCANA UNTUK MEREKA
Tanggung jawab apa yang dimiliki oleh orang tua dalam
merencanakan besar kecilnya keluarga mereka? Apakah mereka seharusnya
memunyai anak sebanyak mungkin menurut kekuatan tubuh mereka? Dalam
beberapa masyarakat tradisional, tiap keluarga ingin memunyai anak
sebanyak mungkin. Anak-anak merupakan kebanggaan keluarga; mereka
diperlukan sebagai para pekerja. Banyak anak yang meninggal sebelum usia
dewasa. Ada banyak faktor di Indonesia sekarang yang membuat pemerintah
memikirkan program yang sungguh-sungguh mengenai keluarga berencana.
Hal ini termasuk perlunya memikirkan tingginya biaya untuk membesarkan
dan menyekolahkan anak-anak yang sering tidak sebanding dengan
pendapatan keluarga. Angka kelahiran yang tinggi juga telah menambah
masalah di Indonesia, misalnya kelaparan, kekurangan gizi, terbatasnya
sekolah dan pengobatan, dll.. Alkitab memerintahkan untuk bertanggung
jawab dalam merencanakan keluarga yang baik. "Tetapi jika ada orang yang
tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu
murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman." (1 Tit. 5:8).
Orang tua Kristen perlu berdoa untuk mempertimbangkan jumlah anak yang
bisa mereka asuh.
Seorang penulis dari Afrika, John S. Mbiti,
mengatakan, "menjadi orang tua adalah suatu tanggung jawab yang besar.
Anda melecehkan kesempatan dan kepercayaan itu jika Anda menjalaninya
dengan ceroboh, jika Anda menjalankannya dengan cara dimana Anda hanya
membuat anak-anak merana, lapar, berpakaian yang tidak layak, tidak
berpendidikan, dan merasa rendah diri di masyarakat. Hal utama yang
harus diketahui orang tua sekarang ini adalah berapa jumlah anak yang
bisa diasuh dengan layak sehingga nantinya menjadi pribadi yang sehat,
bahagia, berkembang dengan baik, dan bisa menjadi bagian yang memberkati
masyarakat dan bangsa."
3. MENGAJAR MEREKA
Supaya bisa diterima masyarakat dan bangsa dengan
baik, orang tua Kristen hendaknya membimbing perkembangan anak-anak
mereka ke dalam jalan-jalan Tuhan. "Sebab Aku telah memilih dia, supaya
diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya
tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan
kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa
yang dijanjikan-Nya kepadanya." (Kej. 18:19). Ayat ini menyebutkan
tentang perintah Allah yang harus diikuti Abraham sehingga Allah dapat
membawa Abraham ke tanah yang sudah dijanjikan-Nya. Apakah dua hal yang
harus dilakukan anak-anak dan seisi rumah Abraham dilakukan untuk
"berjalan menurut jalan Tuhan?"
Mungkinkah Allah membuat bangsa yang besar dari
anak-anak Abraham jika mereka tidak melakukan yang benar dan adil?
Bagaimana mungkin anak-anak Anda menggenapi rencana Allah bagi mereka
jika Anda tidak mengajarkan kepada mereka untuk menurut jalan-jalan
Tuhan? Tuhan memberikan janji ini: "Didiklah orang muda menurut jalan
yang patut baginya maka pada masa tuanya ia tidak akan menyimpang dari
jalan itu." (Ams. 22:6).
"Sesungguhnya diantara mereka yang dilahirkan oleh
perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes
Pembaptis." kata Yesus (Mat. 11:11). Bacalah Luk. 1:6 untuk mempelajari
macam lingkungan rumah tangga yang disediakan Zakharia dan Elisabet bagi
Yohanes. Dapatkah Anda mengikuti contoh yang diberikan Zakharia dan
Elisabet? Alkitab mengatakan bahwa mereka "keduanya adalah benar di
hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan
dengan tidak bercacat."
4. MERAWAT DAN MEMELIHARA MEREKA
Alkitab memberikan perintah yang khusus kepada orang
tua. Paulus menggambarkan hubungannya dengan orang-orang Kristen di
Korintus dengan mengatakan, "Karena bukan anak-anak yang mengumpulkan
harta untuk orangtuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya." (1
Kor. 12:14). Paulus mengatakan bahwa dengan sukacita ia akan memberikan
apa yang dia punya untuk orang-orang Korintus. Haruskah orang tua
mempunyai permintaan terhadap anak-anaknya yang menyebabkan kesulitan
keuangan yang besar? Permintaan-permintaan tersebut termasuk pesta,
pesta pernikahan, hadiah yang mahal, dll.. Sebagai orang yang baru
dewasa, Anda mungkin tidak bisa mengubah cara yang dipakai orang tua
Anda. Tapi Anda harus belajar mengikuti ajaran-ajaran Kristen ketika
Anda menjadi orang tua.
5. MENGASUH MEREKA
Paulus memberikan suatu perintah yang pasti kepada
para orang tua. "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di
dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan
nasihat Tuhan." Ef. 6:4.
Musa telah memimpin bangsa Israel sampai diusia
tuanya. Dalam pidato perpisahannya, dia memberikan perintah yang
terakhir dari Tuhan. Bacalah Ul. 6 untuk mempelajari perintah-perintah
yang penting ini. Bagaimana bangsa Israel mengatakan kebenaran-kebenaran
ini kepada anak-anak mereka? Lihatlah ayat Ul. 6:6-9.
Ayat Ul. 6:4 memberikan perintah Allah yang Agung.
Saat Anda membaca ayat Ul. 6:7 carilah beberapa "waktu untuk pengajaran
firman Allah" yang bisa dipakai oleh seluruh keluarga untuk mengajar
anak-anak. Perhatikan bagaimana Allah menjadi pusat bagi keluarga pada
masa itu. Anak-anak diajarkan tentang Firman Tuhan dengan rajin dan
rutin.
6. MEMBIMBING MEREKA
Luk. 2:52 menyebutkan kepada kita bahwa Yesus "makin
bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah
dan manusia." Dengan menggunakan empat bidang berikut ini, pikirkanlah
sikap-sikap dan kecakapan-kecakapan yang ingin anak-anak Anda miliki
jika mereka dewasa nantinya. Bagaimana cara terbaik yang bisa Anda
tempuh untuk mengembangkan kecakapan dan sikap mental anak-anak?
Pendidikan apa yang Anda inginkan bagi anak-anak Anda? Pikirkanlah juga
perkembangan secara fisik. Apa yang perlu diketahui anak-anak Anda
mengenai tubuh mereka agar mereka bisa memperlakukan tubuh mereka dengan
benar sebagai Bait Roh Kudus? Apa yang perlu diketahui, dialami,
dilakukan anak-anak untuk bisa bertumbuh secara rohani? Apa yang
seharusnya menjadi ciri hubungan mereka dengan Allah? Bagaimana mereka
perlu berhubungan dengan orang lain - dengan orang Kristen dan
non-Kristen?
7. BERSAKSI BAGI MEREKA
Ceritakan pada anak-anak Anda tentang pekerjaan Tuhan
dalam hidup Anda. Ceritakan kepada mereka pada waktu Tuhan menyembuhkan
Anda, atau ketika Allah dengan ajaib menyediakan makanan bagi Anda saat
Anda tidak mempunyai uang. Ceritakan kepada mereka bagaimana perbuatan
Tuhan selama ini kepada Anda. Maz. 78:4, "Kami tidak hendak sembunyikan
terhadap anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan
yang kemudian puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya dan perbuatan-
perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya." Ambil Alkitab Anda sekarang
dan bacalah Maz. 78:1-7. Ceritakan tentang kebaikan Tuhan kepada
anak-anak Anda. Maka, mereka juga akan menaruh kepercayaan mereka
terhadap Tuhan.
8. MENGASIHI MEREKA
Tunjukkan kedekatan Anda kepada anak-anak. Jika
mereka melakukan sesuatu yang baik, berikan pujian, ungkapkan, "Aku
mengasihi engkau," dalam perkataan dan perbuatan. Dorong dan bimbing
serta ajar mereka secara pribadi. Ada saatnya tiap orang tua meluangkan
waktu sendiri dengan tiap anaknya.
Ajarkan kepada anak-anak Anda tentang firman Tuhan
dan berdoalah dengan anak-anak Anda. Firman Tuhan dapat memberikan
hikmat kepada anak-anak Anda menuju kepada keselamatan melalui iman
dalam Yesus Kristus.
B. ANAK-ANAK DALAM KELUARGA KRISTEN
Ayat Hafalan:
"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian." Ef. 6:1
"Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu. Tambatkanlah senantiasa semuanya itu pada hatimu, kalungkanlah pada lehermu." Ams. 6:20-21. Allah memberikan kepada Musa sepuluh perintah, ya hanya sepuluh peraturan yang paling penting untuk menuntun hidup kita. Perintah yang kelima adalah, "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." Ul. 5:16. Paulus menyebutkan perintah ini dengan suatu janji, Ef. 6:2.
1. KETAATAN
"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala
hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan." (Kol. 3:20). Alasan apa
yang diberikan oleh Paulus agar mentaati orang tua dalam segala hal?
"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan,
karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu - ini adalah suatu
perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu
berbahagia dan panjang umurmu di bumi." (Ef. 6:1-3). Paulus menuliskan
ayat-ayat ini dalam sebuah surat ketika dia sudah tua dan ada di dalam
penjara. Dia bukanlah seorang penjahat; dia salah satu murid Tuhan Yesus
yang sejati. Paulus melayani dengan nasihat-nasihat yang penuh kasih
kepada semua orang. Dalam tes ini dia mengikutsertakan anak-anak dan
orang tua. Bacalah Rom. 1:30 dan 2 Tit. 3:2. Apakah Anda memerhatikan
bahwa ketidaktaatan kepada orang tua adalah termasuk sebagai dosa yang
paling jahat? Baik ayah maupun ibu, keduanya harus dihormati.
2. KASIH ALLAH KEPADA ANAK-ANAK
Kasih Allah kepada anak-anak merupakan alasan yang
utama mengapa Dia menekankan ketaatan kepada orang tua. Tuhan berfirman
kepada kita untuk menghormati orang tua, "supaya kamu berbahagia dan
panjang umurmu di bumi." Ef. 6:3. Anak-anak tidak bisa secara alamiah
mengetahui untuk "menolak yang jahat dan memilih yang baik." Mereka
mesti bertumbuh dalam hikmat ini, mereka mesti diajarkan pengetahuan
ini. Orang tua adalah guru kedua yang penting setelah Tuhan sendiri.
Bacalah masa kecil Yesus dalam Luk. 2:41-51. Sebagai anak kecil,
bagaimana Yesus melaksanakan perintah taurat yang kelima ini?
Ef. 5 berbicara tentang para istri yang harus
merendahkan diri/taat kepada suami mereka. Dalam Ef. 6, suami dan istri
sekarang disebut orang tua. Anak-anak hendaknya mentaati orang tua
mereka. Tidak ada keterangan yang menyebutkan bahwa salah satu orang tua
berhak atas penghormatan yang lebih besar dari yang lain.
3. ALLAH ADA DI ATAS PARA ORANG TUA
Kis. 5:29 menunjukkan suatu masa dimana ditunjukkan
sikap agar kita lebih mengasihi Tuhan dari pada yang lain. "Kita harus
mentaati Allah lebih daripada manusia" Jika orang tua kita meminta agar
kita berbuat yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, kita harus
mentaati Allah. Allah berbicara kepada anak-anak, dan kehendak Allah
harus menjadi yang pertama, bahkan sebelum kehendak orang tua. Samuel
hanyalah seorang anak kecil ketika dengan cara yang ajaib Tuhan datang
pada malam hari di tempat tidurnya dan berbicara kepadanya. Lihatlah
dalam 1 Sam. 3.
Bahkan ketika maksud untuk mentaati Tuhan
bertentangan dengan kehendak orang tua, kita tidak boleh begitu saja
meremehkan keinginan orang tua kita. Kita harus berusaha sedemikian
untuk mencapai suatu persetujuan. Kita tidak boleh marah terhadap
mereka, atau membuat mereka marah. Kita hendaknya menunjukkan kepada
mereka segala bentuk kasih dan penghormatan meskipun mereka menentang
kehendak Tuhan.
Petrus mengingatkan kepada kita bahwa seorang Kristen
harus rendah hati dalam semua hubungan. "Demikian jugalah kamu, hai
orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua,
rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: 'Allah menentang
orang-orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.'"
(1 Pet. 5:5). Ketika kehendak orang tua bertentangan dengan perintah
Tuhan, seorang Kristen memilih jalan Tuhan dengan kelembutan dan
kerendahan hati.
4. KETIKA ANAK-ANAK MENJADI DEWASA
Orang dewasa pun harus terus menghormati orang tua
mereka. Seorang anak yang telah dewasa mungkin hidup jauh dari orang tua
dan harus membuat sebagian besar keputusan sendiri. Perpisahan ini
dapat menyebabkan kekuatiran bagi orang tua mereka. Mereka mungkin akan
merasa ditinggalkan atau bahkan ditolak kalau anak-anak mereka yang
telah "modern" tidak menjaga suatu hubungan yang dekat. Selalu ada
perbedaan dalam tiap generasi dari umat manusia. Hal ini nyata khususnya
di negara-negara dimana gaya hidup berubah dengan cepat. Anak-anak yang
sudah dewasa perlu untuk menjaga hubungan yang dekat dengan orang tua
mereka, untuk memberitahu mereka bahwa mereka masih dikasihi dan
dihormati.
Usia tua sering membawa masalah yang memerlukan
perhatian yang penuh kasih dari anak-anak yang sudah dewasa. Dalam Mark.
7 Yesus menegur para pemimpin agama pada masa itu karena melaksanakan
tradisi mereka namun tidak betul-betul memerhatikan kebutuhan orang tua
dan menghormati mereka. Di dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara
ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat
ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada
ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya:
"Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia dalam rumahnya
(Yoh. 19:25-27). Ayat ini menceritakan bagaimana Yesus membuat suatu
rencana untuk merawat ibunya bahkan ketika Dia hampir mati di atas kayu
salib. Seperti Yesus yang menunjukkan penghormatan dan perhatian untuk
ibunya selama hidupnya, orang-orang Kristen saat ini perlu memegang
perintah Tuhan untuk menghormati orang tua mereka.