Ada seorang
badut yang terkenal. Setiap sirkus itu ada di tempat, yang selalu ditunggu oleh
para penonton adalah acara dari si badut itu! Dari penampilannnya saja para
penonton sudah terhibur dan tertawa terus. Pada suatu saat, sirkus itu
kebakaran. Si badut lari-lari di jalan sambil berteriak, ”Kebakaran, kebakaran!
Tolong, tenda sirkus kami kebakaran!” Banyak orang yang terbangun dan melihat
si badut berlari-lari kesini kesana sambil berteriak. Mereka semua tertawa dan
bertepuk-tangan, menikmati penampilan dan ”acara kejutan” dari si badut. Tidak
ada yang percaya akan kata-katanya, bahwa sirkus kebakaran. Mengapa? Karena
ternyata si badut itu masih berpakaian badut... dan seluruh tenda sirkus pun lenyap
dimakan api.
Demikian juga pengajaran kita
sebagai orang tua, pendidik, gembala... kata-kata hilang kuasanya apabila tidak
didukung kesaksian-hidup dan tingkah laku yang konsekwen.
”Mereka takjub mendengar
pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak
seperti ahli-ahli Taurat” (Markus 1:22).