Sebagai
imam baru, saya pernah diundang untuk menjadi
pembicara
di salah satu Persekutuan Doa yang terkenal dan jumlah
anggotanya
cukup banyak. Di depan gedung dimana “Life in the
Spirit
Seminar” itu diselenggarakan, ada spanduk yang
dibentangkan.
Disitu tertulis dengan huruf yang berukuran agak
besar
“JESUS IS LORD,” tetapi dibawahnya ada tulisan juga yang
hurufnya agak lebih besar
lagi, “SPEAKER: FR. NOEL VILLAFUERTE SDB.” Wow. jantung saya tiba-tiba berdebar
dan ego saya melompat-lompat! Apalagi pada saat saya melihat sekilas dari
belakang panggung betapa penuh sesak aulanya dengan orang-orang yang datang mau
mendengarkan dan melihat seorang pastor muda yang baru ditahbiskan! “It’s showtime!” saya berkata di dalam hati.
Namun memang Tuhan itu selalu punya cara untuk menegor dan menyadarkan anak-Nya
yang sombong dan tidak tahu diri. Tiba-tiba entah karena cuaca atau apa, suara
saya hilang! Air putih, jus jeruk, vitamin C, permen mint dan macam-macam obat
lain lagi dimasukin di tenggorokan saya, tetapi tak ada satupun yang bisa
menolong! Suara saya tetap tidak keluar. Akhirnya, karena acara tidak bisa
ditunda lagi maka ada seorang pastor senior yang baik hati yang menggantikan
saya secara darurat! Sementara di pojok sebuah ruangan, dengan kepala tertunduk,
saya berdoa di dalam hati, “Maafkan
hamba-Mu, ya Tuhan, dan terima kasih! Aku mengerti apa yang Kau ingin
sampaikan.” Dan
saya mengambil keputusan pada saat itu juga: “Mulai saat ini nama saya tidak akan pernah tampil lagi lebih
besar daripada YESUS ADALAH TUHAN!”
Waktu Yesus masuk ke
Yerusalem, seperti dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama, Ia mengendarai seekor
keledai. Saya mau ber-fantasi sedikit dan membayangkan pengalaman serta
perasaan si keledai itu. Pasti dia sangat bangga pada Penumpangnya... ini
bukanlah orang biasa... ini adalah Yesus dari Nazaret, Guru yang terkenal di
seluruh bangsa! Tetapi pada saat orang banyak yang sangat besar jumlahnya
menghamparkan pakaiannya di jalan dan ada pula yang memotong ranting-ranting
dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan, jantungnya mulai berdebar dan
egonya melompat-lompat! “Wow!
Lihat semua perhatian dan penghormatan yang orang banyak ini berikan kepada
SAYA!” Baru dia
sadar akan kebodohannya pada saat Yesus itu sudah turun, dan orang
berbondong-bondong mengikuti-Nya kemana saja, sedangkan dia itu ditinggalkan
dan tak diperhatikan lagi!
Ternyata
orang yang suka meninggikan diri dan menganggap diri
lebih
besar daripada Tuhan tidak jauh beda dari seekor keledai!
Oleh
karena itu, Yesus mengajak kita, Marilah kepada-Ku... dan
belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut
dan rendah
hati. “Tuhan, berikanlah kepadaku hati yang baru...
hati yang
lembut dan
taat, serta kesadaran bahwa aku ini hanyalah alat-Mu
yang
tak berguna bagaikan seekor keledai. Amin