Jumat, 23 November 2012

KEJAHATAN ANANK2 ELI

Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka t
idak mengindahkan TUHAN” (I Samuel 2:12).

“Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya” (I Samuel 3:7-10).

Saya hampir memberi judul khotbah ini, “Anak-Anak Geraja dan Luar Gereja.” Samuel yang masih muda adalah orang luar yang masuk ke dalam Kemah Suci. Sementara “anak-anak gereja” yang telah lama ada di dalam adalah Hofni dan Pinehas, keduanya adalah putra imam Eli. Mungkin Anda berpikir bahwa saya terlalu keras pada anak-anak gereja. Namun ingatlah, riset George Barna menunjukkan bahwa 88% dari anak-anak muda yang tumbuh di gereja meninggalkan gereja sebelum usia dua puluh lima tahun, “dan tidak pernah kembali lagi.” Sejak hanya 1 dari 10 anak-anak gereja yang bertahan setelah mereka mandiri, saya pikir ini secara sempurna tepat bila kita membandingkan dengan Samuel untuk seorang muda yang masuk ke dalam gereja dari dunia, beroleh keselamatan, dan melayani Tuhan dengan setia sampai akhir hidupnya. Jadi khotbah ini akan mengkontraskan orang dari luar gereja yang diselamatkan dengan “anak-anak gereja” yang tidak bertobat. Jika Anda adalah orang baru, yang baru masuk ke dalam gereja dari dunia ini, Anda akan mau mendengarkan khotbah ini dengan seksama. Jika Anda adalah “anak-anak gereja” yang belum diselamatkan – yang telah ada di gereja ini untuk waktu yang lama – khotbah pagi ini seharusnya memperingatkan Anda – walaupun saya pikir bahwa kebanyakan dari Anda mungkin tidak mau mendengarkannya, karena kelihatannya Anda telah menyerah bagi Allah.
Itulah apa yang terjadi pada Pinehas dan Hofni, anak-anak Eli. Ayah mereka telah menjadikan mereka para imam di Kemah Suci. Namun mereka adalah orang-orang yang belum bertobat. Alkitab berkata, “Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN” (I Samuel 2:12). Dr. McGee berkata, “Anak-anak Eli adalah ‘anak-anak Belial,” yang berarti anak-anak jahat. Mereka belum diselamatkan. Di sini mereka, para putra imam besar ini, berkeliaran di sekitar kemah suci dan lebih-lebih melayani di sana! (J. Vernon McGee, Th.D., Thru the Bible, Thomas Nelson Publishers, 1982, volume II, hlm. 127; catatan untuk I Samuel 2:12).
Jangan pernah melupakan anak-anak muda yang tumbuh di gereja namun masih perlu dipertobatkan. Anak-anak Eli tidak memiliki pengalaman persekutuan dengan Allah secara pribadi. Mereka tidak pernah dengan serius memikirkan Allah. Alkitab berkata, “Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: ‘Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!’, itulah seluruh pikirannya” (Mazmur 10:4) – dalam semua pikirannya tidak ada ruang untuk Allah! Itulah cara hidup dari Hofni dan Pinehas. “Mereka tidak mengenal Tuhan” – dan mereka bahkan tidak tertarik untuk mengenal Tuhan! Tidak ada ruang untuk Allah dalam pikiran mereka. Mereka tinggal di Kemah Suci. Ayah mereka mengenal Tuhan. Namun dua anak ini adalah orang-orang terhilang, orang-orang yang belum diselamatkan, “orang-orang dursila [yang] tidak mengindahkan Tuhan.” Mereka adalah manusia duniawi yang hanya berpikir tentang apa yang dapat mereka peroleh, dan mereka tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan (I Samuel 2:22). Dalam pikiran mereka tidak ada ruang untuk Allah. Ketika ayah mereka, yaitu Eli mencoba untuk memperbaiki mereka, “Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka” (I Samuel 2:25). Allah telah memberikan mereka berlimpah kesempatan untuk bertobat, namun sekarang Tuhan telah menyerah atas mereka,
“Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk...” (Roma 1:28).
Anda hanya dapat seperti itu dengan terus menolak Roh Kudus. Allah berfirman, “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia” (Kejadian 6:3). Akan datang waktunya ketika Allah akan menyerah atas Anda. Kemudian Anda tidak akan mendengar khotbah dan bertobat. “Tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka.”
Saya sedang berbicara tentang “anak-anak” gereja sekarang, anak-anak muda yang telah bertumbuh di gereja ini tanpa pernah dipertobatkan. Apa yang saya juga terapkan kepada anak-anak muda yang datang ke gereja ini, namun segera menjadi sama seperti anak-anak gereja ini. Saya melihat sebuah foto dari anak-anak muda seperti ini beberapa waktu yang lalu. Beberapa dari antara mereka tumbuh di gereja ini. Yang lain datang dari luar, namun menjadi seperti anak-anak gereja ini. Waspadalah tentang siapa yang Anda tiru! Itu tidaklah cukup datang ke gereja dengan membawa Alkitab (Scofield Bible). Anda harus menghindari anak-anak muda di gereja ini yang tidak mengindahkan Tuhan! Anda harus “keluar dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan” (II Korintus 6:17). Samuel ada di Kemah Suci bersama dengan Hofni dan Pinehas, namun ia tidak memiliki persekutuan dengan mereka. Bahkan walaupun mereka sama-sama ada di Kemah Suci, bahkan tidak ada catatan bahwa Samuel berbicara dengan mereka! Jika ia melakukannya, paling tidak ada catatan singkat tentang itu. Pisahkanlah diri Anda dari anak-anak gereja yang masih duniawi! “Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan.”
Sekarang satu kata untuk anak-anak gereja yang belum bertobat. Apakah Anda memiliki ruang untuk Allah dalam pikiran Anda? Apakah Anda berpikir tentang Allah ketika Anda sendirian? Ingatlah, ini hanya ketika Anda sendirian baru dapat diperhitungkan. Ya, Anda mungkin bicara tentang Allah ketika Anda ada di gereja. Namun apakah Anda berpikir dengan serius tentang Allah ketika Anda sendirian? Apakah Anda pernah merasa bersalah ketika Anda sendirian – mengetahui bahwa Allah telah melihat dosa-dosa Anda? Atau Anda seperti Hofni dan Pinehas, tidak pernah berpikir dengan serius tentang Allah?
Malam ini saya akan berkhotbah tentang pertobatan Adoniram Judson (1788-1850), misionaris pertama ke Burma (Klik di sini untuk membaca khotbah ini). Ayahnya adalah seorang pendeta. Ia tumbuh di gereja. Namun Allah tidak nyata baginya. Semua yang pernah ia pikirkan adalah tentang Allah ayahnya. Ia tidak memiliki kesadaran tentang Allah sendiri, sampai ia sedang sendirian di suatu malam, jauh dari rumahnya. Ia sama seperti Yakub. Sendirian di suatu malam, di luar di padang gurun, Allah tiba-tiba menjadi nyata baginya. Dan Yakub berkata, “Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya. Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga” (Kejadian 28:16-17).
Ketika saya masih berusia 15 tahun saya lari dari kuburan terbuka nenek saya, jauh ke atas pegunungan. Saya jatuh tersungkur ke tanah, terengah-engah, berkeringat dan sambil menangis. Dan Allah datang, dan saya benar-benar menyadari kehadiran-Nya yang sangat menakutkan. Saya dapat berkata seperti Yakub, “Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya. [dan aku] takut.” Saya masih belum bertobat setelah itu. Namun saya merasakan Allah Yakub. Apakah Anda pernah memikirkan tentang Allah Yakub yang agung dan mengerikan ketika Anda sedang sendirian? Apakah Anda pernah merasakan kesalahan Anda ketika Anda sedang sendirian – mengetahui bahwa Allah Yakub yang menakutkan telah melihat dosa-dosa Anda? Jika Anda tidak pernah merasakan sesuatu seperti itu tentang Allah, bagaimana Anda dapat dipertobatkan? Alkitab berkata, “Barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada” – bahwa Ia sungguh-sungguh ada! (Ibrani 11:6). Dan saya tidak sedang berbicara tentang Allah “Sekolah Minggu” yang ramah. Oh, tidak! “Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan!” (Ibrani 12:29). Seperti Musa, Anda harus menjadi sadar akan “Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Dan Musa menutupi wajahnya; karena ia takut memandang Allah” (Keluaran 3:6). Hanya ketika Anda merasakan realitas Allah ketika Anda sedang sendirian, dan takut memandang Dia, Anda akan benar-benar terbangun dan menginsafi dosa Anda. Luther berkata,
Jika Anda mau dipertobatkan, Anda perlu dibuat menjadi ketakutan, yaitu, bahwa Anda memiliki hati nurani yang diperingatkan (What Luther Says, Concordia Publishing House, 1994 edition, hlm. 343; catatan untuk Mazmur 51:13).
Itulah apa yang terjadi pada Adoniram Judson muda ketika ia sedang sendirian dalam kegelapan. Pikiran-pikiran tentang kematian di tengah malam, dan mayatnya yang membusuk, dan kekekalan, telah memenuhi pikirannya dengan kengerian. Jangan singkirkan pikiran-pikiran seperti itu dari pikiran Anda. Perkuat pikiran-pikiran seperti itu. Tinggallah di dalamnya. Biarkanlah pikiran-pikiran ini menakutkan Anda, dan mengguncang Anda, memperingatkan dan menakutkan Anda. Tanpa pernah memiliki pikiran-pikiran seperti itu Anda tidak akan pernah menemukan damai dengan Allah melalui korban Darah Kristus!
Namun Hofni dan Pinehas tidak pernah merasakan keinsafan seperti itu. Mereka “adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN.” “Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka.”
Betapa berbedanya ini dengan Samuel yang masih kecil! Ia bukan “anak gereja.” Ibunya menitipkan dia untuk tinggal bersama dengan Eli di Kemah Suci. Ia adalah seorang anak yang sensitif, jauh dari rumahnya. Ketika larut malam Allah memanggil dia.
“Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah. Lalu TUHAN memanggil: ‘Samuel! Samuel!’, dan ia menjawab: ‘Ya, bapa’” (I Samuel 3:2-4).