Senin, 29 Agustus 2011

KESAKSIAN DARI KALIMANTAN


Beberapa hamba Tuhan yang kami support berada di pegunungan sekitar wilayah Kalimantan Selatan tetap melayani Tuhan dengan berani, sekalipun mereka melayani dengan fasilitas serba terbatas dan medan pelayanan mereka memiliki tingkat kriminalitas sangat tinggi. Di sana sering terjadi perampokan dan pembunuhan dengan cara mutilasi.\ 
Komitmen mereka kepada Tuhan sangat kuat sehingga kondisi di atas tidak membuat mereka gentar sedikitpun. Mereka melayani dengan pendekatan mengajar membaca dan menulis serta berhitung dengan harapan dapat memberantas  buta huruf sekaligus menanamkan nilai-nilai kekristenan sejak dini. Penghulu (tokoh masyarakat) menolak pelayanan mereka bahkan pemerintah setempat sampai saat ini  tidak mengeluarkan surat ijin operasional walaupun hanya untuk pendirian Taman Kanak-Kanak karena mereka takut terjadi proses Kristenisasi. 
Suatu hari mereka menemui seorang anak sekitar usia 12 tahun, dia tidak dapat membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia dengan baik, menurut penuturan warga setempat anak ini adalah anak angkat seorang kepala suku yang terkenal sangat sakti dan paling ditakuti di daeraha tersebut. Pada setiap upacara adat di desa tersebut anak ini sering dipersembahkan kepada dewa mereka, pada waktu anak tersebut kerasukan dewa maka warga setempat menyambut kehadiran sang dewa kemudian mereka meminta sedekah dan perlindungan kepada dewa yang telah merasuki anak tersebut.
Yesus Kristus menampakkan diri kepada anak tersebut melalui mimpi dan berkata: “Bertobatlah sebelum kamu menyesal karena dosamu.” Sekarang anak ini sudah bertobat dan menerima Isa Almasih sebagai Juruselamat pribadi dan memberi diri untuk dibaptis. Kami mengajar anak tersebut membaca dan menulis bahasa Indonesia juga menanamkan nilai-nilai Kekristenan serta berdoa bagi kerohaniannya. Setelah dapat membaca dengan lancar, anak inipun gemar membaca Alkitab, ayat emasnya adalah Maz 92:13. Berdoalah bagi Marela supaya Tuhan memakai hidupnya menjadi berkat bagi sukunya.


PRIA SEJATI - ARTIKEL


Merupakan hal biasa bila suami dan istri dalam sebuah keluarga memiliki penghasilan sendiri-sendiri. Keduanya bekerja untuk menafkahi keluarganya sehingga keduanya merasa memiliki andil dan kedudukan yang sama dalam keluarga. Larut dalam kesibukan, terkadang mereka lupa, siapa yang seharusnya menjadi pemimpin dalam sebuah keluarga.
Kealpaan seorang pemimpin dalam keluarga terkadang bisa menyebabkan pertengkaran atau saling melempar tanggung jawab. Begitu juga bila keduanya (suami-istri) merasa menjadi pemimpin, tidak jarang yang berakhir dengan perceraian. Keegoisan dan keyakinan diri dalam masalah ekonomi, membuat mereka berani melanggar janji pernikahan.
Pemimpin adalah seorang yang patut untuk diikuti dan dipatuhi. Pemimpin yang akan bertanggung jawab dan menuntun serta membuat keputusan dalam hidup ini. Seorang ayah atau pria dalam sebuah keluarga adalah pemimpin.
Walaupun dalam budaya beberapa daerah mengatakan lain, pria tetap dikodratkan untuk menjadi pemimpin.
Dalam melakukan hal ini, kaum pria dituntut harus tegas. Bukan kasar, tapi tegas. Kepemimpinan di dalam rumah tangga ada di tangan kaum pria yang memiliki sikap tegas sekaligus sikap lembut. Ada keseimbangan, karena itu adalah kunci dari kehidupan.
Begitu juga terhadap anak-anak, hadiah atau imbalan harus seimbang dengan hukuman, perhatian harus seimbang dengan pukulan, dan pujian atau penghargaan harus seimbang dengan teguran.
Mungkin ada yang mengatakan salah akan ketegasan ini. Ada pemikiran yang mengatakan kita harus tetap sabar atau bersikap halus, tetapi kadang kehalusan sikap malah seringkali membunuh kita. Sekali waktu, kita juga harus belajar untuk bisa menjadi tegas terhadap orang lain dan diri kita sendiri.
Kasih sayang, hawa nafsu, dan keinginan, semuanya harus diuraikan dalam konteks kedisiplinan, termasuk kasih. Atau kita mengasihi sesuatu yang kelak akan membunuh kita. Kedisiplinan membutuhkan ketegasan.
Di samping ketegasan, seorang pria juga harus mampu membuat keputusan.
Kalaupun keputusan tersebut salah atau cacat, akuilah dan jangan diulangi lagi. Belajarlah dari hal tersebut dan lakukan sesuatu dari pengalaman itu.
Menangisi sesuatu yang telah terjadi, hidup dengan rasa penyesalan, atau mengingat kesalahan masa lalu adalah tindakan salah.

Ketegasan, keputusan dan kepemimpinan adalah ciri seorang pria yang sejati.
Para wanita ingin suaminya menjadi pembuat keputusan. Tetapi, keputusan yang keluar dari seorang pemimpin, bukan dari seorang diktator. Ada perbedaan besar di antara kedua kata tersebut. Diktator membuat keputusan berdasarkan pilihan, atau kepuasan pribadi, tetapi pemimpin membuat keputusan berdasarkan pada apa yang terbaik bagi pengikutnya.
Di balik keputusan tersebut, ada tanggung jawab. Kaum pria memiliki tanggung jawab utama atas keputusan yang mereka perbuat.
Inti dari kedewasaan adalah menerima tanggung jawab yang demikian. Dan, kedewasaan adalah inti dari kesempurnaan Anda sebagai seorang pria sejati.
Pemikiran populer sekarang ini mengatakan bahwa kedewasaan datang dengan bertambahnya usia. Itu tidak benar. Anda bisa saja tua dalam usia, tetapi kedewasaan datangnya dari penerimaan tanggung jawab –dalam semua aspek kehidupan.
Menurut Louise Cole dalam bukunya "Kesempurnaan Seorang Pria", terdapat cukup banyak anak-anak di Amerika yang melarikan diri dari rumahnya.
Anak-anak tersebut, katanya, hanyalah meniru orang tuanya yang juga melarikan diri –yang paling sering adalah ayahnya. Di California, sedikitnya terdapat 400 ribu kaum wanita yang hidup sendiri dengan anak-anaknya karena suami mereka melarikan diri dari rumah.

Keempat ratus ribu kaum pria California ini tidak dapat, tidak ingin, atau tidak pernah memilih untuk menerima tanggung jawab menjadi suami atau ayah.
Dan, mereka mengingkari janji pernikahan.

Dahulu, kata perceraian menjadi sebuah kata yang mengerikan. Sekarang ini, perceraian sudah menjadi hal yang biasa. Perceraian biasanya digunakan untuk menghindari tanggung jawab.
Banyak pria yang berganti dari satu wanita ke wanita lainnya, dari satu tempat ke tempat lainnya, sambil memproklamirkan diri sebagai seorang pria "macho" yang terkenal. Kemampuan untuk menjadi seorang ayah, bukanlah hal yang penting dalam membuktikan kepriaan.
Dengan begitu, sesungguhnya, mereka tergolong masih kekanak-kanakan, tidak  dewasa di dalam roh, dan pemikiran, hidup dalam kehidupan yang lemah, tidak  menentu, dangkal dan tanpa karakter.
Beberapa pria telah menjadi dewasa ketika berumur tujuh belas tahun, sementara yang lain baru dewasa di usia tujuh puluh tahun kerena umur tidak bisa menentukan kedewasaan seorang pria. Kedewasaan bisa diukur dari kepemimpinan, ketegasan, keputusan dan tanggung jawab yang mau dipegangnya.

PENYEMBAH DALAM ROH DAN KEBENARAN


Joh 4:23  Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Saya mendengar Allah berkata, “Saat engkau mencurahkan kepadaKu, Akupun akan mencurahkan kepadamu.” Ia berkata, “Bukankah FirmanKu berkata, ‘Carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya? Saat engkau menyembahKu, engkau mengijinkanKu untuk memenuhimu dengan kebenaranKu. Dan saat Aku memenuhimu dengan kebenaranKu, Aku akan membuat jadi “benar” dari segala sesuatu yang telah “salah” dan engkau pasti menuai buah “kebenaranmu” itu.
Aku berkata, pelajarilah tentang rahasia di kamar tersembunyi; pelajarilah semua tentang Aku. Pelajarilah bahwa Aku telah membangun baitKu dan ketahuilah bahwa Aku akan berdiam di atas umatKu, karena itu janganlah keluar-masuk, tetapi masuklah. Karena Aku sedang melatihmu dan membangkitkanmu dimana engkau akan menjadi penyembah yang dapat menyembah di dalam Roh dan Kebenaran – di dalam Roh FirmanKu, di dalam Roh kuasaKu, di dalam Roh semua yang telah Kutetapkan dan Kuperintahkan untuk menjadi bagianmu, untuk menjadi orang yang berdiam di dalam FirmanKu dan FirmanKu diam di dalammu – dimana engkau akan ‘bercampur’ dengan RohKu dan FirmanKu. Karena itu Aku berkata, ‘Sembahlah Aku di dalam Roh dan di dalam Kebenaran.’
“Aku mengetahui segala luka yang telah engkau alami, Aku tahu semua kesesakanmu, kekhawatiranmu, segala penyakitmu, keraguan, beban dan ketidakpercayaan-mu, dan bahwa Aku lebih dari sanggup untuk menjadi Penanggung Semua Bebanmu itu. Tapi bagaimana Aku dapat menanggung bebanmu jika engkau tak datang kepadaKu? Bukankah FirmanKu telah berkata, ‘Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaKu’? Karena itu jauhkanlah kekuatiranmu dari tempat penyembahanmu, mendekatlah terus kepada hadiratKu; karena saat engkau menabur di dalam penyembahanmu, engkau akan menuai jawaban doamu.
“Engkau tidak sendirian di dalam peperanganmu, hanya Aku sedang membangkitkanmu dan melatihmu untuk tahan berdiri di hadapanKu”

“Perhatikanlah FirmanKu, bukanlah Aku telah memerintahkan umat pilihanKu, Israel, untuk selalu datang dengan memuji dan bernyanyi di dalam hati mereka? Bahkan meski mereka sedang tidak menerima jawaban atas permintaan-permintaan mereka karena Aku lebih menyukai ketaatan daripada korban persembahan. Bukankah Aku telah memintamu untuk datang ke dalam hadiratKu dengan pujian dan pengucapan syukur? Hal itu berarti pada setiap waktu, di saat engkau sedang sendirian; di saat engkau sedang bersama-sama dan pada saat Aku menyuruhmu untuk berkumpul, Aku akan mencurahkan RohKu ke atasmu. Karena Aku sedang mencari mereka yang sungguh-sungguh haus dan mau datang dan minum di hadiratKu, sehingga mereka kemudian akan menjadi pembawa hadiratKu kemanapun mereka pergi.
“Maka mulai sekarang ini Aku akan menegakkan kepalamu. Naikanlah ucapkan syukur, sebab saat engkau menyembahKu, para malaikat akan menari. Sekarang Kukatakan kepadamu, engkau akan mulai menuai jawaban doamu yakni bagi mereka yang telah bertekad untuk membuang segala sakit hati, kepedihan, kemarahan terpendam, segala kekecewaan, ketakutan, ketidakpercayaan, semua luka-luka … dan berfokus hanya kepadaKu. Aku sedang membangkitkan tentaraKu yang militan akan FirmanKu dan akan memiliki suara penyembahan dalam bibir mereka. Saat  sangkakala dibunyikan, mereka takkan mendengarnya sebagai suatu suara yang asing, sebaliknya mereka akan mengenalinya sebagai nafas malaikat yang sedang meniupkan sangkakala dimana arus peperangan sedang berbalik dan mereka akan mengetahui bahwa mempelaiKu pasti melihat jawaban doanya. Karena Aku bukanlah Allah yang tertidur tetapi Akulah adalah Allah yang selalu berjaga agar setiap FirmanKu terlaksana dengan sempurna dan Aku memintamu untuk tetap berdiri teguh.
“Saat engkau tetap berdiri teguh, Aku ingin engkau mengetahui bahwa Kristus Yesus di dalammu juga berdiri. Engkau tidak berdiri sendirian di tengah peperangan yang engkau alami, namun Aku sedang membangkitkanmu dan melatihmu untuk tahan berdiri di hadapanKu. Ketika musuh tiba, ia takkan mendapati lagi tempat pijakan di dalammu, tapi ia akan mendapati bahwa Akulah yang berdiri, ia akan menjadi gemetar dan pergi. Penyembahan mengalahkan peperangan, penyembahan memperkatakan yang baik dan membangun, penyembahan adalah awan kemuliaan yang engkau ciptakan di setiap nafas, bibir dan langkahmu. Belajarlah untuk mengalir bersama awan kemuliaan, karena disanalah terletak jawaban doamu pada saat engkau meninggikanTuhan Yesus sebagai Raja , kemuliaan-Allah akan turun meliputi engkau.  












KESAKSIAN HIDUP EV. ISAAC FEINTEIN



Isaac Feinstein adalah seorang Yahudi Rumania, seorang evangelis yang aktif dan perintis gereja. Ia juga menjabat sebagai editor pada sebuah majalah Kristen. Para rekan sekerja menggambarkannya sebagai seorang yang berkhotbah dengan penuh semangat dan seorang pemuji hebat yang mampu menarik banyak orang saat berkhotbah.
Feinstein berumur 37 tahun ketika Perang Dunia II pecah. Pada saat itu, ia akan memimpin konferensi di Jassy, Rumania. Kota Jassy berada dalam keadaan gawat darurat. Kemudian ia mengunjungi temannya di Bucharest. Temannya menasihatinya supaya ia tidak kembali ke kota Jassy.
Feinstein tetap pada keputusannya kembali ke kota Jassy. "Tugas seorang gembala adalah mati bersama dombanya. Saya tahu mereka akan membunuh saya, tetapi saya tidak dapat meninggalkan saudara saya. Saya akan kembali ke Jassy."
Beberapa hari kemudian, pembunuhan secara besar-besaran terjadi di Jassy. Istri Feinstein adalah seorang warga Swiss, ia menceritakan kepada anak-anaknya tentang apa yang terjadi terhadap suaminya. Pada pagi hari, ada suara ketukan yang keras di depan pintu rumah mereka. Setelah dibukakan pintu, mereka masuk dan mengepung Feinstein dan kemudian menangkapnya. Seorang penangkapnya berkata, "Ia akan segera kembali."
Nyonya Feinstein mencium suaminya, kemudian suaminya dipaksa untuk berbaris. Feinstein berjalan dengan tenang ke depan dan dengan kepala tegak, kemudian ia berbalik mengucapkan selamat tinggal kepada istrinya.
Feinstein dibawa ke kantor polisi dan dikunci di ruangan bawah tanah dengan ratusan tawanan Yahudi lainnya. Ia mulai berkhotbah dan mengatakan bahwa mereka harus datang kepada Tuhan dan kekekalan. Khotbahnya telah menyentuh hati banyak orang dan banyak yang datang berbicara kepadanya secara pribadi.
Kemudian tentara Jerman turun ke ruangan tersebut dan ingin menembaki para tawanan, Feinstein menyapa mereka dalam bahasa Jerman dan memohon supaya kawan-kawannya dibiarkan hidup. Kemudian mereka pergi.
Keesokan paginya, para tawanan dibawa masuk ke sebuah kereta api yang akan membawa mereka ke kamp tawanan. Sekitar 140 orang dimasukkan ke dalam kereta yang berkapasitas 40 orang. Mereka diikat dengan kuat sehingga sulit bernapas.
Seorang yang selamat kemudian menjelaskan apa yang terjadi: "Pintu, jendela, dan lubang semuanya ditutup rapat dan uap yang panas disemburkan dari bawah kereta. Kejadian tersebut sangat mengerikan. Banyak yang menjadi gila dan berteriak di dalam siksaan tersebut. Kereta tersebut menempuh perjalanan berjam-jam di tengah matahari yang menyengat."
Feinstein juga berada di dalam kereta tersebut. Saksi mata menceritakan bahwa ia mulai menyanyikan Kitab Mazmur dengan suara yang tinggi dan wajahnya kelihatan seperti seorang malaikat. Ia meminta kepada tawanan yang lain untuk mencari keselamatan melalui darah Kristus sebelum terlambat. Kemudian ia jatuh ke lantai dan tertidur tidak pernah bangun lagi."
Sebanyak 6 orang selamat dalam perjalanan tersebut. Mereka dipaksa untuk menggali lubang yang sangat besar untuk menguburkan mereka yang meninggal. Mereka menggali kuburan yang lain untuk Feinstein dengan tujuan menghormatinya.
Mereka juga membuat kesaksian di pengadilan supaya sertifikat kematian Feinstein dapat diterbitkan. Sertifikat ini membuka jalan bagi istrinya dan anaknya meninggalkan Jassy menuju ke tempat yang aman di Swiss.
Sekitar 11.000 orang Yahudi dibantai di Jassy, termasuk orang-orang yang hadir dalam konferensi tersebut. Temannya di Bucharest yang meminta supaya ia tidak kembali ke Jassy tidak lain adalah Richard Wurmbrand, pendiri Kasih dalam Perbuatan
Diambil dari buku berjudul : Batu-Batu Tersembunyi
Penulis: Tim The Voice of the Martyrs



KESAKSIAN DI HARI NATAL


Saat itu adalah hari natal - anak ketiga baru lahir dan  saya akan merayakan hari natal;  tanpa ayah mereka,  yang meninggal  beberapa bulan sebelumnya. Sekarang 2 kakaknya sakit parah karena flu, dimana yang tertua harus istirahat di tempat tidur selama satu minggu.
Hari sangat dingin, cuaca di luar kelabu, dan hujan gerimis turun. Saya sangat letih karena sibuk merawat anak-anak: memeriksa panas tubuh, memberikan mereka jus dan mengganti pempers. Sementara itu susu untuk mereka juga mulai habis. Ketika saya memeriksa dompet, hanya tersisa Rp 25.000m- dan hanya itu uang yg miliki sampai akhir bulan nanti.
Saat sedang kebingungan, telpon berbunyi.
Telpon itu dari bendahara gereja. Dia berkata bahwa mereka sangat prihatin dengan musibah yang saya hadapi dan ada bantuan dari gereja untuk saya. Saya berkata bahwa saya akan pergi membeli susu dan sayur untuk anak-anak, dan akan mampir ke gereja dalam perjalanan ke supermarket.
Saya sampai di gereja sebelum makan siang. Ibu bendahara telah menunggu saya di pintu gereja dan mengulurkan sebuah amplop. "Kami selalu memikirkan ibu dan anak-anak," dia meneruskan, "Ibu selalu ada dalam hati dan doa kami. Kami mengasihi ibu." Saat saya membuka amplop, di dalamnya ada dua voucer belanja dari gereja, masing-masing senilai Rp.100.000,- Saya sangat terharu, dan mulai menangis tersedu-sedu.
"Terima kasih banyak," saya berkata sambil memeluk ibu bendahara "Tolong sampaikan terima kasih kami kepada semua jemaat." Saya segera memacu mobil ke toko dekat rumah dan membeli semua kebutuhan untuk merawat anak-anak.
Di kasir, barang-barang dihitung seharga Rp.140.000,- dan saya memberikan voucer belanja dari gereja kepada wanita yang bertugas. Setelah menerima voucer itu, dia membalikkan badannya cukup lama. Saya berpikir mungkin ada yang salah dengan voucer itu.
Saya bersaksi tentang kasih Tuhan "Voucer belanja dari gereja ini benar2 merupakan sebuah anugerah”.
Wanita kasir menjawab “Saya juga pernah menerimanya dari gereja, ketika saya menjadi orang tua tunggal dan harus memenuhi semua kebutuhan keluarga seorang diri."
Wanita petugas di kasir itu berbalik, dan terlihat air mata mengalir di matanya, Dia bertanya lagi, "Apakah kamu punya makanan atau kue-kue untuk merayakan natal? "
Saya menjawab, "Tidak bu."
"Sekarang saya akan menceritakan sesuatu. Pagi ini saya berdoa supaya hari ini saya bisa menolong seseorang, dan sekarang kamu berdiri di depan saya." Dia mengambil dompetnya dan mengambil uang senilai Rp. 200.000,- Ambillah dan belilah ayam, kue2, permen dan minuman ringan untuk anak-anak."
Wanita penjaga kasir yang baik itu kemudian berkata, "Saya orang Kristen. Ini nomer telpon saya yang bisa dihubungi jika kamu membutuhkan bantuan apa pun." Dia mencium pipi saya dan berkata, "Tuhan memberkatimu, sayang."
Ketika berjalan ke mobil, saya sangat bersyukur karena kasih orang asing itu. Saya menyadari bahwa itu semua adalah cinta Tuhan kepada keluarga saya, yang dinyatakan melalui wanita penjaga kasir dan ibu bendahara gereja..
Walaupun masih menderita flu, anak-anak merayakan natal penuh sukacita. Keadaan mereka semakin membaik, dan kami semua menikmati semua makanan yang merupakan hadiah yang diberikan oleh Tuhan - dan kasih dari orang-orang di sekitar kami. Hati kami benar-benar penuh dengan ucapan syukur.
Mat 10:8 Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma
Comments