Senin, 15 Agustus 2011

THE POWER OF LISTENING


Banyak suara, kabar, cerita, dan kata-kata kita dengar setiap hari. Semua orang pun mengalami hal yang sama. Namun, tentu kita sadar bahwa tidak semua hal yang kita dengar itu benar-benar perlu kita dengarkan. Faktanya, apa yang kita dengarkan akan sangat mempengaruhi apa yang kita pikirkan dan kita lakukan. Nah, apa yang selama ini lebih banyak yang kita dengarkan? Dan benarkah kita memang sudah bisa mendengarkan dengan baik? bagaimana memilah mana yang harus didengarkan dan mana yang cukup diabaikan?


Mazmur 139 : 4 " Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan "

Renungan :


Syalom saudara,
Saat seorang teolog Skotlandia John Baillie mengajar di Edinburgh University, ia memiliki kebiasaan untuk selalu membuka kelas mata kuliah mengenai doktrin Allah dengan pernyataan berikut: "Yang perlu diingat saat kita berdiskusi tentang Allah adalah bahwa kita tidak mungkin membicarakan-Nya tanpa menyadari kenyataan bahwa Dia mendengarkan setiap perkataan yang kita ucapkan. Kita mungkin dapat membicarakan orang lain di balik punggung mereka, tetapi Allah ada di mana-mana. Sungguh, Dia bahkan ada di dalam ruang kelas ini. Oleh sebab itu, dalam setiap pembahasan kita harus menyadari hadirat-Nya yang tak terbatas, dan membicarakan-Nya seolah-olah kita berbicara tepat di hadapan-Nya." 

Saudaraku yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus, sebuah pengetahuan bahwa Tuhan ada di mana-mana, seharusnya berdampak pada perkataan kita. Karena menyadari kemahahadiran Allah, Daud mengungkapkan, "Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan" Sebab saudaraku, setiap perkataan yang terucapkan oleh lidah kita di bawah bumi ini akan didengarkan olehNya di sorga sana

Jadi ketahuilah saudaraku, kebohongan, gosip, teguran kasar, lelucon tidak senonoh, kata-kata penuh kemarahan, komentar yang tidak sopan, dan penyebutan nama Tuhan dengan tidak hormat, seharusnya tidak pernah keluar dari mulut kita. Sebaliknya, kita seharusnya membicarakan hal-hal yang disukai Allah. Keinginan kita seharusnya serupa dengan keinginan Daud yang disampaikan melalui doanya dalam Mazmur 19, "Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya Tuhan, gunung batuku dan penebusku" ayat 15. Ingat, Allah sedang mendengarkan.

Tuhan Yesus Kristus Selalu Memberkati Kita Sekalian "Amin"