Kamis, 18 Agustus 2011

LAKI - LAKI - ARTIKEL


LAKI-LAKI MERESPONI TEGURAN

MERESPONI TEGURAN  Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi  ams 27:5
Ada banyak pria yang mengindentikkan ‘menerima teguran’ dengan ‘kelemahan’, hingga ada banyak dari mereka yang berusaha mati-  matian untuk berkelit.Berkelit sebisa mungkin, dan jika sudah mentok lalu berusaha mencari kambing hitam, merupakan salah satu hal yang paling sering dilakukan kebanyakan laki-laki, saat mereka menerima teguran. Apalagi, jika orang yang menegur dirinya adalah orang-orang yang selama ini mereka anggap lebih rendah ‘kasta’nya, maka makin kuatlah ia berusaha untuk berkelit. Misalnya, teguran dari isteri mereka, anak-anak mereka, bawahan mereka, komunitas yang mereka pimpin, dan yang serupa dengan itu. Hal ini telah terjadi, karena ada banyak dari kita berpikir bahwa menerima teguran identik dengan kelemahan, yang bisa menjatuhkan harga diri kita sebagai laki-laki dan posisi yang kita pikul di tengah-tengah komunitas kita. Entah itu, di tengah-tengah keluarga kita, pekerjaan kita, atau komunitas di manapun kita berada. Ini pemikiran yang sempit dan kadaluwarsa. Tak hanya itu, tetapi juga hanya akan mendatangkan kerugian dan cemooh dari orang-orang di sekitar kita. Ams 1:23 Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan erkataanku kepadamu
Satu, mengapa pemikiran seperti ini dikatakan ‘sempit’, karena sesungguhnya tidak ada kaitan sama sekali antara menerima teguran dengan kelemahan. Ketahuilah, bahwa ‘teguran’ orang lain atau orang-orang di sekitar kita hanyalah menunjukkan bahwa ada satu atau beberapa hal yang harus kita benahi di dalam diri kita, atau apa yang sedang dan telah kita kerjakan. Tidak lebih. Inilah hanyalah sebuah koreksi dan kritik, yang tidak akan membuat kita terlihat lemah dan kehilangan harga diri, tetapi justru malah membenahi dan memaksimalkan diri kita dan apa yang akan kita kerjakan nantinya! Karena itu, jangan lagi kita berpikiran sempit saat menerima teguran, tetapi pakailah ‘teguran’ itu sebagai sarana untuk membenahi dan memaksimalkan diri kita.Ams 6:23 Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,
Dua, mengapa pemikiran seperti ini dikatakan ‘kadaluwarsa’, karena sebenarnya sudah tidak zamannya lagi orang melihat hal menerima teguran sebagai sebuah kelemahan. Ketahuilah, bahwa hari ini orang justru melihat bahwa menerima teguran merupakan langkah untuk menjadi sosok yang lebih baik lagi dan meraih hasil yang lebih maksimal lagi di dalam setiap aspek kehidupan mereka. Baik itu di dalam kehidupan pernikahan, keluarga atau pekerjaan. “Teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,” demikianlah bunyi sebuah amsal kuno. Karena itu, jangan lagi kita berpikir bahwa menerima teguran identik dengan kelemahan, karena itu adalah pemikiran yang kadaluwarsa. Bukan zamannya lagi berpikiran seperti itu. Ini untuk kebaikan kita sendiri.Ams 12:1 Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu. Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan
Tiga, mengapa pemikiran seperti ini dikatakan ‘merugikan’, karena hal seperti ini –seperti telah disinggung beberapa kali di atas, membuat kita terintangi menjadi lebih baik dan maksimal di dalam setiap aspek kehidupan kita. Ketahuilah, ketika kita mengeraskan hati, mentulikan telinga atau menutup mata kita terhadap teguran yang datang kepada kita, itu sama saja kita sedang melindungi dan membiarkan kesalahan-kesalahan yang ada pada diri kita. Ini hanya akan merugikan diri kita! Karena salah satu kunci keberhasilan seorang laki-laki di dalam kehidupan mereka, saat mereka mampu mengakui, menyadari dan membenahi kesalahan-kesalahan yang ada dalam diri mereka. Masalahnya, kenyataan juga menunjukkan, bahwa kebanyakan laki-laki yang telah membu takan mata hatinya terhadap teguran yang datang dan kesalahan yang ada pada dirinya, mereka cenderung untuk tetapngotot mempertahankan kesalahan itu, agar mereka tidak terlihat lemah di depan isteri, anak atau komuni tas mereka. Demi ego mereka. Ini memang konyol, tetapi bukankah itu yang seringkali kita lakukan?! Ams 13:18 Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati
Empat, mengapa pemikiran seperti ini dikatakan ‘mendatangkan cemooh’, karena tidak ada orang yang akan memuji atau menghormati kita, jika kita suka berkelit dan mencari kambing hitam. Ini fakta! Mereka justru akan mencemooh dan memandang rendah kita. Ketahuilah, harga diri seorang laki-laki bukan diukur dari kehebatan nya untuk berkelit dan mencari kambing hitam, tetapi dari keberaniannya untuk mengakui dan membenahi kesa lahannya. Sebab itu, kita perlu belajar untuk menanggalkan ego dan sikap pengecut kita, lalu mulai belajar untuk menerima setiap teguran dengan rendah hati dan mengakui kesalahan kita dengan apa adanya. Tanpa perlu berkelit atau mencari kambing hitam lagi. Nah, perlu digarisbawahi di sini, saat kita mau mengakui kesalahan kita –dan tentunya juga membenahi diri kita, maka isteri, anak atau komunitas kita justru akan semakin meng hormati kita. Bahkan, mereka akan mendukung dan membantu kita untuk membenahi kesalahan kita, agar kita boleh menjadi lebih baik lagi dan maksimal di dalam setiap aspek hidup kita. Namun, jika kita terus-menerus berkelit dan mencari kambing hitam saat orang menegur kesalahan kita, maka mereka akan menjadi malas untuk mengingatkan kita dan membiarkan kita dengan kesalahan kita. Kita tentu tidak mau hal ini terjadi. Ams 15: 10 Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.
Memang benar, ketika kita mau menerima setiap teguran dengan rendah hati dan mengakui kesalahan kita dengan apa adanya, maka besar kemungkinan kita akan mendapatkan malu dan harus menanggung akibat dari kesalahan yang telah kita lakukan. Tetapi, ketahuilah, rasa malu dan akibat yang harus kita tanggung saat itu, akan menjadi tidak berarti jika dibandingkan dengan manfaat yang akan kita peroleh nantinya. Percayalah, seun tung-untungnya kita berkelit terhadap teguran yang diberikan dan mencari kambing hitam atas kesalahan yang telah kita lakukan, hal itu masih jauh lebih rugi dibandingkan dengan kita mau menerima dengan rendah hati setiap teguran yang datang dan mengakui kesalahan kita dengan apa adanya. Jangan salah pilih.
Ams 15:31-32 Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi