Jumat, 19 Agustus 2011

BAIT ALLAH - GEREJA YEH 47


“Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.
Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki.
Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang.
Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi. “ (Yehezkiel 47:1-5)
Kehidupan rohani umat Tuhan harus senantiasa bertumbuh dari hari ke hari. Tuhan rindu agar setiap umatNya dapat berjalan intim denganNya. Apapun yang dikerjakan haruslah sesuai dengan kehendakNya. Melalui kitab Yehezkiel pasal 47, Tuhan mengajarkan kita untuk dapat hidup mengalir bersamaNya. Sehingga pikiran, perasaan dan kehendak kita akan menjadi sejalan denganNya.
Ada empat tahap untuk dapat hidup mengalir bersama Tuhan :
1.       Pergelangan kaki
Tahap ini merupakan tahap awal pertumbuhan rohani.  Ini adalah saat-saat kita mengenal Tuhan. Tetapi kebanyakan orang berhenti pada tahap ini saja. Mereka hanya mau ikut ibadah/kebaktian saja. Mereka hanya mau “menyicip” saja, tidak mau melangkah lebih dalam. Mereka terlalu takut untuk menjadi basah. Menjadi jemaat sudah cukup dan tidak mau terlibat aktif dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Mereka tidak mau membangun hubungan yang lebih intim lagi dengan Tuhan. Ketika kita berhenti pada tahap ini, pada saat itulah kita tidak beda dengan yang disebut Kristen halaman (Wah 11:1-2).
 2.       Lutut
Bagi mereka yang mau melangkah lebih dalam lagi, mereka akan masuk ke tahap ini. Lutut berbicara mengenai doa, pujian dan penyembahan. Mereka mulai masuk kepada kehidupan doa. Doa, pujian dan penyembahan mulai menjadi gaya hidup (Yoh 4:24). Kehidupan yang lebih intim dengan Tuhan mulai terbangun.
Tetapi ada kalanya doa-doa mereka masih belum ada jawaban. Masih ada hal-hal yang menghalangi doa-doanya (Yak 4:3, Yes 59:1-2). Hati dan pikiran juga masih harus dibaharui (Rom 12:1-2)
 3.       Pinggang
Pinggang berbicara mengenai kebenaran (Ef 6:14). Dalam kitab Yeremia pasal 13 mengisahkan tentang ikat pinggang yang melekat pada pinggang akan lebih kuat/awet dibandingkan dengan ikat pinggang yang ditaruh di bawah batu yang berada di pinggir sungai.
Ketika kita tinggal di dalam firmanNya, dan firmanNya tinggal di dalam kita (Yoh 15:7), maka hidup kita akan semakin kuat. Hidup kita akan senantiasa dibersihkan dari segala hal yang tidak berkenan (Ibr 4:12). Hidup kita akan dipimpin oleh firmanNya (Maz 119:105).
Firman Tuhan akan menjadi cermin kehidupan kita. Hidup kita akan semakin disempurnakan melalui firmanNya.
Doa yang dibangun melalui dasar firman Tuhan yang kuat akan menjadi suatu kekuatan yang luar biasa bagi kehidupan kita.
 4.       Tidak dapat berjalan/berenang
Tahap ini merupakan tahap dimana, tubuh kita menjadi basah dari ujung kaki hingga ke ujung rambut. Kita tidak dapat lagi menentukan arah langkah kita, tetapi hidup kita akan terbawa oleh arus sungai yang ada.
Ketika kita melangkah lebih dalam lagi, kita akan sampai pada tahap menyerahkan pikiran dan perasaan kita kepada Kristus (Fil 2:5). Kita menundukkan hidup kita di bawah kuasa Kristus. Hidup kita bukanlah kita lagi, melainkan Kristus yang ada dalam kita.
Segala hak, harga diri, wibawa, ego, kesombongan, dan apapun yang bisa kita banggakan, tidak lagi menjadi sesuatu yang berharga bagi kita, melainkan itu semuanya tidak berarti bagi kehidupan kita (Fil 3:7).
Penderitaan merupakan sesuatu yang harus kita jalani. Ketaatan sebagaimana yang dijalani oleh Kristus (Fil 2), yaitu taat hingga mati di kayu salib, itulah yang menjadi bagian hidup kita.
Ketika kita sampai pada tahap ini, kehidupan kita akan mengalir bersama Kristus. Bukan kehendak kita sendiri lagi yang mengendalikan langkah hidup kita, tetapi kehendak Dialah yang senantiasa digenapi.
Ketika kita hidup mengalir bersama Tuhan, hidup kita akan senantiasa berbuah-buah. Hidup kita akan menjadi berkat bagi banyak orang (Yeh 47:12). Nama Tuhan dipermuliakan.