Kamis, 03 November 2011
PAKISTAN DILAWAT
Kesaksian Penginjilan Dari Negri Pakistan
“Yunus” lahir dari keluarga “Agama lain” yang tekun beribadah. Ia berusaha menjadi seorang “Agama lain” terbaik yang ia mampu, seperti membaca kitab suci dan bergabung dalam kelompok dakwah. Ia mengambil langkah ekstrim dalam pencariannya akan Allah. Ia berkata, “Aku ingin mendapatkan informasi yang lebih lagi tentang jihad, oleh karena itu aku pergi ke suatu kamp pelatihan kelompok jihad, mengunjungi Azad Kashmir secara ilegal. Selama 3 bulan aku mengikuti pelatihan di kamp itu. Aku tidak setuju dengan cara berpikir para pemimpin ‘Agama lain’ yang fanatik. Aku pikir arti jihad yang seharusnya adalah berperang melawan dosa, bukan sebaliknya menjadi konsep membunuh. Oleh karena itu aku meninggalkan pelatihan tersebut.”
Yunus terus mempelajari agama. Di sebuah buku, ia menemukan sebuah pertanyaan: “Carilah Kerajaan Allah, dimanakah Allahmu berada?” Ia berkata, “Setelah itu, pergumulanku adalah mencari jawaban atas pertanyaan ini.”
Yunus mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut ketika ia menemukan Kristus. Kemudian ia terlibat membantu berdirinya sebuah gereja, pergi ke sekolah Alkitab dan mengabarkan kristus kepada yang lain. Pamannya, Muhammad Umar, tertarik dengan Kekristenan. Umar mempunyai seorang sahabat “Agama lain” yang anak perempuannya berusia 13 tahun dan disembuhkan ketika Yunus berdoa baginya. “Setelah mujizat ini, pamanku menjadi lebih yakin lagi dalam Kekristenan,” kata Yunus.
Pada bulan Mei 2006, Yunus dan Umar membantu adik bungsu Yunus membuka sebuah usaha kecil. Mereka bertiga bekerja di dalam toko itu bersama-sama. Pamannya senang menceritakan kesaksian Yunus kepada teman-teman dan keluarga yang mau mendengar dan mengatakan kepada orang-orang bahwa Yunus dapat menyembuhkan yang sakit melalui doa.
Pada tanggal 25 Juli 2006, salah seorang teman Umar memasuki toko, memimpin suatu kelompok yang terdiri7-8 orang “Agama lain”. Mereka membawa Umar ke suatu lapangan, dimana mereka mengikat kedua tangan dan kakinya lalu menembak kepalanya, gaya eksekusi. Ia tewas di tempat dalam umur 32 tahun. Ia meninggalkan istrinya yang baru saja ia nikahi selama 2 bulan.
Pihak keluarga terkejut dan remuk. Mereka menyalahkan Yunus karena kematian pamannya. “Mereka mulai membenci aku. Mereka memaksa aku untuk kembali ke “Agama lain”. Aku secara mental tersiksa. Paman-pamanku yang lain membenci aku dan tidak mau makan satu meja dengan aku. Mereka memisahkan seprei dan alat-alat makanku dari mereka. Mereka memanggilku ‘choora’ (tidak bersih). Adik bungsuku mengancam aku, dengan berkata, ‘Kamu sudah gila. Aku akan menembak kamu jika kamu tidak mau kembali ke “Agama lain””.
“Selama masa sulit ini, aku menghabiskan lebih banyak waktu dalam doa dan membaca Alkitab. Aku berdoa bagi keluargaku dan bagi imanku agar dikuatkan, agar hati mereka dilembutkan dan boleh mengenal Yesus Kristus sebagai Juru Selamat.”
40 hari setelah kematian pamannya, Yunus, adik bungsunya dan pamannya yang lain membuka kembali toko. Di suatu siang, dua orang pria yang bercadar melepaskan tembakan ke mereka. Yunus diberondong peluru. 5 peluru bersarang di lengan kirinya,dan menyebabkan tangan tersebut teruntai. Semua orang berpikir ia sudah mati.
“Tetapi saat itu aku berdoa dalam hati, ‘Oh Tuhan, tolong aku, aku mau melayaniMu.’ Seketika aku merasakan kekuatan Allah memenuhi aku dari atas dan kemudian aku membuka mataku dan berkata kepada adikku, ‘Aku masih hidup! Bawa aku ke rumah sakit. Jangan tinggalkan aku di tempat ini menunggu ajal.’”
Ketika Yunus tergeletak di tempat itu, ia tetap berdoa, “Tuhan buat aku tetap hidup jika ini kehendakMu dan jika Engkau ingin memakai aku untuk mendirikan KerajaanMu.”
Diperlukan waktu 8 jam sebelum mereka dapat menemukan seorang dokter yang mau merawat Yunus. Akhirnya ia pulih, tetapi tangan kirinya harus diamputasi. Ibunya berkata kepadanya, “Lihat setelah kamu menjadi Kristen, kamu kehilangan tanganmu, ayo kembalilah ke ‘Agama lain.’”
Ketika KDP mendengar kisahnya, perwakilan kami bertemu dengannya dan menawarkan bantuan. Kami menyediakan bantuan medis dan obat-obatan bagi Yunus. Kami menolong memperlengkapinya dengan sebuah tangan robot yang dapat menekuk pada sikunya. Tangan barunya menolongnya untuk mengambil barang-barang. Yunus menerima tangan barunya pada tanggal 16 April 2007.
“Terkadang aku merasa bahwa perawatanku sangat mahal, tetapi mereka memberikan semua perawatan yang aku butuhkan.”
Yunus terus memberitakan kasih Kristus di utara Pakistan. “Aku merasa Tuhan ingin memakai aku di daerah ini. Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan.”