KASIH SEORANG KAKAK
Kakak, adik bernama ; John dan Joanna sedang bermain di kandang kambing di halaman rumah mereka di Milington, TN. Dalam kandang itu ada sebuah loteng smementara untuk menimbun rumput kering yang terbuat dari plywood berukuran 1.20 x 2.40 meter dan ditopang oleh tiang-tiang berukuran 5 x 10 cm. Tempat tidur kambing ada dibawahnya dan diisi jerami. Ada 10 bal jerami di loteng itu yang ditumpuk sampai atas. John suka bermain di atas rumput kering. John memiliki sedikit ruang dan mengingat umurnya baru 4 tahun, ia senang sekali bermain di tempat itu. Dalam kandang itu tidak ada aliran listrik dan karena nya Joanna berpikir alangkah baiknya jika memberi beberapa pelita untuk mendapatkan sedikit penerangan di kandang itu. Joanna yang baru berumur 7 tahun, tidak sadar bahwa ia melakukan sebuah kesalahan besar.Di tengah kesibukan bermain, Joanna menggulingkan salah satu pelita. Tempat tidur kambing itu dengan cepat terbakar. Joanna berlari ke sebuah bak renang kecil dari platik di dekat tempat itu untuk mendapatkan segelas air dengan harapan ia bisa memadamkan api kebakaran itu, Tanpa disadari, ia membuang-buang waktu yang amat berharga. John yang masih berada di loteng, berteriak teriak minta tolong. Kini apinya sudah mencapai 2.5 meter dari kandang untuk memanggil kakaknya Lea yang pada hari itu sedang menjaga bayi.
Pada saat ia mendengar teriakan Joanna. “ John berada di tengah-tengah api.” Ia meloncat dan berlari sekencangan ke dalam kandang yang pada saat itu sudah menjadi lautan api.
Lea bercerita di kemudian hari, betapa ngeri hatinya ketika mendengar teriakan John yang keluar dari amukan api itu Lea menyerbu masuk ke dalam kandang, menutup matanya dengan rapat, menahan nafasnya sambil mencari John. Paru-parunya tidak dapat bertahan ketika ia kehabisan napas dan tersengal sengal kekurangan udara. Di antara api itu, ia melihat sekilas John yang hampir terjatuh ke dalam api.
Lea untuk ke-2 kalinya menerjang ke dalam amukan api lagi dengan mata tertutup dan menahan napas. Akhirnya ia bisa mendapatkan John. Dengan perasaan kalut ia berusaha untuk menarik John dari ketinggian loteng sekitar 1,20 meter dari lantai kandang. Entah mengapa, John ternyata lebih berat dari pada bobot badannya yang biasanya 18 kg. Sekali lagi dengan kehabisan napas, ia keluar tanpa John. Karena sudah tahu lokasi tepatnya John, Lea dengan cepat mengambil napas dalam-dalam dan menyerbu sekali lagi ke dalam lautan api untuk ke-3 kalinya. Dengan memegang erat-erat, Ia menarik turun John dari loteng kandang dan keduanya jatuh ke dalam api. Dengan satu lengan memegang erat John di sisinya. Lea merangkak dengan satu tangan dan kedua lututnya keluar dari lautan api..John sudah tidak sadar sedangkan badannya memerah, Lea berdoa. Oh Tuhan, biarlah dia dapat bernapas lagi!, Ternyata John bias bernapas lagi, Lea menyambar John dan memeluknya erat erat, lari ke dalam rumah dan menempatkan ia dalam bak mandi dengan mengalirkan air dingin ke sekujur tubuhnya.
Para petugas pemadam kebakaran dan paramedik telah tiba dan mengambil alih penanganan selanjutnya. Pada saat itulah Lea baru sadar betapa parah ia terbakar. Sangat menyakitkan bagaimana kulitnya terbakar dari kedua tangannya , Ia mengatakan bahwa ia merasakan sengatan api di wajahnya, lengannya, kedua tangannya dan punggungnya. Lea mengalami luka bakar tingkat 3 di kedua tangannya dan lengan bagian bawah, juga luka bakar tingkat 2 di seluruh wajahnya dan luka bakar tingkat 3 di beberapa bagian wajahnya.
Di beberapa bagian dari punggungnya terbakar parah dan ia kehilangan bagian atas dari kedua telinganya.
Lea berada selama 2 hari di RS Memphis bagian unit kebakaran. Kemudian ia dikirim pulang ke rumahnya sambil menunggu beberapa hari untuk diopeasi, akhirnya Lea bisa mulai sembuh.
Lea tidak merasa seperti seorang pahlawan, ia telah mengambil resiko sampai 3 kali untuk menyelamatkan John. John telah diangkut dengan helicopter ke rumah sakit anak-anak di Leboneur di Memphis,TN.
Tim medis mengirim suatu tim khusus dari Galvestone, Texas. Mereka berhasil untuk mentabilisir John dan menerbangkan John ke RS untuk anak-anak penderita luka bakar, Galverstone, Shriners di Galverstone.
Ia berada di ICU selama 7 bulan lamanya. John telah mengalami luka bakar sebanyak 95% dari tubuhnya dengan tingkat 3 dan 4 hanya 5% yang tidak terbakar, adalah di bagian bawah dari perutnya sampai ke pangkal pahanya. Para dokter berhasil mengambil cukup banyak kulit untuk menutupi punggung dan dadanya . ternyata 5 % bagian kulit ini yang menyelamatkan jiwanya. Ia pun memperoleh kulit artificial di ke-2 lengan dan kakinya.
John telah kehilangan kulit kepalanya, kedua kupingnya, alis mata, hidung, bibir, semua jari-jari tangannya, jari-jari kaki sebelah kiri dan sebagian jari jari kari sebelah kanan. Operasi berkali kali meninggalkan bekas pada tubuhnya sesuatu yang mengerikan untuk dipandang.
Keluarga tidak sepenuhnya dapat mengatasi tragedy ini, namun percaya sepenuhnya dalam Yesus Kristus bahwa ia telah mencukupi kebutuhan kami. Ia setia sebelum musibah ini dan ia akan tetap setia sampai pada akhirnya. Kami berdoa kiranya kisah ini cukup untuk menunjukkan betapa Lea , kakak yang terkasih adalah pahlawan kami yang amat luar biasa.