Senin, 26 Maret 2012

sekolah alkitab - 3

Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI DAN MANUSIA
SEJATI TANPA DOSA
DAFTAR ISI
YESUS ADALAH ALLAH SEJATI
Ayat Hafalan
1. Kita Diberitahu Secara Jelas Bahwa Yesus adalah Allah
2. Kuasa Yesus Mengampuni Dosa Menunjukkan Bahwa Yesus adalah Allah
3. Yesus Menyatakan Mempunyai Penghormatan yang Sama dengan Allah
4. Yesus Menerima Pujian Seperti Allah
5. Allah dalam Kristus
.
YESUS ADALAH MANUSIA SEJATI TANPA DOSA
Ayat Hafalan
1. Yesus adalah Manusia
2. Sebagaimana Seorang Manusia Yesus Dicobai Sebagaimana Kita Dicobai
3. Yesus Hidup dalam Kehidupan yang Tanpa Dosa
4. Pentingnya Yesus Menjadi Manusia Tanpa dosa
B.
DOA
YESUS ADALAH ALLAH SEJATI DAN MANUSIA SEJATI TANPA DOSA
YESUS ADALAH ALLAH SEJATI
Ayat Hafalan:
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."
(Yohanes 1:1)
Dalam pelajaran yang lalu kita telah belajar bahwa Yesus adalah firman Allah dan Anak Allah. Dalam pelajaran ini, kita
akan melihat bahwa Yesus juga adalah Allah sendiri. Mungkin Anda bertanya, "Saya tidak mengerti ini -- bagaimana
Yesus bisa menjadi firman Allah, Anak Allah, dan juga Allah itu sendiri?" Di awal pelajaran ini, baiklah kita memahami
bersama bahwa Allah lebih besar daripada pengertian kita. Manusia memiliki pemikiran yang terbatas sehingga tidak bisa
memikirkan Allah dengan sempurna. Kita tidak mengenal Allah karena kepandaian yang kita miliki. Dalam 1Korintus 1:21
kita membaca, "Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, ...." Tetapi puji syukur
kepada Allah karena Ia memilih menyatakan itu kepada kita. Itulah tujuan kita dalam pelajaran ini, untuk belajar
.
PELAJARAN 03: YESUS ADALAH ALLAH SEJATI DAN MANUSIA SEJATI TANPA DOSA
http://kom2/kursus/syk/index.php?modul=pelajaran03 (1 of 5) [13/09/2006 8:38:16]
bagaimana Allah mengajar melalui Alkitab mengenai Yesus. Kita akan melihat bahwa Alkitab sangat jelas mengajarkan
bahwa Yesus adalah Allah.
Kita Diberi Tahu secara Jelas bahwa Yesus adalah Allah
Kita akan memerhatikan dua ayat yang menceritakan bahwa Yesus adalah Allah. Pertama, Yohanes 1:1, ayat hafalan
pertama kita untuk pelajaran ini. Kita telah belajar dalam pelajaran kedua, bahwa kata "Firman" menunjuk kepada
Yesus. Ayat ini menerangkan kepada kita, "... dan Firman itu adalah Allah." Jika ada yang berkata bahwa Allah dan
Firman (Yesus) tidak sama, berarti ia setuju bahwa Alkitab tidak benar.
Ayat kedua yang ingin kita lihat adalah Roma 9:4-5, "Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat
menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan
janji-janji. Mereka adalah keturunan bapa- bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai
manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!" Ayat ini
berbicara tentang anak-anak Israel (bangsa Israel) dan bagaimana mereka menerima Hukum Taurat dan janji-janji
Allah. Hal itu menerangkan bagaimana Yesus secara fisik dilahirkan dalam bangsa mereka. Dengan kata lain, dalam
pandangan manusia, Yesus akan jadi orang Israel. Tapi ayat ini juga menceritakan pada kita bahwa Kristus di atas
segala-galanya, dihormati sebagai Allah selama-lamanya.
Kebenaran bahwa Yesus adalah Allah tidak ditemukan dalam dua ayat itu saja, masih ada fakta-fakta yang lain. Oleh
karena itu, kita juga akan belajar di bagian lain yang memuat kebenaran yang lebih jelas lagi kepada kita.
1.
Kuasa Yesus Mengampuni Dosa Menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah
Semua dosa adalah melawan Allah. Pada masa lalu, Raja Daud berdoa pada Allah dan berkata, "Terhadap Engkau,
terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa" (Mazmur 51:6). Satu-satunya pribadi yang bisa mengampuni dosa
adalah Pribadi kepada siapa manusia berdosa. Kita akan melihat bahwa Yesus mempunyai kuasa mengampuni dosa.
Bacalah Markus 2:1-12. Dari ayat-ayat ini, kita belajar hal-hal berikut. Yesus berkata kepada orang lumpuh itu
bahwa dosa-dosanya diampuni. Musuh-musuh Yesus berkata bahwa hanya Allah saja bisa mengampuni dosa.
Mereka benar tentang hal itu. Karena itu mereka menganggap Yesus melakukan kejahatan karena Dia mengatakan
memiliki kuasa yang hanya mungkin dipunyai oleh Allah sendiri. Tapi kemudian Yesus menyembuhkan orang itu,
dan hal ini membuktikan pada orang- orang bahwa Dia sungguh-sungguh punya kuasa untuk mengampuni dosa,
karena menurut mereka kelumpuhan orang itu adalah karena dosa- dosanya. Mari kita memikirkannya dengan cara
sebagai berikut. Andai kata di sini ada sebuah rumah yang kita tahu bahwa dia adalah orang yang mempunyai kunci
itu. Jika kita melihat orang itu datang ke rumah, kemudian mengambil kunci dan membuka pintu, kita akan
mengetahui bahwa dialah pemilik dari rumah itu. Kita mengetahui bahwa hanya Allah yang bisa mengampuni dosa.
Oleh sebab itu, bila kita melihat Yesus datang dengan kuasa untuk mengampuni dosa, kita tahu bahwa Yesus adalah
Allah.
2.
Yesus Menyatakan Mempunyai Penghormatan yang Sama dengan Allah
Yohanes 5:23 berkata, "Supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa.
Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia." Dalam ayat ini, Yesus
menyatakan dengan jelas bahwa manusia akan menghormati Dia sebagaimana mereka menghormati Bapa. Jikalau
Anda mulai membaca dari ayat 16, Anda akan menemukan bahwa orang-orang Yahudi mau membunuh Yesus.
Orang-orang Yahudi berkata bahwa Yesus telah mengajar bahwa Dia sama dengan Allah (ayat 18). Jika Yesus tidak
menjadi sama dengan Allah, Dia sudah tentu akan membenarkan mereka. Dia akan membuat itu jelas bagi mereka
bahwa Ia tidak sama dengan Allah. Apakah Dia melakukan ini? Tidak. Malahan Yesus memberitahukan kepada
mereka bahwa "Semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa."
Perhatikan dalam Filipi 2:6, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan." Ayat ini menceritakan bahwa Yesus telah menjadi Allah sebelum Ia
datang di dunia. Yesus tidak pernah berpikir bahwa Dia merampas hak Allah dengan menjadi sejajar dengan Allah,
melainkan Ia sedang menyatakan sejajar dengan Allah karena Ia adalah Allah itu sendiri.
3.
Yesus Menerima Pujian seperti Allah
Perhatikan dua kenyataan berikut. Pertama, dalam Kisah Rasul 14:8- 18, kita membaca bahwa Paulus dan Barnabas
sedang mengajar di Listra (dengan kuasa Yesus.) Orang banyak yang melihat mereka mengatakan bahwa ada
dewa-dewa yang telah turun dari sorga. Paulus dan Barnabas dengan segera memperbaiki kesalahan ini dan
memberitahukan kepada orang-orang itu bahwa mereka manusia sama seperti mereka yang tidak patut untuk
diagung-agungkan. Tindakan ini tepat seperti yang seharusnya mereka lakukan.
4.
PELAJARAN 03: YESUS ADALAH ALLAH SEJATI DAN MANUSIA SEJATI TANPA DOSA
http://kom2/kursus/syk/index.php?modul=pelajaran03 (2 of 5) [13/09/2006 8:38:16]
Kedua, ketika Yohanes mendapat mimpi dari surga, ia jatuh tersungkur menyembah orang yang berbicara
kepadanya. Orang itu memberitahukan bahwa dia tidak seharusnya melakukan demikian. Hanya Allah yang harus
disembah. "Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: 'Janganlah
berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara- saudaramu, yang memiliki kesaksian
Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat'" (Wahyu 19:10). Malaikat yang berbicara
kepada Yohanes menolak disembah karena dia tahu bahwa hanya Allah yang patut disembah. Dia melakukan apa
yang seharusnya dia lakukan.
Sekarang bacalah Yohanes 20:27-29. Sesudah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada Tomas. Ketika
Tomas menyadari bahwa itu benar-benar Yesus yang telah bangkit dari kematian, dia berkata, "Ya Tuhanku dan
Allahku." Apakah Yesus menolak untuk memperbaiki panggilan Allah yang ditujukan kepadanya? Tidak. Yesus
menerima apa yang Tomas katakan. Mengapa? Karena Dia memang Allah.
Allah dalam Kristus
Kadang-kadang orang tidak mau memuliakan Yesus seperti mereka memuliakan Bapa. Mereka membuat lelucon
dan berkata, "Jika Yesus adalah Allah, itu artinya Allah mati di atas kayu salib." Sebenarnya, tepat yang Alkitab
ajarkan kepada kita dalam 2Korintus 5:19, "Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus."
Kita juga membaca hal ini dalam Kisah Para Rasul 20:28, "Karena itu, jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan
karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang
diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri." Paulus sedang berbicara kepada penatua-penatua Gereja di Efesus.
Dia mengatakan kepada mereka bagaimana mereka harus memelihara Gereja Tuhan, yang dibeli dengan darah-Nya
sendiri. Apabila Anda membaca ayat ini dengan saksama, Anda akan melihat bahwa Paulus sedang berbicara
tentang Allah. Dia menyebut gereja dengan "Gereja Allah" dan kemudian menambahkan, "yang Allah beli dengan
darah-Nya sendiri."
Bila kita melihat diri kita, kita melihat banyak hal yang terlalu sulit kita mengerti. Jika kita tidak bisa mengerti
hal-hal yang diciptakan oleh Allah, betapa bodohnya kita meminta untuk mengerti semua hal-hal yang ada dalam
diri Allah. Tetapi hal-hal yang Allah ajarkan kepada kita bisa kita percayai. Kita telah melihat bagaimana Alkitab
benar-benar mengajar bahwa Yesus adalah Allah. Kita boleh tidak mengerti tentang semua itu, tetapi kita bisa
mempercayai hal itu karena Allah telah mengajarkan itu kepada kita. Keajaiban itu adalah bahwa Allah telah datang
ke dunia dalam rupa manusia, hidup di antara manusia, dan mati untuk dosa-dosa mereka sehingga mereka memiliki
hidup selama-lamanya melalui iman kepada- Nya.
5.
YESUS ADALAH MANUSIA SEJATI TANPA DOSA
Ayat Hafalan:
"Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." (Ibrani
4:15)
Sebelumnya, kita telah belajar tentang Yesus yang adalah Allah sejati. Kini, kita juga akan belajar bahwa Yesus adalah
seorang Manusia sejati. Kita akan melihat bagaimana Yesus menjadi manusia dalam segala hal seperti kita kecuali bahwa
Dia tanpa dosa. Jika kita hendak mengerti sifat alami yang sejati dari Yesus, kita harus mengerti bahwa Dia adalah Allah
dan juga manusia.
Marilah kita memikirkan hal ini. Jika Anda memiliki sebuah mata uang di tangannya, maka ia tahu bahwa itu adalah satu
mata uang. Tapi dia juga mengetahui bahwa mata uang itu mempunyai dua sisi. Itulah sifat Yesus, Ia adalah satu, tetapi
memiliki dua sisi, sisi Allah dan sisi manusia. Sebagaimana yang kita pelajari tentang Yesus yang menjadi manusia,
marilah kita juga mengingat bahwa Dia adalah Allah. Ayat hafalan kita di atas memberitahu kedudukan Sang Imam Besar
kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus, yang pernah menjadi manusia sama seperti kita, hanya Dia tidak berbuat dosa. Marilah
kita pelajari hal ini bersama- sama.
Yesus adalah Manusia
Sekarang, pikirkanlah hal-hal yang Alkitab terangkan kepada kita tentang Yesus yang menyebabkan kita mengetahui
bahwa Dia adalah juga manusia.
Yesus dilahirkan oleh seorang wanita sebagaimana kita adanya.
Meskipun Allah adalah Bapa-Nya, Dia dikandung dalam rahim Maria dengan kuasa Roh Kudus. Dia
bertumbuh dan dilahirkan seperti semua bayi-bayi yang lain dilahirkan. "Tetapi setelah genap waktunya, maka
Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat" (Galatia
.
1.
B.
PELAJARAN 03: YESUS ADALAH ALLAH SEJATI DAN MANUSIA SEJATI TANPA DOSA
http://kom2/kursus/syk/index.php?modul=pelajaran03 (3 of 5) [13/09/2006 8:38:16]
4:4).
Tubuh Yesus seperti tubuh kita. Kita tahu ini karena alasan- alasan berikut:
Dia bertumbuh dari bayi, ke masa muda dan tumbuh dewasa sama seperti semua manusia lainnya
(Lukas 2:52).
n  
Dia merasa lapar dan haus seperti manusia lainnya, "Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat
puluh malam, akhirnya laparlah Yesus" (Matius 4:2). "Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala
sesuatu telah selesai berkatalah Ia- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Aku haus!"
(Yohanes 19:28).
n  
Dia menjadi lelah seperti manusia lainnya. "Di situ terdapat sumur Yakub, Yesus sangat letih oleh
perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas" (Yohanes 4:6).
n  
b.
Perasaan Yesus seperti perasaan kita.
Dia merasa amat berdukacita atas kematian seorang sahabat sehingga Dia menangis. "'Di manakah dia
kamu baringkan?' Jawab mereka: 'Tuhan, marilah dan lihatlah!' Maka menangislah Yesus. Kata
orang-orang Yahudi: 'Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!'" (Yohanes 11:34-36).
n  
Dia merasa kasihan karena penderitaan orang lain. "Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan
desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh
belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala"
(Matius 9:35-36).
n  
Dia merasa sedih dan marah karena kebejatan moral manusia. "Ia berdukacita karena kedegilan mereka,
dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu:
'Ulurkanlah tanganmu!' Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu" (Markus 3:5).
n  
c.
Sebagai Seorang Manusia, Yesus Dicobai Sebagaimana Kita Dicobai
"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah,
baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar
yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:14-15). Dalam ayat ini Yesus disebut Imam Besar Agung kita. Selanjutnya dikatakan
bahwa Dia dicobai dalam segala hal seperti kita dicobai. Kita jangan berpikir bahwa satu-satunya saat Yesus dicobai
adalah ketika Setan datang kepada-Nya setelah Dia tidak makan selama empat puluh hari dan empat puluh malam.
Yesus dicobai dibanyak waktu yang berbeda dan dengan cara yang berbeda.
Suatu kali, Setan bahkan mencobai Yesus melalui Simon Petrus, salah seorang murid-Nya. Ketika Yesus
memberitahukan murid-murid-Nya bagaimana Dia harus segera menderita dan mati, Petrus berbicara dengan
kata-kata yang bersemangat bahwa hal seperti itu tidak akan pernah terjadi pada-Nya. Setan telah memakai Petrus
untuk menggoda Yesus untuk menghindari kematian di atas kayu salib. Jika Setan bisa membujuk Yesus
melepaskan diri dari kematian di atas kayu salib, tidak ada keselamatan bagi umat manusia. Yesus mengerti benar
apa yang sedang Setan coba lakukan melalui Petrus. Itulah sebabnya, Yesus berbicara kepada Petrus sebagaimana
tertulis dalam Matius 16:23, "Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: 'Enyahlah Iblis, Engkau suatu batu
sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia.' Bacalah Matius 16:21-23. Kita semua harus mengerti ini. Ada saat-saat di mana Setan akan mencobai kita
lewat teman-teman kita.
Ada hal-hal lain yang seharusnya kita mengerti tentang cobaan terhadap Yesus. Dia menolak mempergunakan kuasa
untuk membuat pencobaan lebih ringan. Ketika Dia merasa lapar, Setan mencobai-Nya untuk mengubah batu-batu
menjadi roti. Yesus mempunyai kuasa untuk melakukan itu. Namun, Ia menolak mempergunakan kuasa untuk
meringankan cobaan-cobaan yang dibebankan Setan pada-Nya. Kenapa? Karena jika demikian, Dia tidak akan
pernah dicobai seperti kita dicobai, Dia tidak bisa betul-betul seperti kita. Contohnya, seorang yang lapar, yang
merampok atau mencuri, mungkin mencoba memaafkan dirinya sendiri dengan berkata, "Ya, ketika Yesus lapar Dia
mengubah batu menjadi roti. Saya tidak bisa melakukan itu, tapi saya akan menghilangkan rasa lapar saya dengan
mencuri." Karena itulah Yesus dengan berani rela menderita dan hasilnya Dia memperoleh kekuatan penuh dari
pencobaan-pencobaan, Dia bisa mengerti secara penuh dan berbagi perasaan akan pencobaan- pencobaan kita. Dia
juga akan memberikan kuasa kepada kita atas Setan, sebagaimana Dia lakukan jika kita memutuskan bergantung
kepada-Nya.
2.
3. Yesus Hidup dalam Kehidupan yang Tanpa Dosa
PELAJARAN 03: YESUS ADALAH ALLAH SEJATI DAN MANUSIA SEJATI TANPA DOSA
http://kom2/kursus/syk/index.php?modul=pelajaran03 (4 of 5) [13/09/2006 8:38:16]
Perhatikanlah ayat-ayat berikut ini. "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat
turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa"
(Ibrani 4:15). "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah" (Korintus 5:21). "Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya" (1Petrus 2:22).
Ini adalah satu cara di mana Yesus, sebagai manusia, berbeda dari semua umat manusia. Semua manusia telah
berdosa, tetapi Yesus tanpa dosa.
Banyak orang tidak mengerti bahwa ada dua cara-cara manusia berdosa. Cara pertama adalah dengan melakukan
hal-hal yang kita ketahui adalah jahat. Alkitab menerangkan pada kita beberapa hal yang Allah tidak ingin kita
lakukan. Tapi jika ia tetap melakukan hal-hal ini, maka dia melawan Allah dan ia berdosa.
Cara kedua dari perbuatan dosa adalah gagal melakukan hal yang kita ketahui benar. Allah menerangkan pada kita
bahwa ada beberapa hal yang seharusnya kita lakukan. Bila kita lalai melakukan hal-hal ini, kita berdosa terhadap
Allah. Dalam Yakobus 4:17 kita membaca, "Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak
melakukannya, ia berdosa."
Bila kita berkata bahwa Yesus adalah tanpa dosa, kita menunjukkan bahwa Dia tidak pernah melakukan apa pun
yang jahat di mata Allah. Kita juga menunjukkan bahwa Dia selalu melakukan apa pun yang baik di mata Allah. Dia
tidak pernah melakukan yang jahat. Dia tidak pernah gagal melakukan yang baik.
Pentingnya Yesus Menjadi Manusia Tanpa Dosa
Dalam 2Korintus 5:21, kita belajar bahwa Yesus yang tidak berdosa, namun menjadi berdosa untuk kita sehingga
kita dibuat menjadi benar di hadapan Allah melalui Yesus. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi
dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." Jika seandainya Yesus berdosa, Dia tidak bisa
menggantikan tempat orang-orang berdosa. Dia akan menerima hukuman atas dosa-dosanya sendiri.
Contohnya, dua orang membunuh seorang pria. Mereka diadili dan kedapatan bersalah. Kemudian seorang dari
mereka berkata kepada hakim, "Tuan, biarkan saya mati menggantikan teman saya." Dengan segera hakim akan
menjawab, "Tidak. Kamu dua-duanya bersalah. Dia harus mati untuk kesalahan yang dia lakukan dan kamu mati
untuk kesalahanmu sendiri." Orang yang bersalah harus menderita karena kesalahannya sendiri.
Yesus adalah orang yang tidak berdosa dan tidak pernah melakukan dosa. Itulah sebabnya, Dia dapat menggantikan
hukuman atas dosa- dosa kita.
4.