Kamis, 26 April 2012

JANGAN SALAH PILIH JODOH

Pelajaran 02 - MEMILIH PASANGAN
DAFTAR ISI
  1. PEMILIHAN
    Ayat Hafalan
    1. Bagaimana Ishak Mendapatkan Seorang Istri
    2. Menghadapi Kesulitan-Kesulitan
    3. Menikmati Berkat-Berkat Allah
    4. Pertanyaan-Pertanyaan
  2. PASANGAN
    Ayat Hafalan
    1. Dalam Perjanjian
    2. Akibat Dosa
    3. Kedatangan Yesus
    4. Tanggung Jawab Timbal balik
    5. Sebuah Tim
    6. Pemberian Total
    7. Kepribadian yang Baru
DOA
MEMILIH PASANGAN
A. PEMILIHAN
Ayat Hafalan:
"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?" (2 Kor. 6:14)
Bagaimana saya menemukan pasangan yang sesuai untuk saya?
Bagaimana saya tahu jika saya sudah menemukan pasangan yang sesuai?
Mencari kehendak Tuhan dalam mencari pasangan adalah langkah pertama untuk membentuk suatu pernikahan yang berhasil. Pelajari dan ikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan Alkitab. Petunjuk yang paling penting terdapat dalam 1 Kor. 10:31. Aku menjawab: "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah". Paulus mengharapkan kita untuk melakukan segala sesuatu dalam hidup ini demi kemuliaan Tuhan. Tentu saja pernikahan juga seharusnya membawa kemuliaan bagi Tuhan. Kita diberikan janji dalam Ams. 3:5-6, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Kita harus memercayai Allah, mengenal Dia, memandang kepada-Nya dan bukan kepada diri kita sendiri dalam mencari hikmat dan pengertian. Maka Ia berjanji akan membuat jalan kita lurus dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran.
Apakah bagian kita dalam memilih pasangan yang Allah inginkan bagi kita? Kita perlu memerhatikan prinsip-prinsip yang akan menolong kita memilih dengan bijaksana. Akankah Allah ingin kita memilih pasangan yang tidak mengenal dan menghormati Dia? Perintah dalam Perjanjian Baru adalah "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya." (2 Kor. 6:14). Sebagai seorang Kristen, kita harus mengetahui tanpa ragu-ragu bahwa yang sesuai dengan Allah haruslah seorang Kristen juga. Kej. 24 menceritakan suatu cerita dalam memilih pasangan hidup. Kita bisa melihat cerita tersebut.
1. BAGAIMANA ISHAK MENDAPATKAN SEORANG ISTRI
Abraham sudah tua. Dia mengatakan kepada pembantu dan kepala pelayannya, Eleazar, yang bertugas mengurusi semua miliknya, untuk pergi ke negerinya dan memilih istri yang sesuai untuk Ishak. Dia harus memilih wanita di antara bangsanya sendiri, yang adalah penyembah Allah. Abraham berdoa supaya Eleazar mendapatkan petunjuk Tuhan.
Ketika Eleazar tiba di kota Nahor di Mesopotamia dia segera berdoa kepada Allah seperti ini, "Tuhan, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham. Di sini aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air. Kiranya terjadilah begini: anak gadis kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum - dialah kiranya yang Kau tentukan bagi hamba-Mu, Ishak." (Kej. 24:12-14).
Sebelum dia selesai berdoa, Ribka datang dengan buyung di atas bahunya. Eleazar berkata kepadanya, "Tolong beri aku minum air sedikit." "Minumlah." Kata Ribka, "Dan aku akan memberi minum unta-untamu juga."
Ketika Ribka sudah selesai, Eleazar memberikan kepadanya sebuah cincin emas, "Siapa ayahmu?" tanya Eleazar. Kakeknya adalah saudara Abraham! Eleazar sangat takjub dan bersyukur kepada Tuhan. Dia berlutut saat itu juga dan menyembah Allah. Allah sudah melakukan itu, persis seperti yang diinginkan Abraham, sama seperti yang didoakan oleh hamba tersebut. Allah sudah mengijinkan Eleazar menemukan istri yang sempurna bagi Ishak.
"Ini adalah dari Tuhan. Jadilah seperti yang dikehendaki-Nya. Ribka, maukah engkau pergi beserta orang ini dan menikah dengan Ishak?" Tanya ibu dan saudaranya. "Mau" jawabnya. Eleazar, Ribka dan orang-orang yang beserta dengan dia berjalan pulang. Ketika mereka sudah dekat, Ribka melihat seorang pria berjalan di padang dan bertanya, "Siapakah orang itu?" Ya, pria tersebut adalah Ishak. Cerita tersebut diakhiri dengan menceritakan bahwa Ishak mengambil Ribka sebagai istrinya dan dia mengasihi istrinya tersebut.
Apakah Allah menghargai kepercayaan Abraham dan Eleazar kepada-Nya?
2. MENGHADAPI KESULITAN-KESULITAN
Memilih pasangan hidup dapat membawa kita ke dalam keadaan yang sulit. Renungkanlah kejadian-kejadian berikut ini dan tulislah menurut Anda bagaimana seorang Kristen yang sedang mencari kehendak Allah harus berbuat:
  1. Seseorang mencoba untuk memaksa Anda menikah sehubungan dengan penglihatan atau mimpi yang dia katakan berasal dari Tuhan.
  2. Seseorang mengatur sebuah pernikahan bagi Anda. Mungkin karena ketidakcocokan, waktu, atau situasi mengharuskan kita menikah dengan seseorang yang tidak sesuai dengan pilihan kita.
Ingatlah, bahwa orang Kristen harus lebih mentaati Allah daripada manusia. Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia." (Kis 5:29). Ceritakan kepada orang-orang yang bersangkutan mengenai perasaan Anda. Lakukan itu dengan seramah dan selembut mungkin. Mintalah keberanian dan kekuatan dari Allah untuk menghadapi ketidaknyamanan sekarang, daripada menyebabkan banyak orang tidak bahagia karena terpaksa menerima suami atau istri yang tidak kita pilih.
3. MENIKMATI BERKAT-BERKAT ALLAH
"Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan ia akan bertindak." (Maz. 37:3-5). Daud sang pemazmur, memberikan tiga tindakan yang akan kita lakukan dalam berhubungan dengan Allah. Pelajarilah hal-hal tersebut dan tulislah dibawah ini.
Salah satu hasil dari ketaatan ini adalah, "dan Dia akan memberikan kepadamu kehendak hatimu." Rencana Allah untuk pernikahan Anda adalah bagian dari rencana-Nya untuk hidup Anda. Berusahalah untuk mengikuti kehendak-Nya setiap hari. Dia akan menunjukkan kepada Anda kehendak-Nya untuk pernikahan Anda.
4. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Marilah kita melihat beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan orang tentang memilih pasangan hidup.
  1. Di mana saya akan bertemu dengan calon pasangan hidup saya? Anda mungkin bertemu dengannya di sekolah, di gereja, di pertemuan keluarga, atau di tempat yang lain. Tapi ingat, jangan mencari di tempat yang salah. Para pembimbing dan orang Kristen yang sudah dewasa dapat membantu dengan mengatur kegiatan-kegiatan dimana anak-anak muda bisa berkumpul bersama.
  2. DIA MAMPU UNTUK MEMIMPIN ORANG-ORANG YANG BERKENAN KEPADA-NYA
    UNTUK BISA BERTEMU DI TEMPAT DAN WAKTU YANG TEPAT.
  3. Apa yang akan saya rasakan jika saya bertemu dengan pribadi yang khusus ini? Kita akan tertarik pada seluruh keberadaannya, penampilannya, kerohaniannya, sifat dan ketulusannya, kepandaiannya, dan banyak pengalaman atau karunia yang sudah Tuhan berikan, bahkan kelemahannya. Janganlah memilih pasangan hidup karena simpati, atau karena mengharapkan keuntungan atau materi, juga janganlah karena alasan atau motivasi yang salah. Dasar daripada pernikahan adalah komitmen, bukan hanya hidup bersama; meskipun demikian, jauh lebih mudah jika misalnya memunyai kesenangan yang sama dan secara alamiah dapat saling mendapatkan kebahagiaan dari pasangannya.
Pemilihan pasangan hidup menempati urutan kedua setelah keputusan untuk menerima atau menolak Yesus. Tuhan akan memimpin pengambilan keputusan yang berat ini jika kita mengikuti prinsip-prinsip yang sudah diberikan-Nya kepada kita:
  1. Memilih seseorang yang juga seorang Kristen.
  2. Mengikuti pimpinan Tuhan daripada menerima pilihan orang lain.
Rencana Allah untuk memilih pasangan hidup merupakan bagian rancangan-Nya bagi hidup kita secara keseluruhan.
B. PASANGAN
Ayat Hafalan:
"Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan. Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah." 1 Kor. 11:11-12
Allah memilih untuk menciptakan dua jenis kelamin. Setiap pribadi menjadi sempurna di dalam Kristus. "Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa." (Kol 2:10). Allah menghendaki supaya pria dan wanita saling melengkapi dalam pernikahan. Mereka dipersatukan bersama untuk membentuk suatu kesatuan pernikahan. Setiap pribadi yang disatukan dalam pasangan akan membawa masing-masing suatu nilai tambah, tindakan untuk memperkaya dan memperbaiki.
1. DALAM PERJANJIAN
Pengajaran Alkitab mengenai pernikahan menyebutkan bahwa pernikahan adalah berarti pasangan, suatu ikatan janji antara dua orang. Ini adalah suatu persetujuan yang secara bebas dibuat ketika seseorang memberikan dirinya kepada pasangannya. "Kekasihku kepunyaanku dan aku kepunyaan dia." (Kid. 2:16). Tema yang dikidungkan di seluruh Kidung Agung adalah suatu perasaan saling menyukai yang besar antara suami istri. Sukacita, semangat dan kesukaan yang saling dibagikan muncul dalam setiap paragraf. Dalam pernikahan, terjadi persatuan jiwa dengan jiwa, tubuh dengan tubuh. Tidak ada pasangan yang bebas terhadap yang lain. Mereka saling memerlukan. Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan. Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah. 1 Kor. 11:11-12. Tiap jenis kelamin memunyai penghargaan yang sama dan memunyai nilai yang unik di hadapan Allah. "Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus." (Gal. 3:28).
2. AKIBAT DOSA
Dosa mengakibatkan rusaknya rencana Allah. Laki-laki dan perempuan melupakan bahwa hubungan antara pasangan adalah setara. Suami mulai menjadi pasangan yang berkuasa, dan penghormatan sang istri tidak lagi ditunjukkan.
3. KEDATANGAN YESUS
Tuhan Yesus membawa rencana yang baru. Ini betul-betul mengembalikan rencana Allah yang sebenarnya. Paulus menyatakan. "Tidak ada lagi Yahudi atau Yunani, budak atau orang merdeka, pria atau wanita, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus." (Gal. 3:28). Petrus memerintahkan sang suami untuk menghormati istrinya sebagai kawan ahli waris dari Kerajaan Allah (1 Pet. 3:7). Dalam kekristenan, penghargaan wanita yang terlupakan diterangi kembali dan nilai-nilai mereka dinyatakan. Kristus mengembalikan kepada laki-laki suatu karunia yang berharga yaitu memimpin sang istri sebagai pasangan yang penuh. Istri bukan hanya penolong bagi suaminya dalam kehidupan sekarang ini, namun juga merupakan kawan ahli waris bersamanya dari hidup yang kekal.
4. TANGGUNG JAWAB TIMBAL BALIK
Dalam kekristenan sang suami dan istri masing-masing memunyai hak untuk mendapatkan kesetiaan yang penuh dari pasangannya. "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah." (Ibr. 13:4). Beberapa kelompok masyarakat hanya mengharapkan kesetiaan pihak istri, namun standar Tuhan adalah kesetiaan oleh kedua pihak. Suami dan istri dipanggil untuk saling mengasihi. "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya." (Ef. 5:25). "Dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya..." (Tit. 2:4). "...Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus." Ef. 5:21 menyatakan tanggung jawab dari sikap saling taat. Yaitu tiap pihak secara sukarela dan mengasihi mau taat terhadap yang lain. Ketaatan yang bersifat timbal balik ini memberikan kepada suatu keluarga dasar yang kuat.
5. SEBUAH TIM
Sebuah pernikahan dimana tiap pihak mengenal nilai dan penghargaan dari pasangannya akan menghasilkan hubungan yang paling indah. Tiap pihak dapat menggunakan sumber, hikmat, atau pertolongan dari pasangannya. Pasangan yang bisa saling menikmati satu dengan yang lain sebagai teman dapat menemukan kesukaan yang besar dalam kebersamaan mereka. Waktu untuk berdoa, berbicara dan membaca bersama akan memperkaya hidup mereka. Pergi ke berbagai tempat bersama dan saling berbagi pengalaman akan memberikan kepada mereka suatu ikatan yang kuat. Hal-hal yang sederhana dalam hidup akan membawa arti yang dalam ketika dibagikan kepada yang lain. Rencana Allah untuk Adam dan Hawa bersama-sama untuk "Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu" dan bersama-sama memerintah atasnya (Kej. 1:28).
"Salam kepadamu dari jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priska dan jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu." (1 Kor. 16:19). Juga bacalah Kis. 18:1-4 dan Rom. 16:3-5. Ayat-ayat ini memberikan contoh-contoh yang baik tentang hubungan pernikahan. Priskila dan Akwila disatukan dalam kasih dan dalam pelayanan mereka terhadap Tuhan. Mereka juga bekerja bahu membahu sebagai pembuat tenda. Mereka juga pasangan dalam mengajar firman Tuhan.
6. PEMBERIAN TOTAL
Paulus melihat adanya kesetaraan antara hubungan suami istri. Bacalah 1 Kor. 7:3-5. Apakah suami istri diharapkan memunyai keinginan seks? Apakah tubuh masing-masing merupakan milik pasangannya? Saat Anda membaca ayat-ayat tersebut, apakah Anda memerhatikan bahwa Paulus menekankan akan adanya saling memberi antara suami istri? Bacalah Ef. 5 untuk mempelajari cara yang baru bagaimana seharusnya sepasang suami dan istri berhubungan. Ketakutan ataupun tugas-tugas yang menjengkelkan janganlah menjadi motivasi untuk istri. Melainkan, dia memberikan dirinya sendiri "seperti kepada Tuhan." Hal itu berarti memberi tanggapan dengan kasih, sukacita, dan kesenangan hati. Dapatkah sang suami menyayangi istrinya? Dalam hubungan yang baik, tiap pihak terus-menerus memberi dan menerima kasih seperti kasih Kristus. Ini merupakan pengalaman bertumbuh bersama. Kasih Kristus adalah kasih yang tanpa syarat; kasih tersebut menerima, memerhatikan, mengampuni dan mengasihi, bahkan ketika orang lain sepertinya sudah tidak mungkin dikasihi.
7. KEPRIBADIAN YANG BARU
Pernikahan atau hubungan suami istri menciptakan pribadi ketiga yang muncul dari persatuan tersebut. Jika dahulu mereka berpikir "aku" dan "milikku," pasangan suami istri sekarang berpikir "kami" dan "milik kami." Mereka mulai mengembangkan suatu kosa kata dan rencana yang bersifat kerjasama. Jika yang satu merasa pedih, maka keduanya merasa terluka, jika yang seorang bersukacita, maka keduanya akan bahagia. Tidak ada hubungan antara manusia yang lain yang demikian rumit namun saling menguntungkan.