Rabu, 18 April 2012

PERJAMUAN KUDUS-BAPTISAN

Pelajaran 05 - PEMBAPTISAN DAN PERJAMUAN TUHAN

Daftar Isi
Bacaan Alkitab
Pendahuluan

  1. Baptisan
  2. Asal Baptisan
  3. Siapakah yang Boleh Dibaptiskan
  4. Tujuan Pembaptisan
  5. Perjamuan-perjamuan Tuhan Kudus
  6. Siapakah yang Boleh Mengambil Bagian dalam Perjamuan Kudus?
  7. Tujuan dari Perjamuan Kudus
Doa
Bacaan Alkitab

1Korintus 11:26.

PENDAHULUAN

Gereja mempunyai dua upacara (sakramen). Yaitu baptisan dan perjamuan Tuhan (Perjamuan Kudus). Baptisan adalah suatu cara untuk menjadi seorang anggota gereja. Sedangkan perjamuan Tuhan adalah untuk para anggota gereja. Keduanya bukan dipikirkan atau di desain oleh manusia; Tuhan Yesus sendiri yang memberikan perintah kepada mereka (para murid). Keduanya diberikan untuk menunjukkan suatu gambaran tentang apa yang sudah diperbuat-Nya bagi kita. Untuk bisa mengikuti bentuk dan cara yang ditunjukkan oleh teladan dan pengajaran-pengajaran Tuhan kita Yesus Kristus, maka perlu untuk melaksanakan kedua sakramen ini sebagai bagian dari ketaatan yang sempurna kepada Kristus.

1. BAPTISAN

Suatu kata dalam bahasa Yunani, yaitu "baptidzo" adalah kata yang diserap dalam bahasa Inggris menjadi "baptize" dan dalam bahasa Indonesia menjadi "upacara baptis." Makna sesungguhnya dari kata ini adalah, diletakkan dibawah permukaan air, dicelupkan. Pada jaman literatur Yunani kuno, kata ini digunakan ketika seseorang berbicara tentang sesuatu yang tenggelam. Dibaptiskan, artinya, seseorang di kuburkan di dalam air (dimasukkan ke bawah permukaan air). Kemudian dia di angkat dari air, seperti Yesus bangkit dari kubur. Yesus memberikan tindakan pembaptisan ini sebagai tanda bahwa seseorang sudah dibawa dalam hidup yang baru. Gereja mula-mula mempraktekkan baptisan dengan cara menenggelamkan. "...dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus..." Kisah Para Rasul 8:38- 39. Ini adalah merupakan ilustrasi dari menenggelamkan.

2. ASAL BAPTISAN

Yohanes Pembaptis adalah yang pertama menggunakan baptisan sebagai suatu sakramen dalam kekristenan: "Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;" Yohanes 1:6. Yohanes mengaku bahwa dia diutus untuk membaptis. "...Tetapi Dia, yang mengutus Aku untuk membaptis dengan air..." Yohanes 1:33.
Yesus memberikan persetujuan-Nya atas pembaptisan dengan memberi diri dibaptis, seperti yang diceritakan dalam Matius 3:13-17. Perintah-Nya yang terakhir pada murid-murid-Nya mengenai semua bangsa adalah; "...baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," Matius 28:19.

3. SIAPAKAH YANG BOLEH DIBAPTISKAN?

Hanya seorang yang sudah mengakui dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya dihadapan jemaat yang bisa dibaptiskan. Jika pembaptisannya tidak menunjukkan imannya sendiri dalam Kristus dan tidak menggambarkan dilaluinya kematian menuju hidup yang kekal, pembaptisan tersebut bukanlah pembaptisan menurut Perjanjian Baru.
Seseorang yang belum mengerti arti pembaptisan belum layak untuk dibaptis. Tidak seorang pun yang dapat dibaptiskan atas nama orang lain, sama seperti juga tidak ada orang yang diselamatkan atas nama orang lain. Seseorang yang belum mencapai usia dimana dia bisa mengerti Alkitab dengan baik tentang keselamatan, tidak bisa dibaptiskan. Perjanjian Baru tidak mengajarkan bahwa bayi bisa dibaptiskan. Pembaptisan adalah merupakan suatu pilihan pribadi, untuk mentaati perintah Kristus. Seseorang yang percaya dalam Kristus harus minta kepada suatu gereja untuk membaptiskan dia sesuai dengan pengakuan kepercayaannya.

4. TUJUAN PEMBAPTISAN

Tiga macam kebenaran digambarkan dalam upacara baptisan. Pembaptisan menunjuk kembali pada penguburan dan kebangkitan Yesus Kristus. Pembaptisan juga menyatakan suatu pengalaman perubahan (perubahan hidup) dalam kehidupan orang percaya: kematian manusia lama dalam dosa dan bangkitnya manusia baru dalam Kristus. Ini menggambarkan kebangkitan tubuh saat kedatangan Tuhan.
Ketika tubuh kita masuk dalam air, hal ini menggambarkan bahwa manusia duniawi kita sudah mati dan dikuburkan bersama-sama dengan kematian kristus. Ketika tubuh kita keluar dari air, hal ini menggambarkan bahwa kita telah bangkit dari kematian bersama-sama dengan kebangkitan Kristus dan menjadi manusia yang baru, yaitu manusia yang lahir baru.

5. PERJAMUAN-PERJAMUAN TUHAN KUDUS

Tuhan kita memulai Perjamuan Kudus di ruang atas sebelum kematian-Nya di kayu salib. Ini dijadikan sebagai peringatan akan kematian-Nya bagi kita. Ketika Dia memberikan roti yang sudah dipecah-pecah kepada murid-murid-Nya, Dia berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." Matius 26:26. Kemudian, ketika Dia memberikan kepada mereka cawan, Dia berkata: "Minumlah kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." Matius 26:27-28. Sebenarnya tidak ada kekuatan atau kuasa yang tersimpan dalam roti atau anggur itu. Keduanya mengingatkan kita akan tubuh Tuhan yang terpecah-pecah dan darah-Nya yang tercurah.

6. SIAPAKAH YANG BOLEH MENGAMBIL BAGIAN DALAM PERJAMUAN KUDUS?

Perjamuan Kudus merupakan upacara gereja. Ini dilaksanakan oleh gereja dan diikuti oleh mereka yang sudah memenuhi syarat-syarat yang tertulis dalam Perjanjian Baru.
Orang-orang yang tidak percaya tidak boleh mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Ini juga bukan untuk seorang anak yang belum mengerti. Bukan pula untuk orang luar yang ingin ikut hanya untuk kesenangan. Bukan untuk orang kafir yang hanya ingin pamer. Ini adalah untuk orang-orang yang dosanya sudah diampuni oleh Tuhan Yesus Kristus. Biasanya yang mengikuti perjamuan kudus adalah orang-orang yang telah menerima sakramen baptisan kudus.
Perjamuan Kudus memerlukan pengujian yang jujur atas diri sendiri. Kita harus mengoreksi diri kita sendiri untuk melihat apakah kita memiliki dosa dalam diri kita. Ini adalah waktu untuk menyingkirkan semua dosa dan mohon pengampunan Tuhan saat kita ingat apa yang sudah Kristus perbuat bagi kita.

7. TUJUAN DARI PERJAMUAN KUDUS

Upacara ini mengingatkan kita akan kematian dan darah Tuhan kita Yesus Kristus yang telah tercurah. Dia mati karena dosa-dosa kita, karena kita memerlukan seorang Juruselamat, dan karena Dia rela untuk menjadi Juruselamat. Sangat penting untuk mengingat apa yang Yesus perintahkan pada para pengikutnya untuk melaksanakan Perjamuan Tuhan. Dia katakan, "Perbuatlah ini sebagai peringatan akan Daku" Yesus juga memberikan arti dari roti dan cawan. Dia mengatakan bahwa cawan adalah simbol dari darah-Nya sebagai darah perjanjian baru. Allah sudah berjanji untuk membuat suatu perjanjian yang baru dengan umatnya Yeremia 31:31-34. Yesus mengumumkan bahwa inilah perjanjian baru tersebut yaitu bahwa hanya melalui darah-Nya yang tercurah seseorang dapat memperoleh pengampunan atas dosa-dosanya. Dia mati sehingga kita beroleh hidup yang kekal.