Rabu, 25 Juli 2012

SABAR

JALANI HIDUP DENGAN KESABARAN

Seorang anak mengeluh pada ayahnya, “Άķu capek, sangat capek.
Aku belajar mati-matian sedang temanku dengan enaknya menyontek. Aku mau menyontek saja!
Aku capek karena aku harus terus membantu ibu, sedangkan temanku punya pembantu.
Aku capek karena aku harus menabung, sedangkan temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung.
Aku capek karena aku harus menjaga lidahku, sedangkan temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati.
Aku capek ayah, aku capek menahan diri. Mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah!” sang anak mulai menangis.

Sang ayah TERSENYUM & mengelus kepala anaknya, ”Anakku, ayo ikut ayah”.
Mereka menyusuri jalan yang JELEK, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang.

Ayah, Mau kemana kita? Aku tidak suka jalan. Lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. Badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah karena banyak ilalang. Aku benci jalan ini ayah,” anaknya terus mengeluh.

Akhirnya mereka sampai dí sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu-kupu, bunga-bunga yang cantik, dan pepohonan rindang.

Wah, tempat apa ini ayah? Aku suka tempat ini! Kemarilah anakku, ayo duduk disamping ayah. Anakku, taukah kau mengapa disini begitu sepi padahal amat indah. Itu karena orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek padahal mereka tau ada telaga disini. Mereka hanya kurang sabar dalam menyusuri jalan ini.

”Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kejujuran, butuh KESABARAN dalam bertindak agar kita mendapat KEMENANGAN.”

HIDUP adalah PERJUANGAN untuk MENGENDALIKAN dan MENGALAHKAN DIRI.