Senin, 27 Februari 2012

kkr + penginjilan


KEBANGUNAN ROHANI PADA MASA SAMUEL

kutuk Allah terhadap bangsa Filistin, ketika mereka merampas tabut perjanjian Tuhan dan menaruhnya di rumah berhala mereka, yang bernama Dagon.  Dan, ketika Tuhan memukul orang-orang Filistin, maka untuk menyelamatkan diri, mereka bersedia  mengeluarkan tabut Tuhan, dan mereka melakukannya dengan cara yang luar biasa.
 “Lembu-lembu itu langsung mengikuti jalan yang menuju ke Bet-Semes; melalui satu jalan raya, sambil menguak dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, sedang raja-raja orang Filistin itu berjalan di belakangnya sampai ke daerah Bet-Semes” (I Sam. 6:12).
Dan sekarang lihatlah ayat 19, mereka dikatakan telah melanggar hukum Tuhan yang berkata, “Engkau tidak diperbolehkan menjamah tabut perjanjian itu.  Hal itu harus dibawa dengan cara dipikul oleh para imam yang ditunjuk.”  Tetapi, orang-orang Bet-Semes itu bukan saja menjamah tabut TUHAN, namun rasa ingin tahu mereka juga melihat ke dalamnya, dan sebagai akibatnya Tuhan membunuh orang-orang dari rakyat itu sebanyak 70 orang dari rakyat itu, karena mereka melihat ke dalam tabut TUHAN yang walau pun sudah dilarang untuk menjamah dengan tangan manusia dan juga dilarang untuk di lihat oleh mata manusia.  Di sini kita melihat mereka melakukan hal yang berlawanan dan berkata, “Mari kita singkirkan tabut TUHAN ini.  Kita tidak mau ini berada di rumah kita.  Kita tidak mau ini ada di kota dan di tanah kita. Dengan kata lain, mereka berbelok ke arah yang ektrim.
Kita juga menemukan contoh ini dalam sikap Petrus ketika Tuhan Yesus hendak mencuci kaki murid-muridNya.  Simon Petrus berkata, “Tuhan, Engkau tidak akan membasuh kakiku.  Dan, sesaat kemudian, ia berkata, “Tuhan, bukan saja tangan dan kakiku, tetapi juga kepalaku. Basuhlah aku seluruhnya.”
Atau kita juga bisa melihat pada sikap Elia.  Ketika ia berada di Gunung Karmel, ia sama sekali tidak merasa takut dengan nabi-nabi Baal dan raja dan seluruh orang yang menyembah berhala, namun hari berikutnya, ia duduk di bawah pohon, karena lari untuk menyelamatkan hidupnya dari Izebel.
Sebagai manusia kita memang lucu.  Satu hari panas, dan satu hari dingin.  Satu hari kita berapi-api, dan hari berikutnya kita menjadi padam, dan jadi debu api.  Kita beralih dari satu ektrim kepada keektriman yang lainnya.
“Datanglah dan ambilah tabut itu dari kami.”  Lalu orang-orang Kiryat-Yearim datang dan mengangkut  tabut TUHAN itu dan membawanya ke rumah Abinadab yang di atas bukit.  Sejak saat itu tabut TUHAN itu tinggal di Kirya-Yearim selama 20 tahun (I Sam 7:1).  Jadi, selama 20 tahun tabut Tuhan tidak pernah ada beritanya, terkecuali sekali secara kebetulan disebutkan, hingga Daud menerima utusan dan membawanya ke kota Daud.
Dan kemudian, karena pelanggaran umatNya maka akhirnya tabut itu di pindahkan ke sorga.  Kita diberitahukan bahwa Yohanes melihat peti perjanjian itu dalam penglihatannya. why 11:19  Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.
Maka Samuel berkata, “Jika kamu berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya kepadaNya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin” (I Sam. 7:3).
Sekarang, saya mau Anda melihat apa yang dilakuakan Samuel. Dalam I Samuel 7:5 kita membaca,   “Lalu berkatalah Samuel: Kumpulkanlah segenap orang Israel ke Mizpa; maka aku akan berdoa untuk kamu kepada TUHAN.”  Di sini ada satu prinsip yang baik.  Pertama berdoa, kemudian pelayanan firman Tuhan: “supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman” (Kis. 6:4)
Berdoa dan berkhotbah; berdoa dan menyembah; berdoa dan melayani Allah; merupakan hal yang pertama untuk memohon Allah memberkatinya.  Jadi Samuel berkata, “Aku akan berdoa untuk kamu kepada TUHAN.”  Setelah berkumpul di Mizpa, mereka menimba air dan mencurahkannya di hadapan TUHAN.  Itu merupakan satu tanda kelemahan-kelemahan mereka.  
Lalu mereka berkata, “Kami telah berdosa kepada TUHAN” (I Sam. 7:6).  “Sesudah itu Samuel mengambil seekor anak domba yang menyusui lalu mempersembahkan seluruhnya kepada TUHAN sebagai korban bakaran.  Dan ketika Samuel berseru kepada TUHAN bagi Israel, maka TUHAN menjawab dia” (I Sam. 7:9).
Perhatikan apa yang terjadi.  Dalam I Samuel 7:10 kita membaca, “Sedang Samuel mempersembahkan korban bakaran itu, majulah orang Filistin berperang melawan orang Israel.” Jadi di sini kita melihat bahwa ketika umat Tuhan sedang menyembah Tuhan, sedang menatap ke sorga, pada saat orang-orang Filistin datang untuk membunuh dan menghancurkan.  Namun demikian, Allah tidak tinggal diam.  Segera ketika orang-orang Filistin maju untuk menyerang, “TUHAN mengguntur dengan bunyi yang hebat ke atas orang Filistin dan mengacaukan mereka, sehingga mereka terpukul kalah oleh orang Israel” (ayat 10b). Selanjutnya, untuk menunjukkan rasa terima kasih atas apa yang Allah telah lakukan, Samuel memanggil orang-orang Israel untuk berkumpul dan kemudian ia mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Ebenhaezer, katanya: “Sampai di sini TUHAN menolong kita



FILIPUS SEORANG PENGINJIL
Kis  8:5-8 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.  Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.  Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang disembuhkan.  Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu
Ada satu alasan mengapa Filipus pergi ke Samaria, di mana di Yerusalem terjadi penganiayaan yang hebat terhadap gereja di sana.  Dan orang-orang Kristen Yahudi yang berbahasa Yunani (Kristen Helenistik), mereka tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.  Saulus yang memimpin penganiayaan itu, membawa malapetaka yang hebat bagi gereja.  Kemudian kita menemukan bahawa dalam peristiwa itu Filipus dikatakan meninggalkan Yerusalem dan pergi ke Samaria. 
Ada 2 alasan kebangunan rohani besar di bawah pelayanan Filipus di Samaria. 
·         Alasan pertama adalah karena orang-orang Samaria memandang orang-orang Yahudi dengan jijik dan penuh kebencian.  Imam agung di Yerusalem tidak ada yurisdiksi atau hak hukum atas Samaria.  Ketika Filipus pergi ke Samaria, ia memiliki kesempatan terbuka secara penuh untuk memberitakan Injil Kristus kepada mereka. 
·         Alasan kedua yang menyebabkan terjadinya kebangunan rohani besar di Samaria adalah karena pelayanan mula-mula dari Tuhan Yesus di daerah tersebut.  Anda mungkin ingat Yohanes berkata tentang Yesus, “Ia harus melintasi daerah Samaria” (Yoh. 4:4).  Di Samaria Yesus berbicara kepada perempuan Samaria dan seluruh penduduk Sikhar datang menemui Dia dan percaya kepadaNya.  Jadi, dengan demikian, Filipus memperoleh pintu terbuka untuk memberitakan Injil Yesus Kristus di daerah Samaria.

Tentang Filipus, saya ingin mencatat beberapa pokok penting.  
Dalam pasal yang sama, Roh Kudus yang mengutus Filipus ke jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza, dan ketika berdiri di sana, tiba-tiba lewatlah sida-sida dari Etiopia dengan mengendarai keretanya.  Kemudian Allah berkata kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!”   Dan pada saat itu Filipus mendapai bahwa sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya 53:7-8.  Setalah Filipus mendengar sida-sida itu membaca kitab Yesaya tersebut, ia bertanya kepadanya, “Mengertikah tuan apa yang tuan baca?”  Jawabnya: “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?”  Setalah selesai membaca kitab Yesaya 53 itu, sida-sida itu bertanya kepada Filupus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya atau tentang orang lain?”  Menjawab pertanyaan itu, “Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Inji Yesus Kristus kepadanya” (Kis. 8:26-35). 
Bukankah itu satu cerita yang menarik tentang seseorang yang bertugas menyampaikan berita Injil?  Apakah dia di atas mimbar atau sedang bersaksi di pinggir jalan, atau bersaksi kepada temannya.  Dua kali dicatat oleh Lukas tentang Flipus memberitakan Yesus Kristus (Kis. 8:5; 35).  Memberitakan Injil Yesus Kristus adalah satu perkara yang indah dan mulia.
Untuk memberitakan Kristus adalah satu kehormatan yang luar biasa mulianya.  Berita itu akan menjadi manna (roti) untuk jiwa yang lapar, dan merupakan air hidup bagi hati yang dahaga. Kedahsyatan dari Roh Allah yang bekerja dalam khotbah yang meninggikan Yesus Kristus.
seseorang tergantung di atas kayu salib,
Dalam kepedihan dan berlumuran darah,
Dengan mata lesu Ia menatap aku,
Sesungguhnya, sampai akhir nafasku,
Tidak akan kulupakan tatapan itu;
Ia membayar aku dengan kematianNya,
Walaupun Ia tidak berbicara sepatah kata pun.
Aku melihat , Ia membasuh dosaku dgn darahNya
Agar aku memiliki kehidupan
“John Newton, pernah sebagai orang kafir dan orang yang jangak (tidak menghormati wanita), seorang pelayan dari para budak di Afrika karena kekayaan anugerah dari Tuhan dan Juruselamat Yesus Kristus, telah menyelamatkan, memulihkan, mengampuni dan akhirnya ditunjuk untuk memberitakan iman yang telah lama dengan rela untuk dihancurkan.”
“Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di satu tempat yang ada air.  Lalu kata sida-sida itu: “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?”  [Sahut Filipus: “Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh.”  Jawabnya: Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.”]  Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filpus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi.  Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita” (Kis. 8:36-39). 
Dan Tuhan Yesus memerintahkan hal itu dalam Amanat AgungNya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19). Dan para murid Yesus dengan setia dan penuh ketaatan menjalankan perintah itu. 
Salah satu dari gereja kami di desa, ada seorang bapak memiliki toko umum.  Ia bukan seorang Kristen.  Saya mengunjungi dia dan berdoa kepadanya, bebicara dengannya, membaca Alkitab dengannya, mengundang dia untuk menerima Kristus.  Pada satu hari Minggu, ia meresponi undangan untuk menerima Tuhan.  Ketika saya memberi undangan kepada jemaat untuk menerima Tuhan, saya melihat ia berdiri di bagian belakang kursi gereja.  Saya akhirnya turun dari mimbar dan memberi salam kepadanya.  Dan ia berkata kepada saya, “Saya menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat saya.  Saya memohon Yesus mengampuni dosa-dosa saya.  Dan saya mau menjadi orang Kristen.”  
Menanggapi pernyataannya, saya berkata “Indah sekali.”  Setelah itu saya mengundang dia untuk duduk di kursi depan.  Akan tetapi ia menolak dan berkata, “Tidak.  Sebagai orang berdosa, saya telah memutuskan bahwa sepanjang hidup saya, saya tidak akan duduk di kursi depan, dan saya tidak akan mau dibaptis.”
Bila seseorang memiliki hati yang tulus di hadapanNya dan memberikan hatinya kepada Yesus, dan datang ke depan di hadapan jemaat, di hadapan para malaikat, dan mau menerima baptisan, itu adalah sesuatu yang dirindukan hatinya, dan hal itu satu mujizat.  Setelah beberapa saat bergumul, akhirnya bapak itu mau maju kedepan, dan Tuhan Yesus telah memenangkan jiwanya.  Selanjutnya saya berdoa untuk dia dan sesudah itu saya memperkenalkan dia kepada jemaat sebagai petobat baru dan calon baptisan.  Kali terakhir saya bertemu dengannya, ia sudah menjadi pemimpin Sekolah Minggu di gereja tersebut. 
Roh Tuhan menguasai Filipus; Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi.  Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita” (Kis. 8:39).   
hari Senin, aku bahagia
hari Selasa, penuh sukacita
hari Rabu, Aku ada damai dalam hati
hari Kamis, dan Jumat ; Aku berjalan dalam terang
hari Sabtu , Minggu senantiasa cerah.