Rabu, 07 Desember 2011

KEAJAIBAN NATAL -17


Sepatu Berwarna Emas - Cerita Natal
 4 hari sebelum hari natal, suasana Natal belum terasa dalam hati saya.
Mobil-mobil sudah menjejali pertokoan yang sudah mulai memberikan potonganharga. Di dalam toko malah lebih parah, kereta barang dan pembeli antri padakasir. Saya heran kenapa saya mau datang hari ini. Kaki saya sudah pegal,dan begitu pula kepala saya sudah pening.

Dalam daftar belanjaan saya berisi nama-nama teman yang mengatakan
bahwa mereka tidak perlu apa-apa. Tetapi saya pikir, mereka akan
tersinggung jika saya tidak memberikan sesuatu kepada mereka.
Mereka sudah mempunyai barang-barang yang mereka butuhkan, dan juga harganyamahal-mahal. Saya memutuskan membelikan hadiah yang lucu kepada mereka.

Secepatnya, saya mengisi kereta barang dengan barang-barang yang
saya ingin beli, dan langsung ikut antri untuk membayar. Saya memilih
antrian yang paling pendek, tetapi tetap saja membutuhkan waktu 20
menit untuk mencapai kasir.

Di depan saya, ikut antri 2 anak kecil, yang laki-laki berumur sekitar
5 tahun, dan yang perempuan lebih kecil. Anak laki-laki tersebut
memakai baju hangat yang lusuh, celana jeans yang kependekan, dan
memakai sepatu kets kebesaran. Sedang adiknya, memakai baju yang
sama dengan kakaknya. Adiknya, membawa sepasang sepatu wanita berwarna emas yang bagus dan mengkilap.

Lagu Natal terdengar di dalam toko tersebut, dan anak perempuan
tersebut ikut menyanyikannya dengan perlahan-lahan dan gembira,
walaupun dengan suara yang sumbang. Akhirnya kamipun sampai ke depan
kasir. Anak perempuan tsb dengan hati-hati meletakkan sepatu tersebut
di depan kasir, seperti menjaga harta karun.

Kasir tersebut menghitung, dan berkata, "Harganya 25.000 rupiah".
Anak laki-laki tersebut mengeluarkan semua uang dari kantung celananya,
meletakkannya di meja kasir dan menghitungnya, dan ternyata jumlahnya
hanya ada 12.500 rupiah. Lalu kata anak laki-laki tersebut kepada
adiknya, "Dik, kukira kita harus menaruhnya kembali…"
dengan suara yang sedih. "Kita akan datang lagi kapan-kapan,
mungkin besok".

Mendengar hal tsb, adiknya tersedu, dan mengatakan, "Tetapi
Yesus akan suka akan sepatu ini."

Jawab kakaknya, "Ya… Kita pulang dulu, bekerja lagi….
Jangan menangis, kita akan kembali besok…"

Lalu saya katakan kepada kasir bahwa kekurangan anak tersebut saya
yang akan bayar. Anak itu sudah menunggu lama untuk mendapatkan
sepatu tersebut, dan lagipula masa ini adalah masa Natal. Tiba-tiba,
sepasang tangan menyentuh tangan saya, dan anak perempuan itu mengatakan,
"Terima kasih Bu…."

Saya menanyakan kepada anak itu, "Kenapa kamu katakan bahwa
Yesus akan suka kepada sepatu itu?"

Kakaknya menjawab, "Ibu saya sedang sakit, dan akan pergike surga… Dan ayah saya mengatakan bahwa Ibu saya mungkin sebelum hari Natal sudah pergi, untuk bertemu Yesus."

Adik perempuannya berkata, "Guru sekolah Minggu saya mengatakan,
di surga, jalannya terbuat dari emas, seperti sepatu itu. Bukankah
ibu saya akan cantik sekali jalan di surga dengan sepatu yang sesuai?"

Mata saya berkaca-kaca ketika saya melihat air mata anak perempuan
itu mengalir di pipinya. "Ya…. Saya yakin ibumu akan cantik
sekali…"

Di dalam hati saya berterima kasih kepada Tuhan memakai anak tersebut
dan mengingatkan saya untuk dapat "memberi dengan tulus hati".