Sabtu, 03 Desember 2011

KEAJAIBAN NATAL -5


Kevin, nama samaran seorang Yordania berumur 23 tahun, bergembira pada saat menyambut mendekatnya hari Natal . Tahun itu merupakan Natal pertama baginya sebagai orang Kristen. Kevin telah meninggalkan "agama lain" Natal memberikan sesuatu yang sangat berarti baginya. Ketika dia masih seorang "agama lain", Natal hanya merupakan hari raya bagi kaum kafir. Tetapi bagi dia sekarang, Natal merupakan hari kelahiran Penyelamatnya, Anak Allah, Yesus Kristus.
Kevin bersukacita meskipun karena iman barunya dia harus membayar suatu harga: dia diasingkan oleh keluarganya, mereka menendangnya keluar dari rumah. Teman kerjanya memberitahukan kepada bos Kevin bahwa dia sudah bukan seorang "agama lain". Hasilnya, Kevin dipecat dari pekerjaannya dan bahkan dia menghadapi waktu-waktu sulit pada saat hari Natal sudah akan mendekat.
Pada suatu sore di musim dingin, Kevin dan seorang temannya mengendarai mobil dari Amman, Yordania, ke desanya Kevin. Hujan rintik-rintik membasahi kaca depan mobilnya pada saat 2 orang bersahabat ini berbicara mengenai teman-teman, keluarga, dan hadiah-hadiah. Sekitar 20 menit di perjalanan, percakapan mereka tiba-tiba terhenti ketika sebuah mobil mendahului mobil mereka. Ketika mobil tersebut melewati mereka, Kevin melihat 2 orang penembak duduk di kursi belakang. Dia terkejut pada saat mereka mulai menembaki mobilnya. Ajaibnya, Kevin dan temannya dapat lolos tanpa terluka, tetapi mereka akhirnya menemukan 12 lubang di badan mobilnya akibat terjangan peluru. "Kami tahu Tuhanlah yang menolong, bukan kehebatan kita mengendarai mobil yang melepaskan kita dari bahaya."
Kevin telah mengalami beberapa kali percobaan pembunuhan seperti kucing-kucingan sejak percobaan penembakan yang dilakukan terhadapnya pada hari Natal itu. Salah satu peristiwa yang baru saja menimpanya, yang terjadi pada pertengahan tahun ini, adalah pada saat Kevin sedang berjalan-jalan di desanya. Sebuah taksi mengejar dan menabraknya, dan dia jatuh di trotoar. Setelah itu taksi tersebut melindas tangan kiri Kevin. Kevin pingsan; ia tersadar di rumah sakit dan menemui tangan kirinya patah akibat peristiwa tersebut. Kevin sadar bahwa keluarganya ada di balik beberapa penyerangan yang hampir merenggut nyawanya. Seorang teman mendorongnya untuk bertemu dengan ayahnya, jadi Kevin menghubungi keluarganya dan mengatur pertemuan pada malam hari.
Pada saat makan malam bersama, Kevin meminta agar ayahnya menjelaskan kenapa dia melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya. "Jika kamu terus berjalan di dalam kekristenan, aku akan bersiap untuk membunuhmu!" teriak ayah Kevin. "Kamu bukan anakku jika kamu tidak kembali ke 'agama lain!'"
"Kamu bukan seorang ayah yang mengasihi jika kamu mencoba membunuhku," kata Kevin. Kevin meninggalkan keluarganya malam itu, menyadari bahwa akan ada percobaan pembunuhan lagi terhadap dirinya. Sekarang dia sedang bersembunyi; tidak bekerja dan tinggal dengan seorang teman. Dia menolak untuk meninggalkan iman Kristennya. "Selagi aku hidup, aku tidak akan menolak Yesus, karena akhirnya aku menemukan kedamaian di dalam dasar jiwaku." "Bagaimana aku dapat meninggalkan Seseorang yang telah memberikanku kedamaian?"
Kevin mengatakan dia ingin mengetahui lebih dalam mengenai Kristus, dan dia ingin menginjili orang-orang dari "agama lain". "Banyak orang Kristen takut untuk bersaksi mengenai Yesus kepada orang-orang beragama lain, tetapi aku mengasihi mereka dan aku tidak takut, karena Tuhanlah yang menciptakan mereka." Dia berkata hatinya dibesarkan dengan cerita-cerita penganiayaan Paulus dan Stefanus. "Seperti Paulus dan Stefanus, aku juga mengalami penganiayaan, dan setiap kali aku menghadapai penganiayaan, Yesus selalu menolongku."
Kevin mengatakan bahwa pada masa-masa sulitnya, dia selalu mengingat ayat favoritnya di Alkitab, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Matius 11:28).
Semoga saudara dari Yordania yang seiman dengan kita ini disegarkan oleh Roh Allah dan dikuatkan melalui doa-doa keluarga Kristennya di seluruh dunia.