Saya memberi unjuk jempol untuk gereja2 besar ; keberhasilannya luar biasa ; jemaat banyak banget, duit juga banyak, gedung2 juga mega, pengkhotbahnya juga hebat2, programnya juga luar biasa. Saya juga salah seorang yang sangat suka beribadah digereja besar ini ; padahal pada saat saya ibadah depan 3 orang, kiri-kanan 3 orang, belakang 3 orang; saya tidak kenal mereka , mereka juga tidak kenal saya. Pendetanya juga ngak kenal saya, pelayannya juga ngak kenal saya; ada yang paling saya suka ; saya ngak punya beban/tanggung jawab, beda dengan gereja kecil dimana saya jadi jemaaat/berkomunitas disana; saya ada tanggung jawab pada setiap ibadah (umum, remaja, kaum ibu dan anak2 ), bahkan banyak masalah/konflik. Karena pendeta kenal saya, saya kenal mereka, pelayan semua kenal saya, saya kenal mereka ; jadi saya harus PEDULI apa yang terjadi pada mereka.
1. Ada hal2 atau nilai yang saya pelajari ada gereja besar ini tidak ada komsel, sehingga pertumbuhan kerohanian tidak menjadi yang utama.
2. Jika ada komsel ; kita hanya kenal orang2 komsel sendiri, kurang dengan komsel2 yang lain ( padahal masih masuk dalam 1 area ), kemudian dalam soal pembinaan rohani alangkah bahagianya kalau pengkhotbah hebat2 JUGA MAU MELEBUR DIKOMSEL. Tapi kenyataan hanya pks2 atau spk2 yang dimodalin pendidikan rohani yang dangkal; karena ada diantara mereka karunianya bukan mengajar/melainkan pengusaha.
3. Sehingga pembahasannya problem2 pribadi; padahal firman itu pelita artinya ketika firman itu diberitakan sudah menjawab problem semua anggota tubuh kristus.
4. Dan didalam tubuh kristus terdapat anggota2 yang punya karunia2 harusnya punya tanggung jawab bersama untuk menciptakan sebuah ibadah yang berdampak bagi setiap anggota tubuh kristus.
5. Ibadah yang terselenggara seperti sebuah acara kondangan /wajib hadir, yang seharusnya disitu setiap anggota memiliki kerinduan yang mengalami Tuhan, bertemu Tuhan, dilawat Tuhan.