Ada 4 konsep diri yang saya catat untuk menghadapi kehidupan yang sulit di akhir zaman ini. Ketika saya melayani di kampung-kampung di pinggir kota keadaan keluarga-keluarga Kristen yang kehidupan perekonomiannya menegah ke bawah; karena sulitnya hidup, pahitnya keadaan, masalah yang silih berganti, suami yang meninggal, istri yang tidak setia, anak-anak yang nakal: sehingga mereka malas ke gereja, malas berdoa, malas membaca Alkitab. Karena mereka menanggap tidak berguna dan tidak bermanfaat dan tidak mengubah keadaan mereka.
Saya katakan kepada mereka bahwa Alkitab ini adalah Yesus sendiri (Yoh. 1:1,14); ada banyak orang dunia mengutip kata-kata firman untuk mementor banyak orang terbukti berhasil. Artinya Tuhan Yesus adalah sang motivator no.1 di dunia. Tidak perlu lagi kita cari-cari motivator dunia untuk menyemangatkan diri kita.
Mari kita lihat konsep diri tersebut:
- Adalah kasih: 1 Kor 13:13
- Tiang doa: Lukas 18:1
- Kebaikan hati kita: Filipi 4:5
- Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat: Amsal 1:7,2:1-6
Mengapa ada beberapa orang yang mampu bertahan melewati badai cobaan paling dahsyat dalam hidupnya dan tetap berdiri tegar, sementara lainnya selalu mengeluh, komplain terus tentang setiap gangguan kecil dalam hidupnya dan akhirnya semakin terpuruk. Contoh kehidupan keluarga yang tahu bahwa Tuhan Yesus sangat mengasihi mereka dan mereka saling mengasihi; keluarga tersebut akan kokoh. Tetapi setiap anggota keluarga yang tidak memiliki kasih Yesus bahkan tidak menyalurkan kasih itu; mereka adalah orang-orang yang merasa hidupnya tertekan dan rapuh. Ketika menyadari betapa Tuhan Yesus sangat mengasihi kita dan sampai mati di kayu salib. Mari dengan kasih yang sudah mengalir dalam hidup kita; kita belajar mengasihi istri, suami, anak2, orang tua, tetangga, keluarga seiman dan masih banyak lagi. Anda akan diberkati Tuhan.
Doa adalah nafas kehidupan, doa berbicara keintiman kita dengan Tuhan, doa berbicara persekutuan. Ada sebuah kesaksian yang sangat luar bisa. Seorang ibu mempunyai suami yang tidak seiman dan ibu ini sudah menjadi pelayanan Tuhan bertahun-tahun dan juga sudah bertahun-tahun dengan setia berdoa agar suami mau percaya Yesus. Ibu ini bertanya kepada pak pendeta kenapa Tuhan belum menjawab doanya. Pendeta balik bertanya apakah ibu itu masih mencintai suaminya. Dijawab masih, kalau begitu teruslah berdoa. Suatu hari suami malah mau ke tanah suci dan menyuruh istri bikin doa syukuran doakan dia selamat pergi pulang dari tanah suci. Ibu bertanya lagi kepada pak pendeta, "Bagaimana?" Jawab pendeta, "Kalau ibu masih cinta, buatlah syukuran itu." Singkat cerita suami sudah pulang dari tanah suci. Ibu ini minta pak pendeta untuk kunjungi suami doakan dan injili. Pak pendeta memang datang tapi hanya sekedar ngobrol-ngobrol. Suatu hari suami bertanya kenapa pak pendeta tidak pernah doakan dia, ataupun injili dia, apakah pak pendeta mengasihi dia. Singkat cerita suami minta sendiri untuk datang ke gereja. Itulah kuasa doa tidak pernah berubah, waktu Tuhan adalah indah. Walaupun kita lelah mari kita terus berdoa.
Semua orang ingin disebut orang baik. "Wah bapak itu baik, wah ibu itu baik" saya punya tetangga dia ingin sekali dibilang baik, tetapi kasih makanan ke kita sayur atau kue yang sudah tidak habis dimakan atau sisaan. Ada lagi seorang bapak berbicara dengan tetangga ramah dan baik dan suka menolong tetangga, tetapi kelakuan di rumah kayak singa; cuek dan egois, bicara dengan istri dan anak; galak, minta tolong apalagi nggak bakalan deh. Hendaklah kebaikan hati kita diketahui semua orang, bukan topeng saja, atau pura-pura.
Hikmat dari Tuhan dapat diperoleh dengan mendengar, menyimpan firman Tuhan baik-baik, mencarinya seperti mencari perak dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka akan memperoleh hikmat dari takut dan taat kepada Tuhan, karena Tuhan sendiri yang memberi hikmat itu. Kel 1:20 bidan-bidan takut akan Tuhan diberi hikmat berbicara kepada Firaun, dan bidan-bidan itu diberkati Tuhan.
Mari kita miliki konsep hidup yang benar menurut Alkitab sehingga kita menjadi orang-orang yang diberkati.