POLA PEMURIDAN
Sejak zaman lahirnya
gereja mula-mula, kualitas pemuridan selalu
menjadi bahan
sorotan yang sangat tajam dalam pertumbuhan gereja.
Barnabas dan Paulus
-- Paulus hasil dari pemuridan Barnabas --
misalnya, merupakan
cermin kesuksesan pemuridan. Ketika mereka
memberitakan Injil
di Listra, mereka berdua dipanggil dengan nama
dewa-dewa.
·
kis
9:27 Tetapi Barnabas menerima dia dan
membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana
Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan
bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.
·
kis
14:11 Ketika orang banyak melihat apa
yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa
telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."
Kini di zaman
teknologi informasi, pemuridan tetap menjadi suatu
permasalahan para
pelayan Kristus, terutama untuk para penginjil
yang sedang merintis
gereja. Sebab penginjilan merupakan tulang
punggung berdirinya
sebuah gereja.
Tak heran bila
program pemuridan seharusnya wajib menjadi jadwal
kerja utama dalam
sebuah gereja. Tetapi, banyak juga gereja yang
mengabaikan, bahkan
menganggap hal tersebut tidak perlu. Karenanya,
gereja itu tidak
mempunyai penginjil dan pelatihan pemuridan.
PRINSIP-PRINSIP
PEMILIHAN
Yesus Kristus adalah
teladan kekal yang bisa kita tiru dalam konsep-
konsep pemuridan.
Teladan saat Yesus memilih 12 murid-Nya lalu berkembang
menjadi :
·
Luk
10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan
menunjuk 70 murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke
setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Apa yang dapat kita
ambil dari teladan Yesus Kristus dalam
pemilihan?
·
William Macdonald menegaskan ada 7
syarat menjadi
murid Yesus, yaitu
-
kasih yang sebulat-bulatnya kepada Yesus Kristus
-
menyangkali diri sendiri
-
memikul salib dengan sepenuh hati
-
suatu penyerahan hidup sepenuhnya
untuk mengikuti Kristus
-
kasih yang mendalam terhadap semua
milik Kristus
-
berpegang teguh kepada perkataan
-
meninggalkan segala sesuatu karena
mengikut Dia.
·
Sementara itu, Oswald mengatakan
bahwa teladan Yesus Kristus dalam
pemilihan itu:
-
berkenaan dengan kasih yang
menguasai hatinya -kasih yang utuh
-
berkenaan dengan peri kehidupan –
memikul salib tanpa berkeputusan
-
berkenaan dengan milik pribadi -- penyangkalan
diri yang tidak bersyarat.
·
Konsep yg ditawarkan oleh Bruce juga
tidak kalah pentingnya. Dasar pemikiran
Bruce dapat dikembangkan sebagai berikut.
-
Pertama, pendekatan pribadi Yesus
terhadap para murid. Untukmengambil seorang murid, Dia tidak melalui perantara.
Dia langsung mengajak calon murid itu untuk mengikuti-Nya. Kita lihat Yesus mengajak
Filipus, "Ikutlah Aku!" (Yoh 1:43) dan Filipus pun menjadi murid
Yesus.
-
Begitu pula Filipus bertemu dengan
Natanael, ia mengajak Natanael mengikuti Yesus (ay. 47).
-
Yesus juga mengatakan, "Mari
ikutlah. Aku!" kepada Simon dan Andreas (Mat 4:19), dan Yakobus dan
Yohanes (Mat 4: 22). Dalam Mat 4:19, Yesus
berkata, "Aku akan menjadikan kamu
penjala manusia!"
-
Kedua, Yesus tidak asal mengambil
murid. Yesus sangat selektif. Karena Yesus Mahakuasa, Dia sudah tahu siapa
orang yang berkualitas yang akan menjadi murid-Nya. Yesus menjadikan murid-murid-Nya
sebagai bangsa pilihan. Ini terlihat ketika calon murid-Nya memuji Dia dan
mengetahui bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah atau Mesias sehingga Yesus
menerima calon murid tersebut sebagai murid-Nya.
Contoh dari hal
tersebut bisa dilihat di dalam
-
Yoh 1. Andreas memuji kemuliaan
Yesus Kristus. Karena Yohanes Pembaptis memuji Yesus, "Dialah Anak Domba
Allah!", Andreas pun mengikut Yesus , lalu Andreas membawa Simon kepada
Yesus. Yesus mau menerima Simon karena Simon tahu bahwa Yesus adalah Mesias .
-
yoh
1:41 Andreas mula-mula bertemu dengan
Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias
(artinya: Kristus)."
-
Ketiga, Yesus memilih
murid-murid-Nya dari berbagai kepribadian. * Ada Simon orang Zelot yang membenci orang
Romawi yang menguasai
Palestina.
o Juga
ada Matius pemungut cukai yang bekerja bagi kepala orang Romawi
o Ada
penjala ikan. Dan berbagai kepribadian lainnya.
-
Keempat, ada sebuah proses seleksi.
Meskipun calon murid itu sudah
diajak
mengikuti Yesus -- "Marilah ikut Aku!" -- tetapi Yesus tidak langsung
memberitahu
bahwa mereka adalah murid-murid-Nya. Calon
murid dibiarkan
mengenal
diri-Nya. Mereka dibiarkan untuk memasuki proses pendewasaan iman.
Karena itu,
Yesus tidak berkata kepada calon-calon
murid-Nya, "Marilah menjadi
murid-Ku!"
- Kelima, ada
proses pergumulan.Yesus berdoa sepanjang malam untuk itu . Semua
perkara yang
dialami Ia serahkan kepada Bapa di surga yang
Mengurus dan
merestui apa yang dilakukan Yesus. Jadi, Yesus tidak mau asal
mengambil orang
sebagai murid-Nya. Ada kesepakatan antara Yesus
dengan Bapa-
Nya di surga. Ada
dialog antara Ayah dengan Anak.
- Luk 6:12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk
berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
- Luk 6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil
murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang,
yang disebut-Nya rasul:
- Keenam, dasar
pemilihan adalah
·
ulet, kerja keras, dan wataknya bisa
dibentuk.
·
Yesus memilih mereka -- orang-orang
kasar dan orang-orang desa dari Galilea. Mereka adalah orang-orang yang
dianggap agak kedesa-desaan.
·
Tetapi mereka adalah pekerja keras.
Dan kita tahu bahwa orang-orang tipe inilah yang bisa bertahan dalam pelayanan bersama
Yesus -- berjalan sepanjang hidup, tidak ada fasilitas kemewahan, serta banyak
cacian atau makian orang.
·
Dan sifat yang tidak kalah
pentingnya dari mereka ialah karena mereka mau menerima Yesus. Mereka menerima
ajaran-ajaran Yesus dengan ketulusan, kepolosan, dan kesungguhan.
PELATIHAN KEDUA
BELAS RASUL
Ada beberapa cara
melatih pemimpin. LeRoy Eims menawarkan hal-hal
berikut.
(1) Mengembangkan
kehidupan rohani yang mendalam.
(2) Menemukan
pekerjaan dan karunia-karunianya.
(3) Mengembangkan
kekuatannya.
(4) Melatih dia
dalam kepemimpinan.
(5) Mengambil
langkah-langkah untuk penambahan imannya.
(6) Menghaluskan
kemampuan pelayanannya.
(7) Mengarahkan dia
agar menjadi bijaksana.
(8) Mengajarkan
kemahiran berkomunikasi.
(9) Menanamkan dasar
atas kepercayaan yang kuat.
Bruce melihat
masalah pelatihan ke-12 rasul adalah proses
kelanjutan setelah pemilihan
murid.
Proses pelatihan
tersebut mencakup,
·
pertama, mendengar dan melihat --
menjadi saksi mata dan
pelayan Firman (Luk 1:1-4). Orang banyak
datang untuk mendengar
Dia; karena ucapan-ucapan Yesus (Luk
6:17-49). Ucapan Yesus adalah
ucapan-ucapan bahagia dan peringatan
(perumpamaan) -- berbahagialah
mata yang melihat dan telinga yang
mendengar karena banyak nabi dan
orang benar yang ingin melihat, tetapi
tidak melihatnya dan ingin
mendengar, tapi tidak mendengarnya (Luk
6:29-49; Mat 5-7; 13:1-
52). Mereka memang mempunyai telinga dan
mereka mendengar. Tetapi,
mereka tidak tahu apa artinya (Luk
10:23,24; Mat 13:16-17). Dan
hanya kepada murid-murid-Nya sajalah Yesus
mengutarakan artinya
(Mark 4:33,34).
·
Kedua, berdoa. Kita berdoa kepada
Bapa di surga. Doa tersebut tidak
bertele-tele. Kita tidak usah mengenakan
pakaian yang mencolok. Kita
tidak berdoa di tempat-tempat yang
mencolok. Kita harus berdoa
dengan tidak jemu-jemu (Mat 6:5-13; Luk
11:1-3;18:1-5). Dengan
demikian, doa kita pasti akan dikabulkan.
Firman Allah berkata,
"Mintalah, maka akan diberikan
kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan
dibukakan bagimu. Karena setiap
orang yang meminta, menerima dan setiap
orang yang mencari, mendapat
dan setiap orang yang mengetok, baginya
pintu dibukakan (Mat 7:7-8)."
·
Ketiga adalah pengutusan pemberitaan
Injil (Mark 3:14). Mat
28:19-20 berbunyi: "Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman."