KEBANGUNAN ROHANI PADA MASA SAMUEL
kutuk Allah terhadap bangsa Filistin, ketika mereka
merampas tabut perjanjian Tuhan dan menaruhnya di rumah berhala mereka, yang
bernama Dagon. Dan, ketika Tuhan memukul orang-orang Filistin, maka untuk
menyelamatkan diri, mereka bersedia mengeluarkan tabut Tuhan, dan mereka
melakukannya dengan cara yang luar biasa.
“Lembu-lembu itu langsung
mengikuti jalan yang menuju ke Bet-Semes; melalui satu jalan raya, sambil
menguak dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, sedang raja-raja orang
Filistin itu berjalan di belakangnya sampai ke daerah Bet-Semes” (I Sam. 6:12).
Dan sekarang lihatlah
ayat 19, mereka dikatakan telah melanggar hukum Tuhan yang berkata, “Engkau
tidak diperbolehkan menjamah tabut perjanjian itu. Hal itu harus dibawa
dengan cara dipikul oleh para imam yang ditunjuk.” Tetapi, orang-orang
Bet-Semes itu bukan saja menjamah tabut TUHAN, namun rasa ingin tahu mereka
juga melihat ke dalamnya, dan sebagai akibatnya Tuhan membunuh orang-orang dari
rakyat itu sebanyak
70 orang dari rakyat itu, karena mereka melihat ke dalam
tabut TUHAN yang walau pun sudah dilarang untuk menjamah dengan tangan manusia
dan juga dilarang untuk di lihat oleh mata manusia. Di sini kita melihat
mereka melakukan hal yang berlawanan dan berkata, “Mari kita singkirkan tabut
TUHAN ini. Kita tidak mau ini berada di rumah kita. Kita tidak mau
ini ada di kota dan di tanah kita. Dengan kata lain, mereka berbelok ke arah yang
ektrim.
Kita juga menemukan
contoh ini dalam sikap Petrus ketika Tuhan Yesus hendak mencuci kaki
murid-muridNya. Simon Petrus berkata, “Tuhan, Engkau tidak akan membasuh
kakiku. Dan, sesaat kemudian, ia berkata, “Tuhan, bukan saja tangan dan
kakiku, tetapi juga kepalaku. Basuhlah aku seluruhnya.”
Atau kita juga bisa
melihat pada sikap Elia. Ketika ia berada di Gunung Karmel, ia sama
sekali tidak merasa takut dengan nabi-nabi Baal dan raja dan seluruh orang yang
menyembah berhala, namun hari berikutnya, ia duduk di bawah pohon, karena lari
untuk menyelamatkan hidupnya dari Izebel.
Sebagai manusia kita
memang lucu. Satu hari panas, dan satu hari dingin. Satu hari kita
berapi-api, dan hari berikutnya kita menjadi padam, dan jadi debu api.
Kita beralih dari satu ektrim kepada keektriman yang lainnya.
“Datanglah dan ambilah
tabut itu dari kami.” Lalu orang-orang Kiryat-Yearim datang dan
mengangkut tabut TUHAN itu dan membawanya ke rumah Abinadab yang di atas
bukit. Sejak saat itu tabut TUHAN itu tinggal di Kirya-Yearim selama 20
tahun (I Sam 7:1). Jadi, selama 20 tahun tabut Tuhan tidak pernah ada
beritanya, terkecuali sekali secara kebetulan disebutkan, hingga Daud menerima utusan dan membawanya ke kota Daud.
Dan kemudian, karena pelanggaran umatNya maka akhirnya tabut itu di
pindahkan ke sorga. Kita diberitahukan bahwa Yohanes melihat peti
perjanjian itu dalam penglihatannya. why 11:19
Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut
perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan
gempa bumi dan hujan es lebat.
Maka Samuel berkata,
“Jika kamu berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah para
allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada
TUHAN dan beribadahlah hanya kepadaNya; maka Ia akan melepaskan kamu dari
tangan orang Filistin” (I Sam. 7:3).
Sekarang, saya mau Anda
melihat apa yang dilakuakan Samuel. Dalam I Samuel 7:5 kita
membaca, “Lalu berkatalah Samuel: Kumpulkanlah segenap orang Israel
ke Mizpa; maka aku akan berdoa untuk kamu kepada TUHAN.” Di sini ada satu
prinsip yang baik. Pertama berdoa, kemudian pelayanan firman Tuhan: “supaya
kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman” (Kis.
6:4)
Berdoa dan berkhotbah;
berdoa dan menyembah; berdoa dan melayani Allah; merupakan hal yang pertama
untuk memohon Allah memberkatinya. Jadi Samuel berkata, “Aku akan berdoa
untuk kamu kepada TUHAN.” Setelah berkumpul di Mizpa, mereka menimba air
dan mencurahkannya di hadapan TUHAN. Itu merupakan satu tanda
kelemahan-kelemahan mereka.
Lalu mereka berkata,
“Kami telah berdosa kepada TUHAN” (I Sam. 7:6). “Sesudah itu Samuel
mengambil seekor anak domba yang menyusui lalu mempersembahkan seluruhnya
kepada TUHAN sebagai korban bakaran. Dan ketika Samuel berseru kepada
TUHAN bagi Israel, maka TUHAN menjawab dia” (I Sam. 7:9).
Perhatikan apa yang
terjadi. Dalam I Samuel 7:10 kita membaca, “Sedang Samuel mempersembahkan
korban bakaran itu, majulah orang Filistin berperang melawan orang Israel.” Jadi
di sini kita melihat bahwa ketika umat Tuhan sedang menyembah Tuhan, sedang
menatap ke sorga, pada saat orang-orang Filistin datang untuk membunuh dan
menghancurkan. Namun demikian, Allah tidak tinggal diam. Segera
ketika orang-orang Filistin maju untuk menyerang, “TUHAN mengguntur dengan
bunyi yang hebat ke atas orang Filistin dan mengacaukan mereka, sehingga mereka
terpukul kalah oleh orang Israel” (ayat 10b). Selanjutnya, untuk menunjukkan
rasa terima kasih atas apa yang Allah telah lakukan, Samuel memanggil
orang-orang Israel untuk berkumpul dan kemudian ia mengambil sebuah batu dan
mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Ebenhaezer,
katanya: “Sampai di sini TUHAN menolong kita
FILIPUS
SEORANG PENGINJIL
Kis 8:5-8
Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan
memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu
mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka
semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari
banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru
dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang
disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu
Ada satu alasan mengapa
Filipus pergi ke Samaria, di mana di Yerusalem terjadi penganiayaan yang hebat
terhadap gereja di sana. Dan orang-orang Kristen Yahudi yang berbahasa
Yunani (Kristen Helenistik), mereka tersebar ke seluruh daerah Yudea dan
Samaria. Saulus yang memimpin penganiayaan itu, membawa malapetaka yang
hebat bagi gereja. Kemudian kita menemukan bahawa dalam peristiwa itu
Filipus dikatakan meninggalkan Yerusalem dan pergi ke Samaria.
Ada 2 alasan kebangunan rohani besar di bawah pelayanan
Filipus di Samaria.
·
Alasan
pertama adalah karena orang-orang Samaria memandang orang-orang Yahudi
dengan jijik dan penuh kebencian. Imam agung di Yerusalem tidak ada
yurisdiksi atau hak hukum atas Samaria. Ketika Filipus pergi ke Samaria,
ia memiliki kesempatan terbuka secara penuh untuk memberitakan Injil Kristus
kepada mereka.
·
Alasan
kedua yang menyebabkan terjadinya kebangunan rohani besar di Samaria adalah karena pelayanan mula-mula dari Tuhan Yesus di
daerah tersebut. Anda mungkin ingat Yohanes berkata tentang Yesus, “Ia
harus melintasi daerah Samaria” (Yoh. 4:4). Di Samaria Yesus berbicara
kepada perempuan Samaria dan seluruh penduduk Sikhar datang menemui Dia dan
percaya kepadaNya. Jadi, dengan demikian, Filipus memperoleh pintu
terbuka untuk memberitakan Injil Yesus Kristus di daerah Samaria.
Tentang Filipus, saya
ingin mencatat beberapa pokok penting.
Dalam pasal yang sama,
Roh Kudus yang mengutus Filipus ke jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza, dan
ketika berdiri di sana, tiba-tiba lewatlah sida-sida dari Etiopia dengan
mengendarai keretanya. Kemudian Allah berkata kepada Filipus, “Pergilah
ke situ dan dekatilah kereta itu!” Dan pada saat itu Filipus
mendapai bahwa sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya 53:7-8.
Setalah Filipus mendengar sida-sida itu membaca kitab Yesaya tersebut, ia
bertanya kepadanya, “Mengertikah tuan apa yang tuan baca?” Jawabnya:
“Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?”
Setalah selesai membaca kitab Yesaya 53 itu, sida-sida itu bertanya kepada
Filupus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian?
Tentang dirinya atau tentang orang lain?” Menjawab pertanyaan itu, “Maka
mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Inji Yesus
Kristus kepadanya” (Kis. 8:26-35).
Bukankah itu satu cerita
yang menarik tentang seseorang yang bertugas menyampaikan berita Injil?
Apakah dia di atas mimbar atau sedang bersaksi di pinggir jalan, atau bersaksi
kepada temannya. Dua kali dicatat oleh Lukas tentang Flipus memberitakan
Yesus Kristus (Kis. 8:5; 35). Memberitakan Injil Yesus Kristus adalah
satu perkara yang indah dan mulia.
Untuk memberitakan
Kristus adalah satu kehormatan yang luar biasa mulianya. Berita itu akan
menjadi manna (roti) untuk jiwa yang lapar, dan merupakan air hidup bagi hati
yang dahaga. Kedahsyatan dari Roh Allah yang bekerja dalam khotbah yang
meninggikan Yesus Kristus.
seseorang
tergantung di atas kayu salib,
Dalam kepedihan dan berlumuran darah,
Dengan mata lesu Ia menatap aku,
Sesungguhnya, sampai akhir nafasku,
Tidak akan kulupakan tatapan itu;
Ia membayar
aku dengan kematianNya,
Walaupun Ia tidak berbicara sepatah kata pun.
Aku melihat ,
Ia membasuh dosaku dgn
darahNya
Agar aku
memiliki kehidupan
“John Newton, pernah
sebagai orang kafir dan orang yang jangak (tidak menghormati wanita), seorang
pelayan dari para budak di Afrika karena kekayaan anugerah dari Tuhan dan
Juruselamat Yesus Kristus, telah menyelamatkan, memulihkan, mengampuni dan
akhirnya ditunjuk untuk memberitakan iman yang telah lama dengan rela untuk
dihancurkan.”
“Mereka melanjutkan
perjalanan mereka, dan tiba di satu tempat yang ada air. Lalu kata
sida-sida itu: “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku
dibaptis?” [Sahut Filipus: “Jika tuan percaya dengan segenap hati,
boleh.” Jawabnya: Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak
Allah.”] Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan
keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus
membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba
melarikan Filpus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan
perjalanannya dengan sukacita” (Kis. 8:36-39).
Dan Tuhan Yesus
memerintahkan hal itu dalam Amanat AgungNya, “Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus” (Mat. 28:19). Dan para murid Yesus dengan setia dan penuh ketaatan
menjalankan perintah itu.
Salah satu dari gereja
kami di desa, ada seorang bapak memiliki toko umum. Ia bukan seorang
Kristen. Saya mengunjungi dia dan berdoa kepadanya, bebicara dengannya,
membaca Alkitab dengannya, mengundang dia untuk menerima Kristus. Pada satu
hari Minggu, ia meresponi undangan untuk menerima Tuhan. Ketika saya memberi
undangan kepada jemaat untuk menerima Tuhan, saya melihat ia berdiri di bagian
belakang kursi gereja. Saya akhirnya turun dari mimbar dan memberi salam
kepadanya. Dan ia berkata kepada saya, “Saya menerima Tuhan Yesus sebagai
Juruselamat saya. Saya memohon Yesus mengampuni dosa-dosa saya. Dan
saya mau menjadi orang Kristen.”
Menanggapi
pernyataannya, saya berkata “Indah sekali.” Setelah itu saya mengundang
dia untuk duduk di kursi depan. Akan tetapi ia menolak dan berkata,
“Tidak. Sebagai orang berdosa, saya telah memutuskan bahwa sepanjang
hidup saya, saya tidak akan duduk di kursi depan, dan saya tidak akan mau
dibaptis.”
Bila seseorang memiliki
hati yang tulus di hadapanNya dan memberikan hatinya kepada Yesus, dan datang
ke depan di hadapan jemaat, di hadapan para malaikat, dan mau menerima baptisan, itu adalah
sesuatu yang dirindukan hatinya, dan hal itu satu mujizat. Setelah
beberapa saat bergumul, akhirnya bapak itu mau maju kedepan, dan Tuhan Yesus
telah memenangkan jiwanya. Selanjutnya saya berdoa untuk dia dan sesudah
itu saya memperkenalkan dia kepada jemaat sebagai petobat baru dan calon
baptisan. Kali terakhir saya bertemu dengannya, ia sudah menjadi pemimpin
Sekolah Minggu di gereja tersebut.
Roh Tuhan menguasai Filipus; Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu
tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita” (Kis.
8:39).
hari Senin, aku
bahagia
hari Selasa,
penuh sukacita
hari Rabu, Aku
ada damai dalam hati
hari Kamis, dan
Jumat ; Aku berjalan dalam terang
hari Sabtu , Minggu senantiasa cerah.