Minggu, 02 Oktober 2011

KASIH BAPA DI SORGA


KASIH BAPA
Fathers Day berasal dari Amerika, lahir dari satu ide seorang bernama Henry Jackson yang ingin menyatakan penghargaan atau appraciation terhadap bapa-bapa. Ide itu dimulai dari tempat dimana Henry tinggal dan menjadi suatu kebiasaan didaerah mereka yang kemudian berkembang ke daerah-daerah yang lain. Pada tahun 1972 pemerintah Amerika menjadikan tradisi itu menjadi hari nasional. Sampai hari ini setiap awal bulan September kita merayakan Fathers Day.Itulah sedikit latar belakang dari Fathers Day.
·       Perumpamaan tentang "Anak yang hilang" ini menggambarkan tentang kasih dan sikap Bapa yang di Sorga terhadap anak-anakNya. Hal ini disebabkan sikap orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang tidak bisa menerima pelayanan Yesus terhadap pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Mereka memandang rendah dan risih kepada orang banyak yang tidak mengenal Taurat Allah, mereka juga menghindari untuk bergaul dengan mereka.` Dalam hal ini Yesus ingin membenarkan tindakan-Nya dengan menggambarkan bagaimana sikap Allah terhadap orang-orang berdosa. 
A. BAPA DI SORGA MENGHARGAI HAK ANAK-ANAKNYA
Tatkala anak bungsu menuntut pembagian harta warisan kepada bapanya, sebenarnya sang bapa cukup banyak alasan untuk tidak membagikannya. sebab pada waktu itu bapanya masih hidup, tentunya segala harta benda itu masih menjadi milik si bapa. Tetapi sang bapa tidak menerapkan prinsip ini terhadap si bungsu, ia tidak mempertahankan kuasanya; namun ia justru menghargai kebebasan dan hak anaknya. Dengan suka rela ia membagikan harta warisan tersebut pada si bungsu.
Demikian juga pada waktu anak bungsu ini hendak menjual seluruh harta kekayaannya dan hendak merantau ke negeri yang jauh, bapanya tidak memaksakan anaknya untuk taat kepadanya. Sekali lagi ia memberikan kebebasan yang penuh kepada anaknya. Ini berarti bahwa sang bapa tidak diktator atau otoriter yang memaksa anaknya untuk tunduk pada kehendaknya.
Demikian juga dengan Allah Bapa di Sorga bukan Allah yang selalu menerapkan peraturan-Nya sehingga manusia mau tidak mau harus tunduk. Oleh sebab itu semua dosa yang kita pikul bukan merupakan kehendak Allah tetapi kehendak kita yang senantiasa melawan Tuhan. Dosa kita juga muncul dari ketidaktaatan kita pada-Nya.
KESAKSIAN :
Ada seorang bapa yang mempunyai seorang anak laki-laki, sejak kecil bapanya membiayai dia di sekolah yang terkenal dan setelah tamat SMA anaknya ini ingin menjadi insinyur, tetapi bapanya melarangnya, sang bapa ingin anaknya menjadi dokter. Ia tidak memberikan kebebasan kepada anaknya, tetapi ia memaksakan kehendaknya, ia tidak mau tahu yang penting anaknya harus menjadi dokter. Sang anak dengan terpaksa masuk ke Fakultas Kedokteran, namun karena dengan terpaksa maka anaknya itu tidak begitu serius untuk menekuninya dan akhirnya ia gagal. Ia gagal bukan karena ia bodoh, tetapi karena ia memang tidak menyukai bidang ini. Ini merupakan gambaran tentang bapa yang di dunia.
Bapa kita yang di Sorga memberikan hak kepada kita untuk memilih, IA tidak pernah mengikat kita, IA tidak pernah memaksa kita. IA bahkan selalu memberikan yang terbaik bagi kita, namun sering kali manusia menyalahgunakan haknya.
Jikalau Allah sudah begitu baik kepada kita, IA menghargai hak kita untuk melakukan segala sesuatu, marilah kita memakai waktu, kesehatan, dan kekuatan yang diberikan Tuhan kepada kita untuk melakukan hal-hal yang baik juga, Nah pada waktu itu kesempatan telah tidak ada, menyesalpun tidak ada gunanya.
B. BAPA DI SORGA MENANTI ANAK-ANAKNYA DENGAN SETIA
Tindakan anak bungsu membuat sang bapa sangat sedih hati dan kecewa. Tatkala si bungsu menyadari bahwa sebenarnya ia telah berbuat salah pada bapanya, ia lapar tetapi tidak ada makanan yang boleh dia makan. Ia kemudian bernostalgia; tatkala ia berada di rumah bapanya, tidak akan begitu susah; makanan tersedia berlimpah.  Semantara itu sang bapa setia menanti anaknya pulang.
Bapa kita di Sorga juga demikian, Ia senantiasa menanti anak-anak-Nya yang tidak setia dengan setia, walaupun anak-anak-Nya itu telah jauh dari-Nya, walaupun anak-anak-Nya tidak setia. Bapa yang di Sorga selalu dengan tangan terbuka menanti kita datang kembali kepada-Nya dengan setia.  Jika saat ini kita  sudah lama hidup berkecimpung dalam dosa dan kenajisan, kita merasa begitu terikat dan sengsara, ingatlah bahwa Allah Bapa sedang menanti kita dengan setia agar kita pulang kembali kepada-Nya,  jangan tunda lagi.
C. BAPA DI SORGA MEMBERIKAN PENGAMPUNAN KEPADA ANAK-ANAK-NYA
Ketika anak yang bungsu ini menyesal, bertobat dan pulang ke rumah bapanya; maka bapanya mendapatkan dia, lalu memeluk dan mencium anaknya sebagai tanda pengampunan sebelum anaknya itu sendiri mengatakan sesuatu.  Dipakaikan jubah yang terbaik, dkenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersuka-cita." Semua ini menunjukkan bahwa sang bapa menyambut dengan hangat kedatangan anaknya dan memperlakukannya dengan sikap yang menghargai.
FENOMENA :  
Sering kali di Surat Kabar kita membaca berita yang berbunyinya demikian: "Mulai hari ini, tanggal, bulan dan tahun, anak kami yang bernama, alamat, pekerjaan, tidak lagi kami akui sebagai anak. Oleh sebab itu segala tindak-tanduknya sudah berada di luar tanggung jawab kami. Tanda tangan, orang tua, nama jelas." Ini adalah suatu gambaran tentang orang tua yang tidak bisa mengampuni anaknya.
Bapa kita yang di Sorga senantiasa memberikan pengampunan kepada anak-anak-Nya walaupun dosa mereka merah seperti Kirmizi, apabila kita bertobat dan meminta pengampunan dari-Nya, Tuhan akan memutihkannya seperti salju. Luar biasa.
1 Yoh1:9 di situ dikatakan "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.", kembali pada-Nya, minta supaya hidup kita diperbaharui. Amin.