Jumat, 19 Agustus 2011

YANG HARUS DIKETAHUI SEORANG ISTRI - 3


“Tapi bagaimana jiwa suami meminta saya melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan?” Ini satu-satunya pengecualian yang bisa saya temukan terhadap kata “dalam segala sesuatu” efs 5:24. Petrus yang memerintahkan istri Kristen untuk tunduk pada suami yang belum percaya. Petrus juga yang memerintahkan untuk mentaati hukum pemerintahan.
·        Saat Petrus ditegur karena memberitakan Kristus, dia menjawab, “Kita harus mentaati Tuhan daripada manusia!”
·        Pemikiran yang sama dengan surat Paulus pada jemaat Kolose. “Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.”
·        Maksud dasar disini adalah istri harus tunduk pada suami karena inilah yang seharusnya bagi wanita yang mengenal Tuhan. Tapi kata itu juga bisa berarti bahwa ketaatan hanya pada wilayah yang dikehendaki Tuhan. Jika ketaatan pada suami merupakan ketaatan pada Tuhan seperti dinyatakan efs 5:22, maka itu diatur oleh otoritas Firman Tuhan. Sebagai contoh, jika seorang suami meminta istri Kristennya untuk ikut serta dalam pesta yang tidak baik, dia harus menolak, karena aktifitas ini jelas berlawanan dengan kehendak Tuhan. Ketaatan terhadap hal yang tidak terhormat akan menyebabkan suami yang belum selamat memandang rendah istrinya yang Kristen, dan menjauhkan dia dari Kristus.
Bagaimana dengan pergi kegereja? Alkitab memerintahkan orang percaya untuk berkumpul bersama,
·        tapi tidak dikatakan berapa sering. Seorang istri Kristen mungkin memiliki keinginan kegereja yang tepat kapanpun pintu dibuka, tapi karena dia tunduk pada suaminya, dia hanya kegereja saat dia mengijinkannya, tunduk dengan sukarela kepadanya saat suaminya tidak memberikan hak istimewa itu. Dia menyatakan pada suami bahwa dia ingin menyenangkannya. Kemudian dia akan menemukan kekuatan untun menopang prilakunya melalui hubungan pribadi dengan Kristus. Dia akan memberikan hikmat untuk setiap situasi baru yang muncul.
·        Dilihat dari Firman Tuhan, ketaatan bukan perbudakan yang harus dilakukan istri. Itu bukan kehilangan kepribadian dan individualitas. Ketaatan sejati merupakan suatu kreatifitas dan tantangan seorang wanita dalam menyenangkan suaminya bahwa dia menghormati, mengaggumi, dan bergantung padanya. Itu membutuhkan kematian semua kesombongan dan penghancuran semua motivasi yang egois. Itu berarti bahwa istri menjadi lebih tertarik terhadap kebutuhan suami daripada dirinya. Itu berarti dia berhenti bertanya, “berapa jauh saya bisa tunduk pada suami.” Sebaliknya mulai bertanya, “berapa jauh saya bisa terus tanpa tidak mentaati Tuhanku?” Ini mungkin membutuhkan perubahan total prilaku istri terhadap suaminya, tapi Tuhan akan menolongnya jika dia memintaNya. Doanya akan, “Tuhan, berikan aku keinginan sederhana dan tidak egois untuk dipimpin suami saya saat saya dipimpin oleh Mu, dan kemudian membawa kemuliaan bagi namaMu.”
Sekarang lihat beberapa hal yang Tuhan ingin setiap istri Kristen tahu, apakah suaminya seorang percaya atau tidak. “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.”
·        Dari kata Yunani diterjemahkan “keindahan diluar” kita mendapat kata “cosmetic,” menandakan suatu yang indah. Firman Tuhan mengatakan wanita Kristen bagaiamana jadi cantik. Jika mereka mengikuti nasihat ini, mereka akan menyelamatkan diri dari biaya besar! Petrus berkata bahwa kecantikan tidak hanya dari luar, seperti gaya rambut, perhiasan, dan baju, tapi dari hati. Dia tidak mengatakan bahwa seorang wanita Kristen harus kotor atau tidak memperhatikan penampilan, tapi menyatakan bahwa keindahan sejati adalah sesuatu yang lebih dalam dari kulit atau perawatan kulit!
Para wanita perlu memperlajari hal ini. Sebagian mungkin berpikir Tuhan memberikan suami untuk membelikan mereka semua yang hati mereka inginkan. Mereka mendorong suami mereka untuk menghasilkan lebih banyak uang agar mereka bisa membeli pakaian dan perhiasan dan merapikan rambut mereka lebih sering, dan mengaggumkan orang dengan kecantikan dan status social mereka! Mereka menggunakan suami mereka untuk memuaskan kesombongan dan keinginan akan materi. Seorang wanita seperti ini biasanya menghancurkan suaminya atau membawa suami pada orang lain yang mengasihi dirinya sebagaimana adanya.
Sesuatu yang tidak pernah usang adalah “…roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.” “Lemah lembut” artinya penuh kasih, pengertian, mau menyerahkan hak pribadi. “tentram” berarti tenang, damai, tidak terganggu. Suatu roh yang lemah lembut dan tentram merupakan suatu yang berharga dimata Tuhan, suatu nilai yang tinggi. Tapi jika percakapan saya dengan para suami Kristen menunjukan daya tarik ini tidak ada diantara wanita pada umumnya—bahkan wanita Kristen.
Kita sering mendapatkan omelan, keluhan, komplain, dan kemuraman,  bukan daya tarik wanita Kristen! “Tapi” protes beberapa orang, “anda mengatakan diawal bab bahwa fisik kita yang menyebabkan kita secara emosi lemah dan murung.” Benar, tapi semua kemurungan bisa dihasilkan kimia. Sebenarnya, itu berasal dari penolakan dalam hidup seseorang untuk turun tahta dan membiarkan Yesus yang mengatur. Penolakan seperti ini adalah dosa. Pemarah merupakan keluhan yang paling sering diantara suami dan istri, dan biasanya dari gangguan kesenangan, kenyamanan salah satu pasangan terhadap lainnya. Pemarah merupakan nature dosa untuk memaksakan cara sendiri. Natur dosa perlu diturunkan dan dikalahkan!
Fakta ini tidak memberikan suami hak untuk tidak kasih atau tidak baik saat istri dalam mood yang buruk. Dia tetap memerlukan kata-kata simpati dan pengertian daripada kemarahan seperti “berhenti berkelakuan kekanak-kanakan.” Tapi istri juga tidak bisa menyalahkan sifat buruknya pada suami. Dia harus menerima tanggung jawab itu secara pribadi dihadapan Tuhan. Dia harus menyebut itu sebagaimana seharusnya ;dosa. Kemudian dia harus mengakui itu pada Tuhan dan meminta kuasa dan anugrah untuk mengatasinya. Tuhan Yesus Kristus akan menghasilkan didalam dirinya kasih karuniaNya dan kebaikan.
Harus diakui hidup seorang wanita bisa sulit. Beban mengurus rumah dan mengurus anak bisa menjadi rutinitas yang monoton. Dia terus melakukannya, tapi tidak merasa berkontribusi sesuatu yang penting bagi hidup. Pengurungan terus menerus dalam tembok dan celoteh anak kecil bisa mengganggunya. Tapi jika dia mengijinkan prilaku itu berkepanjangan, akan membawa kemurungan atas rumah tangga, dan setiap orang akan menderita. Suasana gembira dalam rumah sangat bergantung pada istri. Jika dia menerima tanggung jawabnya untuk menciptakan suasana yang baik dan menyerahkan dirinya pada Roh yang ada dalam diri, Dia akan menghasilkan dari dirinya BuahNya; hidup akan menjadi tantangan yang menarik daripada pekerjaan yang mengesalkan. Kadang wanita terlibat dengan begitu banyak kegiatan luar sehingga mereka kehilangan prioritas Alkitabnya. Tanggung jawab utama mereka adalah membuat suami dan rumah mereka bahagia dan ini perlu pemikiran serius, perencanaan yang seksama, dan perhatian yagn tidak egois. Hasilnya akan berkelimpahan, dan kepuasan pribadi akan sesuai dengan usaha.