Jumat, 27 Januari 2012

inspirasi....illustrasi....1


CARA KITA MEMANDANG
Bil 13:30-31 “Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: ‘Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!’ Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: ‘Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.’”
Ketika dua belas pengintai kembali dari mengamati tanah perjanjian, mereka berkata, “Kita tidak akan sanggup melawan orang-orang disana, karena mereka lebih kuat daripada kita.”
Laporan itu yang mereka bawa kembali — setidaknya sepuluh dari mereka berkata demikian.
2  lainnya, Yosua dan Kaleb, mengatakan ini, “Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.” .
Mereka semua melihat hal yang sama di tanah Kanaan, melihat kesulitan dan kemustahilan, tetapi hanya Yosua dan Kaleb memilih untuk setuju dan sejalan dengan Tuhan. Sebelumnya Tuhan mengatakan kepada mereka bahwa Dia akan memberi mereka kemenangan dan mereka akan mampu mengusir penduduk negeri itu.
10  pengintai (bersama dengan seluruh Israel) mati tanpa pernah memiliki apa yang telah dijanjikan Tuhan pada mereka.
Hanya 2 orang dari generasi tersebut yang masuk ke Kanaan dan mengambil alih tanah perjanjian. Saya pikir Anda bisa menebak siapa mereka — Yosua dan Kaleb. Hanya 2 orang yang setuju dengan deklarasi Allah.
Hanya orang-orang yang setuju dan sejalan dengan Firman Tuhan akan dapat memiliki semua yang Tuhan telah janjikan. ***

 

PENGGALI - TAMBANG…..
Ada beberapa penggali tambang. Setiap hari mereka bekerja dalam tambang. Karena tambang itu kaya mineral alam, maka sudah beberapa tahun mereka tak pernah pindah tempat kerja. Jadi bisa dibayangkan bahwa semakin digali tambang tersebut semakin dalam. Hari itu mereka berada di dasar terdalam dari tambang itu.

Secara tiba-tiba semua saluran arus listrik dalam tambang itu putus. Lampu-lampu semuanya padam. Gelap gulita meliputi dasar tambang itu, dan dalam sekejap terjadilah hirup pikuk di sana. Setiap orang berusaha menyelamatkan diri sendiri. Namun mereka sungguh kehilangan arah. Setiap gerakan mereka pasti berakhir dengan benturan dan tabrakan, entah menabrak sesama pekerja atau menabrak dinding tambang. Situasi bertambah buruk disebabkan oleh udara yang semakin panas karena ketiadaan AC.
Setelah capai bergulat dengan kegelapan, mereka semua duduk lesu tanpa harapan. Satu dari para pekerja itu angkat bicara: 'Sebaiknya kita duduk tenang dari pada secara hiruk-pikik mencari jalan keluar. Duduklah secara tenang dan berusahalah untuk merasakan hembusan angin. Karena angin hanya bisa berhembus masuk melalui pintu tambang ini.'
Mereka lalu duduk dalam hening. Saat pertama mereka tak dapat merasakan hembusan angin. Namun perlahan-lahan mereka menjadi semakin peka akan hembusan angin sepoi yang masuk melalui pintu tambang. Dengan mengikuti arah datangnya angin itu, mereka akhirnya dengan selamat keluar dari dasar tambang yang dicekam gelap gulita itu.


 

Puzzle…
Seorang anak kecil, diberikan puzzle oleh Ibunya. Ibunya berkata kepada anaknya, “Nak, kalau kamu merangkainya dengan benar kamu akan mendapatkan gambar anak panda kesenanganmu. “

Sang anak mulai merangkainya sedikit demi sedikit dan sang ibu melihat disampingnya.
Sang Ibu memberikan nasihat-nasihat kepada anaknya tentang bagaimana merangkai puzzle yang benar. Tetapi dasar sang anak yang bandel, ia seenaknya sendiri menaruh potongan puzzle itu tidak pada tempatnya. Sedikit demi sedikit potongan itu dirangkai dengan seenaknya sendiri. Akhirnya puzzle itu jadi, tetapi terangkai berantakan. Sang anak tidak melihat sedikitpun gambar anak panda pada rangkaian puzzle-nya itu........ Sang anak pun mulai marah kepada ibunya.

Ia berkata dengan kasar, “Ibu bohong, aku sudah lama merangkai puzzle ini yang katanya dapat menjadi gambar anak panda kesayanganku tetapi lihatlah gambar apa ini??”
Sang ibu kemudian membongkar semua potongan puzzle yang dirangkai salah oleh anaknya itu. Saat itu sang anak pun tambah marah kepada ibunya, “Ibu jahat, mengapa ibu menyia-yiakan hasil karyaku.”
Ia kemudian membanting semua potongan puzzle itu ke lantai. Ibunya sangat sedih melihat hal itu. Tetapi ia kemudian mulai membujuk anaknya lagi dengan lembut.
“Nak mari ibu bantu menyusun yang benar.”
Sang anak pun sedikit demi sedikit menuruti ibunya. Memang kadang beberapa potongan dibongkar oleh ibunya dan sang anakpun mulai ngambek, tetapi karena ia mendengarkan nasihat ibunya maka ia pun mulai terhibur dan menyusun potongan-potongan itu sesuai dengan nasihat ibunya. Akhirnya jadilah puzzle itu. Sang anak melihat betapa indahnya gambar anak panda yang diberikan oleh ibunya yang terbentuk saat potongan puzzle terakhir diletakkan.
Akhirnya sang anak memeluk ibunya dan berkata “Terima kasih mama, aku mencintaimu mama.........................”





 

BERSABAR…..
“Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan!
Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi” Yak 5:7.
Seorang pemuda Kristen mendatangi pendetanya minta didoakan. “Maukah Pak Pendeta berdoa buat saya agar saya memiliki kesabaran?” Sang pendeta itu mau, lalu mereka sama-sama berlutut. Mulailah bapak pendeta itu berdoa, “Tuhan, kirimkanlah kepada anak muda ini pencobaan pada pagi hari; kirimkanlah pencobaan pada siang hari; kirimkanlah….. “ Seketika itu juga anak muda tersebut berteriak, “Bukan, bukan, saya tidak meminta Pak Pendeta berdoa untuk pencobaan. Aku ingin Bapak berdoa untuk kesabaran buat saya.”
“Oh…..,” kata pendeta itu, “Hanya melalui pencobaan kita belajar tentang kesabaran.”
Berapa berat persoalan yang Anda hadapi tetapi tanpa kesabaran? Berapa banyak di antara Anda mau membayarkan harganya supaya mempunyai kesabaran? Kita minta kesabaran kepada Tuhan, tetapi Anda berdoa seperti ini, “Tuhan, berikan aku hatiyang sabar, tetapi berikanlah SEKARANG ini juga!”
Hanya melalui proses yang disebut persoalan, Tuhan akan membentuk kita menjadi manusia yang sabar.
Yakobus memberikan ilustrasi mengenai hal ini dengan perumpamaan seorang petani yang bersabar menunggu hujan. Ketika petani menanam benihnya, ia tidak langsung menuai dari hasilnya keesokan harinya atau beberapa hari lagi. Ia bersabar sampai hujan turun dan memberikan nutrisi pada tanah itu, lalu beberapa lama kemudian barulah ia menuai hasilnya. Saat panen itulah saat ia menuai dari hasil kesabarannya.
Inti dari pembicaraan ini adalah bersabar hingga kedatangan Tuhan. Anda adalah petani itu. Anda menanam kebaikan, membagikan kasih, dan berkorban, sepertinya tidak ada artinya. Seluruh penderitaan yang Anda alami tidak serta merta menuai hasilnya. Kadang kita harus menunggu sampai Yesus datang untuk mempermuliakan kita. Tetapi ada banyak petani yang akhirnya putus asa lalu menjadi tidak sabar. Mereka kembali lagi kepada cara-cara duniawi yang mempermalukan nama Tuhan.

 


Ketika anda ditolak
 “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” Kol 3:13

Rasanya sulit jika Anda ditolak, terutama bila yang menolak adalah seseorang yang Anda cintai. Mungkin salah satu dari anak-anak Anda, pasangan Anda, atau teman dekat.
Tetapi Alkitab mengatakan Anda perlu mengampuni orang itu karena Allah sudah lebih dulu mengampuni Anda.

Kunci untuk mampu mengampuni orang lain ada dalam ayat hari ini. Kuncinya adalah dengan mengingat apa yang Tuhan sudah lakukan bagi Anda. Bila Anda ingat apa yang Yesus Kristus lakukan untuk Anda, maka Anda memiliki kekuatan untuk memaafkan orang lain.

Jika Anda berpegang pada rasa sakit, maka itu hanya akan berakhir dengan menyakiti diri Anda sendiri. Bila Anda tidak mengampuni orang lain, Anda menciptakan kepahitan dan kemarahan dalam diri Anda. Ini akan menggerogoti Anda dari dalam dan menguras energi Anda, membuat Anda lelah sepanjang waktu. Setiap kali Anda mulai merasa kepahitan terhadap seseorang, ingatlah apa yang Yesus lalukan di kayu salib, bagaimana Dia mengasihi Anda dan Dia rela untuk memberikan nyawa-Nya sehingga dosa-dosa Anda dapat diampuni. Dia ditolak dan dihina saat Dia tergantung di sana, tapi Dia melihat semua orang dan berdoa, “Bapa, ampunilah mereka. Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan”Luk 23:34

Dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati yang lengkap, Yesus memberikan nyawa-Nya karena Dia mencintai Anda. Dia tidak memikirkan diri-Nya sendiri, Dia sedang memikirkan Anda. Petrus berkata, “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.” 1 Ptr 2:23

Definisi pengampunan ditemukan dalam dua kata dalam ayat itu: “menyerahkannya kepada Dia.” Anda membiarkan Tuhan bekerja dan membuat hal-hal menjadi benar. Pengampunan bukan tentang mempercayai orang itu lagi atau melupakan segala sesuatu yang terjadi. Ini tentang menempatkan situasi di tangan Tuhan, bukan mencari kesempatan untuk balas dendam atau menyimpan dendam. Dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati yang lengkap, Yesus memberikan nyawa-Nya karena Dia mencintai Anda.


Rencana kedepan
Saya pernah mengingat nasehat papa, “Jika engkau merencanakan hidup untuk
·         1-2 hari ke depan, tanamlah toge.
·         Jika engkau merencanakan hidupmu untuk 2-3 bulan ke depan, tanamlah jagung.
·         Jika engkau merencanakan hidupmu 3-4 tahun ke depan, tanamlah mangga.
·         Jika engkau merencanakan hidupmu puluhan tahun ke depan, tanamlah pohon jati.
·         Dan jika engkau menginginkan hidupmu kekal dan bahagia, tanamlah kebajikan! Namun, jika engkau tidak menanam apa-apa, jangan mengharapkan menuai kebajikan! Pay now, play later or play now pay later!”

Kenyataan kehidupan yang kita alami dan terima hari ini adalah akibat serentetan apa yang kita lakukan kemarin dan hari-hari sebelumnya. Demikian pula apa yang akan kita tuai di masa mendatang adalah buah dari apa yang ditabur hari ini. Setiap orang beragama paham betul bahwa apa yang dilakukan hari ini membawa konsekwensi penghakiman di masa kemudian. Bagi umat Kristiani, umumnya hari penghakiman itu terjadi mana kala Yesus datang kembali. Kedatangan-Nya kembali seringkali disalah mengerti, yakni untuk misi penyelamatan lagi. Padahal setiap kebaktian Minggu kita mengucapkan pengakuan iman yang antara lain isinya, “….dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati!”
Keyakinan akan hari penghakiman atau Hari Tuhan membuat banyak orang untuk mengambil sikap. Beberapa sikap atau respon diperlihatkan pada bacaan kita hari ini. Respon pertama diperlihatkan oleh bangsa Israel pada jaman Amos. Umumnya mereka berpikir bahwa ritual ibadah yang mereka lakukan akan menjadi jaminan bahwa Tuhan akan berpihak kepada mereka pada saatnya. Hari Tuhan akan mengangkat derajat mereka. Mereka berpikir bahwa Tuhan sama seperti manusia yang suka disuap. Ibadah dan persembahan yang mereka berikan kepada Tuhan adalah kesempatan untuk menyuap Tuhan. Celakanya orang-orang yang menganggap diri sebagai nabi mendukung tindakan seperti ini. Apakah Tuhan menerima? Jelas tidak! Tuhan membenci bahkan menghinakan ibadah dan persembahan seperti itu! Ams 5:21-23.
Tuhan menolak ibadah yang bersolek kemunafikan. Mereka beribadah dan mempersembahkan korban-korban namun mereka menindas dan menyengsarakan orang miskin. Mereka menjual orang benar karena uang, menginjak-injak orang lemah ke dalam debu, membelokkan jalan orang sengsara, anak dan ayah menjamah seorang perempuan muda, mereka mabuk dengan anggur orang-orang yang kena denda di samping mezbah Tuhan Ams 2:6-8.
Bukankah cara ibadah seperti ini di sepanjang jaman tetap ada? Orang bisa memberikan persembahan dengan jumlah yang banyak. Namun, apakah uang itu merupakan hasil jeri lelahnya dan dilakukan dengan pengucapan syukur? Ataukah uang itu hasil dari pekerjaan yang tidak karuan dan dengan motivasi mirip-mirip money laundering serta mengharapkan Tuhan memberikan lebih banyak lagi? Untuk orang-orang seperti jaman Amos ini, bukan kebajikan yang akan dituai, Amos mengatakannya, “Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN! Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu? Hari itu kegelapan, bukan terang! Ams 5:18.
Respon kelompok yang kedua diwakili oleh jemaat Tesalonika ,1 Tes 4:13-18, yang memandang dan menantikan hari Tuhan dengan sikap yang berlebihan. Mereka sangat menantikan hari itu. Akibatnya mereka tidak terlalu memedulikan kehidupan masa kini. Mereka juga menjadi kuatir terhadap saudara-saudara mereka yang telah meninggal saat menyambut kedatangan Yesus kembali. Ada banyak tipe orang seperti Jemaat Tesalonika, memandang kehidupan ritual ibadah dan kesalehan pribadi adalah segalanya. Banyak cerita kesaksian menggambarkan hal itu. Seseorang meninggalkan tugas dan tanggungjawabnya baik dalam pekerjaan maupun rumah tangga hanya untuk menantikan atau menyongsong kedatangan Tuhan di angkasa yang akan mengangkatnya dalam kemuliaan.
Sementara itu kelompok yang ketiga adalah orang-orang yang tidak serius mempersiapkan dan menyambut hari penghakiman itu. Kelompok ini digambarkan dengan lima gadis bodoh, yang tidak mempersiapkan minyak bagi pelitanya saat menantikan kedatangan mempelai Mat 5:1-13. Perumpamaan ini menegaskan bahwa setiap orang harus senantiasa berjaga-jaga mengantisipasi hari Tuhan itu. Sebab tak seorang pun tahu bilamana peristiwa itu terjadi. Kenyataannya banyak orang masuk dalam kelompok ini. Tidak terlalu peduli dengan “hari esok”, yang penting sekarang.
Sikap yang terakhir adalah apa yang diperlihatkan oleh lima gadis yang disebut bijaksana. Mereka mempersiapkan minyak sebagai bekal agar pelitanya terus menyala. Mereka mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, serta berjaga-jaga dalam keadaan apa pun.  Jelaslah kalau membaca Amos, orang yang menantikan kedatangan Tuhan dengan benar adalah orang yang mampu melakukan ritual keagamaan dengan menjadikannya bukan sekedar bentuk kesalehan pribadi yang mengundang decak kagum orang yang melihatnya, melainkan yang mampu menghadirkan kemasylahatan bagi banyak orang. “Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.” Ams 5:24. Jadi jangan tunggu besok. Berjaga-jagalah sekarang karena waktu tidak bisa kompromi dan tidak bisa diulang!



f o k u s …..
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Rom 8:28

Fokus kita akan menentukan reaksi kita. Kita tidak boleh terus menerus memfokuskan diri kepada kekurangan dan kelemahan kita. Kita harus memahami bahwa kita adalah seorang yang lebih dari pada pemenang Rom 8:37.
Ketika kita memfokuskan diri kepada kekurangan dan kelemahan maka kita akan mengucapkan perkataan yang sia-sia. Perkataan yang sia-sia akan menyesatkan pikiran kita Tit 1:10, dan pikiran yang sesat akhirnya akan menyesatkan perbuatan kita .
Namun, bilamana kita berfokus kepada ‘Janji Tuhan’ maka kita akan tetap bertahan di tengah ketidakpastian badai kehidupan dunia ini, bahkan kita akan keluar sebagai pemenang.
Berikut beberapa contoh mereka yang memfokuskan dirinya kepada janji Tuhan.
Tuhan Yesus Kristus dapat tidur nyenyak di tengah badai. Mark 4:35-41
Tuhan Yesus Kristus memfokuskan diri-Nya kepada ‘Janji Bapa.’
Ketika Ia menghadapi badai yang sedang mengamuk bersama para murid-murid di dalam perahu. Sementara para murid sedang ketakutan, Tuhan Yesus sedang tertidur.
Bagaimana mungkin Ia dapat tertidur di tengah badai? Saya percaya bahwa Yesus memegang Janji Bapa, yaitu Ia akan mati melalui proses penyaliban, bukan dengan cara tenggelam dalam laut.
janji inilah yang membuat diri-Nya tetap tenang, kuat, dan penuh damai sejahtera.
Petrus tertidur nyenyak ketika ia sedang menantikan hukuman eksekusi mati.Kis 12:5-9
Rasul Petrus, seorang yang memfokuskan dirinya kepada ‘Janji Tuhan’ sekalipun ia sedang menantikan eksekusi mati dari dalam penjara dengan tangan terbelenggu rantai, ia masih dapat tertidur nyenyak.
Mengapa Petrus begitu tenang dalam menghadapi kenyataan yang begitu pahit, sulit dan sudah pasti tidak mungkin dapat bebas?
Karena ia memegang janji Tuhan yang diterima ketika ia berjumpa dengan Tuhan di tepi Danau Tiberias setelah kebangkitan-Nya. Yoh 21:18
Abraham, seorang yang memfokuskan dirinya kepada Janji Tuhan Rom 4:18-21
Kitab Rom 4:18, menulis, “Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
Kata ‘terhadap janji Allah’ menggambarkan bahwa Abraham memfokuskan dirinya kepada janji Allah.

Pertama, Kita harus mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh
Hos 6:3, menegaskan bahwa orang yang berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan maka ia akan melihat janji Tuhan itu seperti Fajar atau Hujan yang terjadi dalam kehidupannya.
Kita dapat mengenal Tuhan dengan jalan membaca Alkitab, mendengar kotbah, berdoa, bersekutu dengan orang-orang yang diurapi, setia dan intim dengan Tuhan, membaca buku-buku yang diurapi.
Kita pun dapat mengenal Tuhan melalui peristiwa-peristiwa, pengalaman-pengalaman hidup bersama Tuhan.
Kita dapat mengenal Allah Penyembuh [Yehova Rapha], bilamana mengalami kesembuhan atas penyakit kita. Kita dapat mengenal Allah Sumber Damai Sejahtera [Yehova Shalom] ketika mengalami kelepasan dari ketakutan.

Kedua, Kita harus menanti-nantikan Tuhan Yes 40:31
Nabi Yesaya berkata bahwa bagi mereka yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru. Kata ‘menanti’ berarti mengharapkan, mencari dan menaruh pengharapan dalam Dia.
Jika kita yakin dan percaya kepada Tuhan, kita akan mendapatkan kekuatan baru. Kata “mendapat” berarti “menukar.” Kita akan menukar kelemahan kita dengan kekuatan Allah.
Setiap hari, kita memerlukan pertukaran kekuatan ilahi atau pertukaran hati. Pertukaran kekuatan ilahi [hati] terjadi ketika kita mulai berlutut untuk berdoa dan mulai menyembah Dia sampai hadirat-Nya memenuhi hati kita.
Di hadirat-Nya, orang-orang lemah akan mendapat kekuatan baru – Dan kekuatan ilahi inilah yang memberikan kepada kita kemampuan untuk terus memegang janji Tuhan sampai janji itu terlaksana dalam kehidupan kita.

Ketiga, Kita harus melakukan investasi [menabur]
lebih banyak daripada melakukan konsumsi untuk diri kita sendiri  2 Kor 9:6,10

Allah telah memberikan kepada kita segala sesuatu yang baik berupa: kesempatan, waktu, talenta, kesehatan, keuangan dan sebagainya.
Ada bagian yang berupa roti untuk dimakan dan ada bagian yang berupa benih untuk ditabur.
Bilamana ‘pemberian’ itu sebagian besarnya hanya dipergunakan untuk dimakan bagi diri sendiri atau kegiatan konsumsi maka ‘pemberian’ itu tidak pernah mengalami pelipatgandaan.
Namun sebaliknya, bilamana ‘pemberian’ itu sebagian besarnya dipergunakan untuk investasi [menabur] maka ‘pemberian’ itu akan mengalami pelipatgandaan.
Sebagai contoh: Ishak melakukan kegiatan investasi [menabur] ketika terjadi bencana kelaparan [kesulitan] – Kej 26:12-13
Ishak memegang janji Tuhan yang menyatakan bahwa, “Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat.” .
Ishak tidak berpangku tangan dan menjadi putus asa sebagai orang yang sedang mengalami kesengsaraan akibat bencana kelaparan, sebaliknya demi menunggu janji Tuhan, Ishak menabur [melakukan investasi] di negeri itu.
Ada usaha dan tindakan yang dilakukan Ishak yang pada akhirnya membuat dia menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya sehingga ia menjadi sangat kaya; sebab ia diberkati Tuhan.