Sabtu, 07 Januari 2012

PERGUMULAN BERAT


APA KAH ANDA DALAM PERGUMULAN YANG BERAT
ibr 12:1-7, Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu ..., supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa

Saat itu saya punya pergumulan yang berat. Dari pagi ke pagi kehidupan doa saya berisi satu keluhan yang sama: “Tuhan, saya tidak seharusnya bergumul seperti ini!” “Mengapa tidak?” suara-Nya yang sayup-sayup bertanya dari dalam diri saya pada suatu pagi.
Lalu datanglah jawabannya—kesombongan terselubung! Entah bagaimana, saya berpikir bahwa seseorang dengan kedewasaan rohani seperti saya tidak seharusnya mengalami pergumulan semacam itu. Itu benar-benar pemikiran yang menggelikan!

Pada saat yang sama, saya diingatkan tentang kisah seorang pria yang membawa pulang sebuah kepompong agar dapat memerhatikan proses lahirnya emperor moth [sejenis ulat sutra]. Saat calon kupu-kupu itu berjuang menembus celah kepompong yang kecil, sang pria memperlebar celah itu dengan ujung guntingnya. Binatang itu memang muncul dengan mudah—namun sayap-sayapnya tidak mengembang. Pergumulan melalui celah yang sempit merupakan cara Allah untuk mendorong cairan dari tubuh ke sayapnya. Pada kenyataannya, bantuan gunting yang “murah hati” itu adalah tindakan yang kejam.
ibr 12 menggambarkan kehidupan kristiani sebagai sebuah perlombaan yang melibatkan ketekunan, disiplin, dan teguran. Kita selalu membutuhkan perjuangan yang kudus untuk melawan diri sendiri dan dosa. Kadang kala pergumulan justru kita perlukan untuk menjadi pribadi yang sesuai dengan maksud Allah 

kekuatan datang dari Allah