Hari demi hari berlalu mengiringi
perjalanan cinta mereka. Pria ini tak pernah memalingkan hatinya atau
melupakan kekasihnya. Sementara sang wanita merasa berbahagia memiliki
pria ini. Hingga suatu hari, wanita ini meminta sesuatu dari kekasihnya.
Dia menginginkan sebuah kalung dengan berlian pada liontinnya. Ketika
pia ini mendengar permintaan kekasihnya, dia menolak. Dia berkata,
“Kekasihku, bukannya aku tidak mau atau tidak bisa membelikanmu kalung
itu. Tapi sangat berbahaya bila engkau memakai kalung itu. Bila ada
orang yang gelap mata, dia akan merampas kalung itu dan kalau itu
terjadi, bukan hanya
kamu yang celaka, aku juga akan sangat menderita melihatmu seperti itu.
Aku hanya tidak mau kamu mendapat celaka”. Tapi kekasihnya terus
meminta kalung itu dan tidak mau mendengar nasehatnya. Akhirnya kalung
itu pun dibeli dan dipakai oleh sang wanita.
Selang beberapa hari, apa yang
ditakutkan oleh pria ini benar-benar terjadi. Ada 2 orang
penjahat yang merampas kalung itu saat kekasihnya sedang mengendarai
motor. Kalung itu pun terampas dan wanita ini terjatuh dari motornya.
Mendengar berita ini, si pria langsung menemui kekasihnya, membawanya pulang
dan mengobati lukanya. Dengan menangis, pria ini berkata, “Mengapa
engkau tidak mau menuruti kata-kataku? Engkau mendapat celaka seperti
ini, aku merasa sepuluh kali lebih sakit daripadamu”. Wanita ini
menangis, dia menyesal dan berkata, “Maafkan aku, aku bersalah padamu
karena tidak mendengar perkataanmu dan menuruti keinginanku sendiri. Aku
menyesal. Maukah engkau memaafkan aku?”. Dengan penuh cinta kasih
pria ini memeluk kekasihnya dan berkata, “Aku memaafkanmu sejak tadi.
Aku bahagia karena aku bisa memelukmu dalam
keadaan engkau masih hidup. Mulai
sekarang, turutilah perkataanku karena aku tidak pernah akan
membiarkanmu celaka”. Kekasihnya mengangguk dan mereka menangis bahagia…
SOBAT.. Bukankah cerita
itu mirip dengan hidup kita sehari-hari yang kita lewati bersama TUHAN?
Tuhan adalah pria itu dan kita adalah sang wanita. Ketika awal kita
mengenal DIA, kita berkobar-kobar dan melalui setiap detik dalam hidup
dengan bahagia. Tetapi dengan berjalannya waktu, saat kita
menginginkan sesuatu dan memohon padaNYA, seringkali permohonan kita
tidak sesuai dengan kehendak TUHAN. Tapi kita terus memaksa dan merengek
seperti anak kecil. Saat TUHAN benar-benar mengabulkan permohonan kita,
belum tentu itu baik buat kita. Malah bisa-bisa kita kecewa karena
menuruti keinginan kita sendiri. Saat itu terjadi, barulah kita ingat
padaNYA, kita menyesal dan minta ampun.
Beruntunglah karena kita memiliki ALLAH
yang Maha Pengampun. Dia tidak pernah menolak bila kita memohon ampun
atas semua kesalahan dan kekerasan hati kita.
TUHAN tidak pernah meninggalkan
kita. Tetapi seringkali kita yang meninggalkanNYA. Dan apa yang DIA
lakukan? Denga sabar DIA menunggu
kita kembali padaNYA.
SOBAT, ingatlah :
Saat kita berhenti melangkah jauh
dariNYA, maka DIA tersenyum…
Saat kita menoleh padaNYA, maka DIA tertawa…
Saat kita berbalik padaNYA, maka DIA membuka kedua tanganNYA…
Saat kita melangkah 1 Langkah ke arahNYA, maka DIA akan BERLARI 1000 LANGKAH MENGHAMPIRI KITA….
Sungguh cintaNYA pada kita takkan pernah berkesudahan..
Saat kita menoleh padaNYA, maka DIA tertawa…
Saat kita berbalik padaNYA, maka DIA membuka kedua tanganNYA…
Saat kita melangkah 1 Langkah ke arahNYA, maka DIA akan BERLARI 1000 LANGKAH MENGHAMPIRI KITA….
Sungguh cintaNYA pada kita takkan pernah berkesudahan..