Ada
sebuah perusahaan "pembuat sisir" yang ingin mengembangkan bisnisnya,
sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.
sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.
Perusahaan
itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang yang datang
mengikuti wawancara yang diadakan. Jika di total jumlahnya hampir seratus orang
hanya dalam beberapa hari. Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk
menemukan calon yang tepat di posisi tersebut. Sehingga si pewawancara membuat
sebuah tugas yang sangat sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti wawancara
terakhir. Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di wihara. Hanya ada
3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara terakhir ini. (Mr.
A, Mr. B, Mr. C).
Pimpinan
pewawancara memberi tugas : "Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir
dari kayu ini kepada para biksu di wihara. Anda semua hanya diberi waktu 10
hari dan harus kembali untuk memberikan laporan setelah itu."
Setelah
10 hari, mereka memberikan laporan.
Pimpinan
pewawancara bertanya pada Mr. A : "Berapa banyak yang sudah anda jual ?"
Mr.
A menjawab: "Hanya SATU."
Si
pewawancara bertanya lagi : "Bagaimana caranya anda menjual?"
Mr.
A menjawab : "Para biksu di wihara itu marah-marah saat saya menunjukkan
sisir pada mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan
seorang biksu muda - dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya yang berketombe."
Pimpinan
pewawancara bertanya pada Mr. B : "Berapa banyak yang sudah anda jual
?"
Mr.
B menjawab : "SEPULUH buah. "Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan
banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di
luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10
sisir untuk para peziarah agar mereka menunjukkan rasa hormat pada patung sang
Buddha."
Kemudian,
Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C : "Bagaimana dengan anda ?"
Mr.
C menjawab : "SERIBU buah !"
Si
pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran.
Si
pewawancara bertanya : "Bagaimana anda bisa melakukan hal itu ?"
Mr.
C menjawab : "Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan
pengamatan beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang
berkunjung ke sana. Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, “Sifu, saya
melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah
cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.” Saya bilang
padanya bahwa saya punya banyak sisir dan memintanya untuk membubuhkan tanda
tangan pada setiap sisir sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara
itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah
sisir !"
Universitas
Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :
1)
85% kesuskesan itu adalah karena SIKAP dan 15% adalah karena kemampuan.
2)
SIKAP itu lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus dan
keberuntungan.
keberuntungan.
Dengan
kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan
seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial dan adaptasi.
Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap kita menghadapi
masalah.
Dalai
Lama biasa berkata : "Jika anda hanya punya sebuah pelayaran yang lancar
dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras membantu untuk membentuk
pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali untuk menyelesaikan semua
masalah."
"Anda
mungkin bertanya mengapa kita selalu berpegah teguh pada harapan ?
HARAPAN
adalah : sebuah awal yang membuat kita bisa terus melangkah dengan mantap,
berdiri teguh.