YESUS ANAK ALLAH
... lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." (Matius
27:54b)
Dalam kisah penyaliban Yesus ini, mari
kita menempatkan diri sebagai serdadu Romawi. Mulai dari bagaimana mereka
memanggil seluruh pasukan mengelilingi Yesus, menanggalkan pakaian-Nya, dan
mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Menghina-Nya, mengenakan mahkota duri di
kepala-Nya, mengolok-olok, meludahi, dan memanggil-Nya, ”Salam, hai Raja orang
Yahudi!” Pada akhirnya, si kepala pasukan melihat semua
keajaiban yang terjadi setelah kematian Yesus dan Allah menyingkapkan matanya,
lalu ia berkata dengan ketakutan, “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah!”
Coba kita bayangkan perasaan si kepala
pasukan itu; Ia
baru saja ikut memerintahkan, menghina, memukuli, meludahi seorang bernama
Yesus, yang tak dinyana adalah Anak Allah, Raja di atas segala Raja. Hatinya
pasti sakit dan menyesal "Mungkinkah aku diselamatkan?”
Seringkali kita juga mengalami keadaan
seperti kepala pasukan itu, ketika kita terjerembab dalam lubang dosa dan
kesalahan yang dalam. Saat kita sadar, kita pun gemetar dalam ketakutan,
“Masihkah Tuhan mengampuniku?” Jawabnya adalah “Ya.” Sama seperti kepala
pasukan yang mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, pada saat kita melihat Dia
sebagai Anak Allah, kita memandang Dia sebagai Anak Domba Allah yang menebus
dosa kita, yang oleh-Nya kita beroleh pengampunan.
Sejarah mencatat, kepala pasukan yang
bernama Longinus itu menjadi pengikut Yesus yang setia dan mati sebagai martir