Rabu, 21 September 2011

ARTIKEL - BAGAIKAN SEEKOR KELEDAI


Sebagai imam baru, saya pernah diundang untuk menjadi
pembicara di salah satu Persekutuan Doa yang terkenal dan jumlah
anggotanya cukup banyak. Di depan gedung dimana “Life in the
Spirit Seminar” itu diseleng­garakan, ada spanduk yang
dibentangkan. Disitu tertulis dengan huruf yang berukuran agak
besar “JESUS IS LORD,” tetapi dibawahnya ada tulisan juga yang
hurufnya agak lebih besar lagi, “SPEAKER: FR. NOEL VILLAFUERTE SDB.” Wow. jantung saya tiba-tiba berdebar dan ego saya melompat-lompat! Apalagi pada saat saya melihat sekilas dari belakang panggung betapa penuh sesak aulanya dengan orang-orang yang datang mau men­dengarkan dan melihat seorang pastor muda yang baru ditahbiskan! “It’s showtime!” saya berkata di dalam hati. Namun memang Tuhan itu selalu punya cara untuk menegor dan menyadarkan anak-Nya yang sombong dan tidak tahu diri. Tiba-tiba entah karena cuaca atau apa, suara saya hilang! Air putih, jus jeruk, vitamin C, permen mint dan macam-macam obat lain lagi dimasukin di tenggorokan saya, tetapi tak ada satupun yang bisa menolong! Suara saya tetap tidak keluar. Akhirnya, karena acara tidak bisa ditunda lagi maka ada seorang pastor senior yang baik hati yang menggantikan saya secara darurat! Sementara di pojok sebuah ruangan, dengan kepala tertun­duk, saya berdoa di dalam hati, “Maafkan hamba-Mu, ya Tuhan, dan terima kasih! Aku mengerti apa yang Kau ingin sampaikan.” Dan saya mengambil keputusan pada saat itu juga: “Mulai saat ini nama saya tidak akan pernah tampil lagi lebih besar daripada YESUS ADALAH TUHAN!”

Waktu Yesus masuk ke Yerusalem, seperti dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama, Ia mengendarai seekor keledai. Saya mau ber-fantasi sedikit dan membayangkan pengalaman serta perasaan si keledai itu. Pasti dia sangat bangga pada Penumpangnya... ini bukanlah orang biasa... ini adalah Yesus dari Nazaret, Guru yang terkenal di seluruh bangsa! Tetapi pada saat orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan dan ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan, jantungnya mulai berdebar dan egonya melompat-lompat! “Wow! Lihat semua perhatian dan penghormatan yang orang banyak ini berikan kepada SAYA!” Baru dia sadar akan kebodohannya pada saat Yesus itu sudah turun, dan orang berbondong-bondong mengikuti-Nya kemana saja, sedangkan dia itu ditinggalkan dan tak diperhatikan lagi!
Ternyata orang yang suka meninggikan diri dan menganggap diri
lebih besar daripada Tuhan tidak jauh beda dari seekor keledai!
Oleh karena itu, Yesus mengajak kita, Marilah kepada-Ku... dan
 belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah
hati. “Tuhan, berikanlah kepadaku hati yang baru... hati yang
lembut dan taat, serta kesadaran bahwa aku ini hanyalah alat-Mu
 yang tak berguna bagaikan seekor keledai. Amin