Senin, 05 September 2011

PENJAGA UNTA - ARTIKEL


DG adalah seorang remaja penjaga unta, tetapi ini bukan keinginannya. DG ditangkap oleh tentara-tentara ketika desanya diserang. Usianya 7 tahun ketika dia dijual sebagai seorang budak kepada sebuah keluarga  di Tuobon, Bahr el Gazel.
Suatu hari seekor unta kabur. Tuannya hanya memandang tajam kepada budak remaja ini ketika tuannya mendengar tentang berita ini, lalu berkata, "Bisa-bisanya kamu melakukannya. Kamu harus membayarnya! Kamu budak yang bodoh, harusnya aku membunuhmu sekarang!" Ancaman terlukis di wajah tuannya, tetapi ada sesuatu yang menahannya pada saat matanya yang penuh kemarahan menembus ke dalam mata DG yang ketakutan. DG bersyukur bahwa dia terlepas dari kemarahan besar tuannya, paling tidak untuk saat itu.
Hari berikutnya dia mengendap keluar untuk beribadah di gereja kecil di seberang desa tuannya. DG dari kecil dididik sebagai Kristen, dan bahkan saat berusia muda, dia berkeinginan untuk bersekutu dengan saudara seiman lain dan menyembah Tuhan Yesus.
Ketika budak remaja ini kembali untuk menjaga unta-unta, tuannya sudah menunggunya. "Dari mana saja kamu?" tanyanya. Karena ketakutan, dia tidak menjawab dengan segera, lalu DG berkata kepada tuannya bahwa dia baru saja pergi ke gereja.
ang tuan berbalik dan berjalan menuju gubuk. Dia kembali dengan sebuah papan yang besar, beberapa paku yang berkarat, dan sebuah palu. Kaku di dalam ketakutan, DG diseret keluar pagar yang mengelilingi rumah tuannya, di mana dia dipaksa terlentang di atas tanah dengan kakinya di atas papan. Tuannya makin bengis, ia mulai mengayunkan palunya pada paku yang panjang menembus salah satu lutut D dan memaku kedua telapak kakinya di papan.
DG berteriak dalam kesakitannya yang luar biasa, menangis keras meminta pertolongan.
Saat itu seseorang lewat, mengendap ke arah pagar dan membawa DG ke rumah sakit untuk mencabut papan dan paku-paku dari tubuh DG. Seminggu kemudian, anak remaja ini ditebus dari tuannya oleh orang baik yang membawanya ke rumah sakit.
DG sedih karena dia tidak dapat berlari cepat seperti remaja lainnya, tetapi dia berkata dia telah memaafkan orang yang memaku lututnya pada papan. Dia tahu bahwa Yesus dipaku di kayu salib, yang membuat semua dosa kita diampuni.
Comments