Jumat, 02 September 2011

MISSIONARIS CINA - KESAKSIAN PENGINJILAN


Pembantaian dikota Lli baliq – Tahun 1342
Salah satu misi penginjilan paling awal dan berhasil dengan baik di China adalah di tempat yang paling  tidak mungkin – Kota perbatasan Lli Baliq (sekarang di kenal sebagai Yining) yang berada di wilayah terpencil di barat laut China. Pada abad ke 14, Lli dianggap sebagai bukan bagian dari China yang beradab. Ribuan penjahat dan orang Kristen teraniaya dibuang di sana untuk menghabiskan sisa hidup mereka dalam pembuangan.
Sekelompok orang Kristen dewasa, dipilih oleh pemimpin gereja, mempelopori penginjilan di tempat yang terlantar ini. Diantara mereka adalah Francis dan Raymond Ruffa, 2 pastur dari Alexandria, Mesir dan 4 pria lainnya: Peter dari Prancis, Lawrence dari Mesir, Matthew dari Hungaria dan John dari India. Mereka melakukan perjalanan mengitari wilayah yang populasi penduduknya tersebar dengan menunggangi unta dan kuda, menginap di tenda-tenda pengembara Mongolia dan berhasil memenangkan banyak keluarga kepada Kristus.
Segera setelah para pria tersebut tiba, pangeran Lli jatuh sakit. Francis dari Alexandria menolong dan mendapatkan kemurahan hati sang pangeran dan ayahnya, khan. Para misionaris menikmati kemerdekaan mengabarkan Kabar Baik selama beberapa tahun. Pada tahun Juni 1342 sang khan diracuni oleh salah seorang pangeran, seorang fanatik ‘Agama Lain’. Sang pembunuh merebut tahta dan mengeluarkan sebuah dekrit yang isinya memerintahkan semua orang Kristen harus meninggalkan iman mereka dan memeluk ‘Agama Lain’. Ketidak-patuhan akan berakibat pada kematian. Bagaimanapun, orang-orang Kristen dengan berani terus berkumpul dan menyembah Tuhan.
Para missionaris di Lli ditahan. Mereka dirantai bersama dalam satu baris, sementara sekelompok gerombolan ‘Agama Lain’ memukuli mereka dengan tongkat dan cambuk. Walaupun dipukuli dengan hebat, orang-orang percaya menolak untuk menyangkal iman mereka. Orang-orang banyak yang menonton bereaksi dengan memotong hidung dan kuping para misionaris. Para misionaris ini berseru kepada Yesus dan terus memperkatakan Firman Tuhan kepada para penganiaya mereka. Akhirnya gerombolan ‘Agama Lain’ ini memenggal kepala mereka.
Orang-orang Kristen setempat, termasuk etnis Uyghur, Kazakh, Mongol, Rusia dan Han China menolak untuk pergi. Mereka dijebloskan dalam penjara dan disiksa secara keji. Banyak orang Kristen Lli mati sebagai martir di bawah monarki brutal ‘Agama Lain’. Walaupun adanya badai penganiayaan, gereja di Lli selamat. Luar biasanya, Injil masih dikabarkan di wilayah terpencil ini sampai sekitar 400 tahun kemudian, berarti sampai kira2 1742.