Senin, 05 September 2011

DENGAR SUARA TUHAN - ARTIKEL


Listening to God
Ketika kita berusaha untuk mendengar suara Tuhan, walaupun kita ingin mengikuti pimpinan Roh Kudus, kita akan dicobai oleh Iblis. Bagaimana kita dapat membuat keputusan yang bijaksana? Mendengarkan harus menjadi hal yang utama dalam hidup kita jika kita ingin bertumbuh menjadi seorang pemimpin dan sebagai orang yang berusaha mencari Tuhan. Yesus merespon pencobaan tersebut dengan Firman Tuhan, tetapi Ia tidak merespon setelah benar – benar mendengarkan. Ia mendengarkan Roh Kudus dan apa yang keluar dari mulutnya adalah hasil dari mendengarkan.
SEorang teman dekat saya mengajarkan kepada saya jika anda bukanlah seorang pendengar yang baik, anda tidak mempunyai sesuatu yang baik untuk dikatakan. Saya menemukan hal menarik dalam pelayanan Yesus yang hanya berlangsung selama 3 tahun.
Pada usia 12 tahun, apakah ia mencengangkan para ahli taurat dengan khotbah dan pengilustrasiannya yang luar biasa? Sebaliknya, Alkitab memberitahukan kita Yesus mencengangkan para ahli taurat, bukan dengan khotbahnya tetapi dengan pertanyaanNya.
Francis Schaeffer  pernah berkata jika ia mempunyai waktu selama satu jam untuk dihabiskan dengan seseorang yang ia tidak kenal, ia akan menghabiskan waktu 55 menit pertama untuk mengajukan pertanyaan. Dengan kata lain, ia akan menghabiskan waktu untuk mendengarkan daripada untuk berbicara. Mengapa di dunia ini, kita merasa seakan kita harus berbicara sepanjang waktu? Mengapa kita, yang menjadi pengikut Kristus dan mengajarkan Injil, berjuang untuk duduk diam, mendengarkan dan mengajukan pertanyaan? Tidakkah Yesus sering  menyendiri untuk berdoa dan mendengarkan Tuhan?
KEtika duduk di bangku yang berada di sebuah taman di Selatan California, mata saya tertuju pada sepasang burung yang sedang terbang di atas gunung. Yang seekor adalah burung puyuh, dengan sibuk mengepakkan sayapnya seakan ia akan jatuh jika ia tidak berusaha sekeras mungkin. Burung yang lain, seekor rajawali, membumbung tinggi di atas puncak pepohonan dengan santai. Sayapnya dibentangkan lebar di samping tubuhnya dan ia terlihat anggun melampaui dedaunan dan dahan pohon. Untuk sementara, mata saya terpaku pada perbedaan yang kontras itu dan saya melupakan pada kegiatan di gereja kami yang sedang direncanakan. Saya lupa pada batas waktu dan masalah. Saya hanya menonton dan melihat kedua burung itu.
“orang – orang menanti – nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru; mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya;mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Yes 40:31
Saya pendengar yang buruk, tetapi dengan kasih karunia Tuhan, saya akan tenang dan terbang kembali.
Comments