Rabu, 23 November 2011

SEMAKIN LANGKAH- ARTIKEL


SEMAKIN LANGKAH
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu murah hati,  Lukas 6:36
Murah hati selalu berkenaan dengan sikap memberi; entah memberi waktu, tenaga, materi, atau juga memberi diri. Namun, tidak semua pemberian bertolak dari kemurahan hati. Sebab bisa saja orang memberi dengan maksud tertentu, alias ada pamrihnya.
Bahasa Yunani murah hati adalah eleemon (bahasa Ibrani: khessed). Kata ini mengandung tiga pengertian:
·       Simpati, kesediaan untuk menangung kesusahan dan kesedihan orang lain
·       Empati, kesediaan untuk menempatkan diri pada “posisi” orang lain; ikut merasakan dan mengalami apa yang orang lain rasakan dan alami
·       Pengampunan, kesediaan untuk memaafkan orang lain yang menyakiti, lalu memulai kembali relasi baru tanpa dibayangi kebencian.
Pada zaman modern sekarang ini, nilai-nilai kemurahan hati semakin terkikis. Simpati menjadi sesuatu yang langka. Orang bisa sambil tertawa-tawa membicarakan musibah yang menimpa orang lain, atau bahkan tega menambah kesulitan kepada orang lain yang hidupnya sudah susah. Empati juga semakin sukar ditemui. Orang gampang  melontarkan celaan, fitnahan, gosip, ejekan terhadap orang lain, tanpa memikirkan bagaimana kalau mereka atau keluarga mereka yang mengalaminya. Begitu pula pengampunan, semakin mahal. Yang subur justru balas dendam; mata ganti mata, gigi ganti gigi, pukulan dibalas pukulan, bom dibalas bom. Malah semakin runyam.
Kemurahan hati adalah cerminan sifat Allah Bapa. Dan tugas kita adalah terus menumbuhkan dan mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu kita bisa memulainya dari lingkungan kita yang paling dekat – keluarga, lingkungan Rt, Rw, gereja,…….
KEMURAHAN HATI PADA ZAMAN SEKARANG INI IBARAT SEGELAS AIR SEGAR DI PADANG GERSANG , LUK 6:27-36