Senin, 01 Agustus 2011

PERGAULAN MUDA-MUDI KRISTEN

Pergaulan Muda-Mudi Kristen
A. Pergaulan Umum
Manusia diciptakan bukan saja sebagai makhluk individu, tetapi juga sebagai makhluk sosial (Kej 2:18, 3:8). Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, tetapi juga harus bergaul satu dengan yang lain. Pergaulan juga merupakanalat sosialisasi  bagi manusia, yang melaluinya kita disiapkan untuk hidup bermasyarakat.

Ternyata, hubungan antar manusia (human relation) ini sangat memerlukan keberhasilan dalam kehidupan seseorang, baik dalam bidang pekerjaaan maupun dalam hidup berumah tangga, Karena itu penting sekali kita mempelajari seni bergaul yang baik.

Ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan agar kita dapat bergaul dengan baik di tengah-tengah masyarakat , yaitu:
1.  Tinggalkan persoalan sendiri dan pikirkan hal yang menarik perhatian orang.
2.  Manfaatkan kebaikan dan abaikan kelemahan orang lain.
3.  Kembangkan sikap sopan santun dan keramahtamahan
4.  Belajarlah mengingat nama orang lain (terutama yang telahkita kenal atau temui)
5.  Biasakan senang mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf.
6.  Belajarlah untuk memuji dan memberi penghargaaan kepada orang lain dengan tulus
7.  Berilah kesempatan dan dorongan agar orang lain mau berbicara
8.  Ucapkanlah kata-kata yang tepat, berguna dan bijaksana.
9.  Milikilah kejujuran ketulusan hati.
10.      Selalu memohon kepada Tuhan untuk membentuk hidup kita yang lebih baik

Pergaulan khusus antar lawan jenis terbagi atas kencan, pertunangan dan pernikahan. Namun yang akan dibahas disini adalah masalah berkencan. Istilah kencan biasanya berkaitan dengan pengertian seorang pria dan wanita yang belum menikah, mengadakan janji untuk bertemu dan pergi bersama.

HUBUNGAN kencan ini terbagi dalam:
1. Kencan BIASA
Dalam bentuk kencan ini biasanya seorang pria belum mempunyai perasaan khusus terhadap seorang wanita, demikian pula sebaliknya. Walaupun akhirnya karena sering bertemu, pergi bersama, bisa saja hubungan ini mengarah pada pacaran. Bentuk kencan ini bisa berupa belajar bersama, mengikuti aktivitas gereja bersama atau sekolah bersama, dsb. Pada tahap ini teman kencan belum dibatasi dan biasanya sama sekali belum memikirkan atau membicarakan kemungkinan hidup bersama.

2. Kencan Khusus
Dalam tahap ini kedua belah pihak sudah saling menyatakan perasaaan hatinya sehingga masing-masing mulai belajar lebih mengenal satu sama lain secara lebih mendalam. Kemungkinan untuk hidup bersama sudah mulai dibicarakan. Dan teman kencan dibatasi hanya pada satu orang saja.
Kapan sebaiknya mulai seorang berpacaran?
Bila sudah dewasa dan siap untuk menikah. Dianjurkan untuk tidak berpacaran pada masa remaja atau pubertas, karena pada masa tersebut seseorang masih belum stabil (lebih mudah berubah), sehingga belum dapat membedakan cinta sejati (yang berisi pengabdian, pengertian dan tanggung jawab), dan cinta monyet (masih meletup-letup dan mudah berubah).




B. Tips Memilih Teman Hidup
Mendapatkan teman hidup yang sesuai dengan kehendak Allah adalah hal yang sangat penting, karena dalam iman kristen tidak boleh ada perceraian (Mat 19.6)

Cara yang keliru yang harus dihindari misalnya:
1.  Mengadakan pelet atau guna-guna
2.  Sistem tunjuk Alkitab secara Acak/menggunakan Alkitab sebagai buku nujum
3.  Minta tanda secara magis seperti horoskop dst
4.  Tidak menggunakan standar secara Alkitabiah, seperti memilih berdasarkan keinginan mata (Ams 31:30), atau karena daya tarik materi

Ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam berkencan yang mengarah kepada pernikahan, yaitu:
1.  Apakah kita sepadan ?
·         Dalam iman. Carilah orang yang sudah lahir baru (2Kor 6.14)
·         Dalam segi fisik. Sebaiknya pria lebih tua 4 tahun
·         Dalam pendidikan. Bila ternyata tingkat pendidikan jauh berbeda, maka biasanya akan menimbulkan masalah di dalam hal berkomunikasi. Dianjurkan bagi yang masih belajar untuk menyelesaikannya terlebih dahulu dengan baik (Ams 24.27, Kid 3.5)
·         Dalam segi sosial. Perbedaan status sosial, tingkat ekonomi, adat kebiasaan, suku atau bangsa perlu menjadi pertimbangan, sebab hal ini sangat berpotensi untuk menimbulkan masalah yang memerlukan banyak waktu untuk beradaptasi satu dengan yang lain.
Untuk menentukan apakah kita sudah menemukan pasangan yang sepadan dibutuhkan waktu. Cinta sejati tahan terhadap ujian waktu. Cinta sejati tidak memudar. Bahkan makin bertumbuh seiring dengan berlalunya waktu.
2. Apakah Orang Tua Setuju?
Efesus 6.1-3 memerintahkan kita agar taat dan hormat terhadap orang tua. Banyak kita orang-orang muda sering menganggap orang tua sebagai penghalang bagi keinginan hati kita, padahal Allah seringkali menyatakan kehendakNya melalui orang tua kita (yang seiman). Biasanya orang tua memiliki pandangan yang lebih realistis dibandingkan dengan kita anak-anak muda, apalagi yang sedang jatuh cinta. Jadi restu orang tua sangat penting bagi kebahagiaan hidup rumah tangga kita.

3. Apakah Kita Bersih secara Moral?
Kita harus senantiasa hidup menyenangkan dan memuliakan TUHAN (2Kor 5.9). Masa pacaran jangan digunakan untuk melampiaskan nafsu berahi, namun untuk saling mengenal pribadi satu dengan yang lain lebih mendalam. Karena itu hindarilah percumbuan, tempat-tempat sepi dan gelap, dan hal-hal yang dapat menimbulkan nafsu berahi (Misalnya nonton blue film, menggunakan pakaian yang merangsang, dll). Sebaiknya isilah waktu pacaran dengan hal hal yang positif seperti berolah raga, belajar bersama, mengikuti kegiatan gereja dsd.

C. Etika yang Harus Diperhatikan Waktu Berpacaran
1.  Tunjukkan saling menghormati. Jangan membiasakan meraba-raba
2.  Pilih waktu dan tempat yang tepat dan layak untuk berpacaran
3.  Hindari kebiasaan yang dapat menimbulkan berahi. Contoh: berciuman. Karena berciuman akan menimbulkan nafsu berahi.
4.  Jangan bertamu (wakuncar) sampai larut malam (terlalu lama)
5.  Hormati orang tuanya ( cara berbicara dan bertingkah laku)
6.  Jangan terlalu demooontratif dalam berpacaran.
7.   Berpikirlah selalu dengan pikiran yang bersih dan memuliakan Tuhan
D. Alasan untuk Menghindari Hubungan Seks Pra-Nikah
1.  Alkitab memandang hubungan seks itu baik hanya dalam konteks pernikahan ( Kej 1:27-28). Karena itu perlu sekali untuk menjaga kesucian ( Ibr 13:4) selama berpacaran
2.  Ada resiko hamil diluar nikah : malu
3.  Mengakibatkan rasa bersalah yang mendalam
4.  Menimbulkan ketidakpercayaan, ketakutan dan kecurigaaan, bahkan dapat menimbulkan perasaan benci ( II Sam 13:15)- Kasus Amnon dan Tamar
5.  Merusak malam pertama pernikahan
6.  Mengakibatkan hal-hal yang negatif secara rohani, yakni:
·       Kedamaian dalam jiwa menjadi pudar (1Pet 2:11)
·       Hubungan persekutuan dengan Tuhan akan terganggu, sehingga kita seperti kehilangan gairah untuk hal-hal yang rohani (Yes 59.2, Yoh 3.20)
·       Kegunaan kita bagi Tuhan akan berkurang (2Tim 2.21)
·       Menungundang hukuman Allah

Perhatikan proses jatuh ke dalam dosa seks pra-nikah:
Selalu bersama-sama –> berpegangan tangan –> berpelukan –> berciuman –> berciuman yang lama (bibir) –>; mulai berahi –> mulai meraba –> saling terangsang –> percumbuaan ringan –> percumbuan berat –> saling memainkan organ seks –> hubungan seks.
Jadi hindarilah tindakan-tindakan seksual pada taraf yang paling dini, agar kita tidak “hangus terbakar”. Sebaliknya milikilah hubungan pergaulan muda-mudi yang sehat yang berdasarkan Firman Tuhan.