Minggu, 24 Juli 2011

TUJUH TUKANG GERGAJI (ARTIKEL)



Disebuah tempat penggergajian kayu, ada tujuh tukang gergaji yang bekerja bersama-sama. Mereka telah memiliki beberapa potong kayu untuk digergaji. Mereka bekerja sambil berbincang satu dengan yang lain.  Tukang gerjaji - gergaji mulai berbincang :
1 :  lihat kayu ini baru saja ditebang dan masih hijau, gigi gergajiku    
      pasti akan tersangkut didalamnya. Aku akan pergi dulu sambil
      menunggu kayu ini kering.” Lalu ia pergi meninggalkan kayu- 
      kayu itu  sambil membawa gergajinya yang tajam.
2 :  Gergajiku tumpul, tidak bisa digunakan untuk menggergaji kayu
      yang sangat keras ini. Aku akan lapor pada pemimpin supaya
      gergajiku ditajamkan dulu sehingga aku dapat menggunakannya
      nanti.
3 :  Lihat kayu ini penuh benjolan pasti akan sulit digergaji. Aku
      akan meminta pemimpin menggantikan kayu benjolan ini dengan
      yang lurus. Aku pasti akan mengerjakannya dengan senang hati.
4 :  Ini kayu besi yang sangat keras, lebih keras daripada kayu jati.
      Aku akan meminta pemimpin menggantikannya dengan kayu jati
      supaya dapat kugergaji.
5 :  hari ini sangat panas, aku akan menunggu sampai udara mulai
      dingin baru aku akan menggergaji nanti.
6 :  Situkang gergaji keenam pun tidak mau kalah “ Aduh kepalaku
      sakit sekali, tunggu sebentar nanti kalau aku sudah sehat pasti
      kayu-kayu ini kugergaji semua.
Kini tertinggal hanya tukang gergaji ketujuh(7) :
Ia memandang kayu besi yang masih hijau itu penuh benjolan sambil memegang gergajinya yang mulai tumpul. Cuaca memang sangat panas sehingga kepalanya pening. Tapi, ia mengambil batu pengasah untuk menajamkan gergajinya dan mulai menggergaji kayu besi yang penuh benjolan itu. Ternyata kayu itu dapat digergaji dengan baik, bahkan gigi-gigi gergajinya tidak tersangkut sama sekali. Tentu saja , ia sangat senang. Penghiburan ini telah menghilangkan sakit kepalanya. Keringat mulai membasahi tubuhnya dan hari panas mulai terasa sejuk. Setelah selesai dengan bagiannya, pemimpin memberi beberapa potong kayu lagi untuk dikerjakan.
Hari itu, ia mendapatkan upah yang sangat banyak karena ia tidak putus asa menghadapi kesulitan yang menghadang dan terus berusaha.

Dalam menggapai impian kita sering menghadapi kesulitan, namun kita tidak boleh menyerah. Kita justru harus berusaha lebih keras lagi  pantang menyerah untuk mewujudkannya. 
Ibr 13:5 b-6a “Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut.
Tuhan Yesus memberkati