Minggu, 24 Juli 2011

JUARA (ARTIKEL)

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap       
mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak final.
Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan  mobil buatan sendiri,
Sebab itu peraturannya. Ada seorang anak bernama Mark; mobilnya tak istimewa,
dibanding semua lawannya, beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu,
krn tdk  menarik dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya,
tak sebanding dengan hiasan mewah lawannya.

Tibalah saat yang dinantikan, final kejuaraan setiap anak mulai bersiap di garis start,
untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang.
Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya.
Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah di antaranya.
Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai.
Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata,
"Ya, aku siap!". Dor!!! Tanda telah dimulai. mereka mulai mendorong mobilnya
kuat-kuat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat,menjagokan mobilnya.

"Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka. Ahha...sang
pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai.
Dan... Mark-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark.
Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih."
Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala
itu diserahkan, ketua panitia bertanya.
"Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?"
Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark. Ia lalu
melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku
mengalahkan orang lain, aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak
menangis, jika aku kalah."
Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah
gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.
Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang/juara  dalam perlombaan ini
, dan menyakiti yang lainnya.

Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi
kekalahan. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan
dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk
berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering
juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadikan kita  yang
terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan,
untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. 

Bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya?
Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat, dan merasa cengeng dengan
kehidupan ini, tak ada semangat perjuangan didalam ujian yang akan kita lalui?
Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian. Berdoalah
agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu ujian tersebut. amin