Sabtu, 23 Juli 2011

Berkat Yang Tersamar (ARTIKEL)


Sering kali pada saat kejadian yang tidak menyenangkan menimpa, kita bertanya-tanya mengapa TUHAN membiarkan hal itu terjadi? Terlebih bila selama ini kita merasa telah menjadi anak Tuhan yang baik. Mengapa hal-hal buruk masih terjadi pada kita? Ada peristiwa-peristiwa dalam hidup kita yang sulit dimengerti pada saat kita mengalaminya.
Ada sebuah kisah tentang seorang raja yang mempunyai seorang teman baik. Temannya ini punya kebiasaan berkomentar, "Ini bagus!" atas semua situasi dalam hidupnya, positif maupun negatif. Suatu hari Sang Raja dan temannya pergi berburu.  Temannya mempersiapkan dan mengisikan peluru untuk senapan Sang Raja.  Kelihatannya Sang Teman melakukan kesalahan dalam mempersiapkan senjata tersebut, karena setelah raja menerima senapan itu dari temannya, senapan itu meletus dan mengenai jempolnya. Seperti biasa Sang Teman berkomentar, " Ini bagus!", yang oleh raja dijawab,"Tidak, ini tidak bagus!" dan raja tersebut menjebloskan temannya kepenjara.
Setahun kemudian, Sang Raja pergi berburu ke daerah yang berbahaya. Ia ditangkap oleh sekelompok orang kanibal, mereka bersiap untuk membakarnya.  Ketika mereka mendekat melihat bahwa Sang Raja tidak mempunyai jempol. Karena percaya pada tahayul, mereka tidak pernah makan orang yang tidak utuh. Jadi mereka membebaskan raja itu. Dalam perjalanan pulang, raja tersebut ingat akan kejadian yang menyebabkan dia kehilangan jempolnya dan merasa menyesal atas perlakuannya terhadap teman baiknya.  Kehilangan jempol ataupun kebebasan karena di penjara bukanlah hal yang menyenangkan. Namun karena 2 peristiwa itulah, Sang Raja dan temannya tidak menemui ajalnya dalam peristiwa itu.
Demikian pula dalam hidup kita, ada peristiwa yang menyebabkan kita kehilangan materi, mata pencaharian bahkan orang yang kita kasihi. Tentu saja itu membuat kita sedih, kesal, marah, bahkan menggugat TUHAN karenanya. Beberapa di antara kita mengalami pergumulan batin yang panjang karena penolakan kita atas kejadian yang tidak menyenangkan ini. Ada yang menolak begitu keras, sehingga menjauh dari TUHAN. Jadi, seperti kata Anthony de Mello, marilah belajar untuk berkata "YA" terhadap setiap peristiwa dalam hidup kita. "YA" berarti menerima tanpa syarat segala sesuatu yang direncanakan TUHAN dalam hidup ini. Pada saatnya nanti, kita akan dapat "melihat" berkat-berkat yang tersamar dalam berbagai peristiwa di kehidupan kita. Tuhan bekerja dengan caraNya Yer 29:11. Amin.