Minggu, 24 Juli 2011

JANGAN PERNAH MENUKAR KEBAHAGIAAN DENGAN KEMEWAHAN (ARTIKEL )


Seorang Raja seharusnya puas dengan kehidupannya, dengan segala harta benda dan kemewahan yang ia miliki, tetapi sang Raja selalu bertanya-tanya mengapa ia tidak pernah puas, ia merasa ada sesuatu yang kurang.
Suatu hari, Sang Raja mendengarkan hambanya bernyanyi dengan riangnya
bersenandung gembira dan wajahnya memancarkan sukacita serta kepuasan.
Lalu sang Raja bertanya mengapa ? "Yang Mulia, apa yang saya peroleh cukup untuk menyenangkan istri dan anak-anak saya. Kami tidak memerlukan banyak, sebuah atap di atas kepala kami dan makanan yang hangat untuk mengisi perut kami. Istri dan anak-anak saya adalah sumber inspirasi saya, mereka puas dengan apa yang bisa saya sediakan walaupun sedikit.

Kemudian Sang Raja memanggil asistennya  dan menceritakan kehidupan hambanya; "Yang Mulia, saya percaya si hamba itu belum menjadi bagian dari kelompok 99." Raja tidak mengerti.
Asisten meletakkan 99 koin emas didepan rumah hambanya.
Esok harinya, ketika si hamba baru saja hendak melangkahkan kakinya keluar rumah, matanya melihat sebuah kantung dibukanya: ia melihat begitu banyak koin emas di dalamnya, ia langsung berteriak girang. Kemudian ia memanggil istri dan anak-anaknya keluar memperlihatkan temuannya.
Si hamba meletakkan kantung tersebut di atas meja, mengeluarkan seluruh isinya dan mulai menghitung. Hanya 99 koin emas, dan ia pun merasa aneh. Dihitungnya kembali, terus menerus dan tetap saja, hanya 99 koin emas.
Si hamba mulai bertanya-tanya, kemanakah koin yang satu lagi? Tidak mungkin seseorang hanya meninggalkan 99 koin emas. Ia pun mulai menggeledah seluruh rumahnya, mencari koin yang terakhir. Setelah ia merasa letih dan putus asa, ia memutuskan untuk bekerja lebih keras lagi untuk menggantikan 1 koin itu agar jumlahnya genap 100 koin emas.

Ia bangun lebih pagi dengan suasana hati yang buruk, berteriak-teriak kepada istri dan anak-anaknya, ia bekerja keras agar ia mampu membeli 1 koin emas. Si hamba bekerja tidak seperti biasa, ia seharian bekerja dengan bersungut2.  
dan tidak menyadari bahwa sang Raja memperhatikan dirinya, Raja bingung melihat sikap si hamba yang berubah begitu drastis ;bukankah seharusnya si hambanya berbahagia karena memiliki banyak emas.
Namun ternyata " tidak  pernah merasa puas, tidak menjadi orang yang sama lagi, tetapi  terus menghendaki lebih dan lebih dan memiliki keinginan seperti itu dan membayar harga yang tidak kita pun sadari. Kehilangan waktu tidur, kebahagiaan, dan menyakiti orang-orang yang berada di sekitar kita hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita sendiri.

Melihat  itu, sang Raja memutuskan bahwa untuk selanjutnya, ia akan mulai menghargai hal-hal yang kecil dalam hidup.
Sahabat, berusaha untuk memiliki lebih itu baik, tetapi jangan berusaha terlalu keras sehingga kita kehilangan orang-orang yang dekat dengan kita, jangan pernah menukar kebahagiaan dengan kemewahan!