Sabtu, 23 Juli 2011

KIKIR ALIAS PELIT (ARTIKEL)


Alkisah, sebuah desa di Perancis sedang panen anggur. Seperti biasanya, setiap panen anggur selalu diakhiri dengan pesta warga. Pesta itu merupakan swadaya penduduk, dari warga untuk warga oleh warga dimana setiap keluarga petani harus menyumbangkan sejumlah makanan dan minuman.
Dan ada satu tradisi yang harus dipenuhi seluruh penduduk: setiap keluarga bersama-sama mengisi sebuah tong anggur sampai penuh. Setiap keluarga akan membawa lima liter anggur dan memasukkannya ke dalam tong besar yang akan mereka minum bersama-sama. Ketika malam tiba, saat pesta dimulai, kepala desa yang juga petani anggur, diminta warga untuk membuka tong tersebut. Acara selanjutnya, anggur itu akan dibagi-bagikan kepada semua orang untuk diminum bersama-sama. Sang kepala desa lalu membuka penutup tong, dan mengisi gelas pertama dan mencicipinya. Tapi ternyata isinya hanya air tawar...!
Kepala desa tersentak dan ingat sesuatu yang terjadi tadi siang. Diseretnya seorang warga ke depan, ditudingnya si warga itu dan berseru, "Hei, kamu petani kikir! Tadi siang kutahu engkau menuangkan lima liter air tawar ke dalam tong ini! Lihatlah, perbuatanmu telah membuat seluruh anggur yang sudah kita panen menjadi tawar!" Si tertuduh terdiam malu sekali. Dia memang melakukannya.
Sang kepala desa dalam perjalanan pulang usai pesta yang gagal itu berpikir keras, "Bagaimana mungkin lima liter air tawarku ditambah yang dituangkan petani kikir itu mampu menawarkan seluruh anggur dalam tong sebesar itu?"
Tetapi rupanya setiap warga desa itu pun berpikir sama seperti kepala desanya! Setiap warga hanya membawa lima liter air tawar dan menahan anggur terbaik masing-masing di rumahnya. Semua mereka yakin bahwa dalam tong sebesar itu sedikit air tawar tidak mungkin ketahuan. Tetapi sayangnya mereka kehilangan pesta warga dan kebanggan hati yang wajar. “ Seringkali kali kita seperti mereka menahan berkat yang Tuhan sudah berikan sehingga kita kehilangan berkat sukacita dari Tuhan yang tidak bisa dibeli dengan apapun. Tuhan Yesus memberkati.”